Ruangan itu, adalah kelas bagi mereka, sebuah ruangan yang terbengkalai di sekolah dan di ubah menjadi tempat layak pakai yang penuh cerita.
Ruangan itu kini penuh suara canda tawa, banyak yang tidak tahu tentang ruang itu, yang mereka harapkan, ruangan ini akan tetap ada untuk menyatukan perbedaan mereka.
"Kau hebat Namjoon hyung, aku harap aku bisa menjadi seperti dirimu, kau begitu tangguh," Jungkook, pria itu berkata kepada Namjoon yang disebelah nya, duduk diatas meja dan menatap luar dari jendela ruangan.
"Aku dan dirimu sama saja, hebat dan tangguh, kau seperti itu. Kau tak percaya?" kini Namjoon bertanya dengan menoleh kearah Jungkook sedangkan Jungkook sendiri hanya menatap Namjoon dengan penuh tanya.
"Dengarkan baik-baik, ruangan ini penuh suara orang lain kan?, kau disini hanya dapat menilai orang lain saja dan jika kau mencoba menilai dirimu sendiri di kerumunan orang-orang, maka kau merasa tak ada apa-apa nya dengan orang lain diluar sana," Namjoon kini mulai menerawang dengan menatap langit di luar sana.
"Tapi jika kau di satu ruangan seorang diri dengan suasana sunyi, kau akan merasakan semuanya, kau Jeon Jungkook, rasakan semua yang selama ini kau jalani, bagaimana cara mu agar kau masih bisa di titik ini, karena semua orang itu sama hebat dan tangguh nya, dan untuk sampai di titik sekarang itu sulit, maka renungkan semua perjalanan mu sampai dapat di titik ini, hanya saja kau tidak bisa menilai dirimu sendiri," lanjut Namjoon, tanpa sadar senyum terukir di wajah Namjoon, Jungkook yang mendengar itu terkekeh.
"Aku memang tidak bisa menilai diriku sendiri dengan sungguh-sungguh, karena separuh dari diriku, bagiku hanya rasa sakit," Namjoon mulai menoleh dan menepuk bahu Jungkook, "Maka sebenarnya dirimu itu bodoh, kau hidup dengan rasa sakit, dan kau masih bisa hadir di depan ku, dua kata dariku untuk mu, kau hebat , renungkan dirimu baik-baik bocah," setelah mengucapkan hal itu, Namjoon berdiri meninggalkan Jungkook yang masih duduk diatas meja itu dan menuju ke arah Jimin dan Taehyung yang sedang duduk diatas lantai.
"Kau benar hyung, aku bodoh karena tidak mengenal diriku sendiri"
"Yak Taehyung jika kau kalah aku tidak mau tahu, aku akan menarik telinga mu hingga merah seperti tomat," ucap Jimin dan dibalas dengan pelototan mata tidak terima.
"Kita hanya bermain permainan suit, kenapa hukumnya sangat kejam seperti itu, ganti eoh?" tawar Taehyung, dan Jimin mempout bibir nya dan menggeleng, "Tidak, aku juga pernah menawar seperti itu saat kita bermain ditaman, tapi kau tak mau," kini Taehyung menatap Jimin dengan tatapan melemah.
"Itu sudah 8 tahun yang lalu, kenapa kau masih ingat eoh, apakah otak mu itu tak ada kerjaan lain hingga mengingat kejadian itu?" Jimin kini menarik surai milik Taehyung dengan sekali genggam hingga pria yang ditarik itu pun berteriak kesakitan dengan memukul tangan Jimin yang sedang menarik surai nya dengan telapak tangan nya.
"Telinga ku memerah karena mu hingga 2 jam baru hilang, aku menangis kau hanya tertawa dan memeluk-ku, kau itu bodoh dari dulu, aish" Taehyung memeluk Jimin dengen kekehan kecil dan Jimin yang diperlakukan seperti itu mulai melemah, karena perlakuan Taehyung yang tak pernah berubah dari dulu.
"Baiklah, tarik telingaku sekarang, tanpa permainan anggap saja sebagai balasan," kini Taehyung melepas pelukan nya, dan menatap Jimin dengan mengarahkan tangan Jimin ke salah satu daun telinga miliknya, "Tarik lah seperti aku menarik mu waktu itu eoh," Jimin masih menatap mata Taehyung dengan diam.
Tangan Jimin yang ada di genggaman Taehyung pun melemah hingga terlepas, "Aku tak tega, aku takut kau menangis seperti ku dulu, jika kau menangis hidung dan mata mu memerah dan aku tak tahan yang ada aku ikut menangis seperti tragedi bola salju," keduanya pun terkekeh.
"Aku ikut disini ya," ucap Namjoon yang baru datang dan duduk di sebelah Taehyung yang kosong, "Eoh Namjoon hyung," sapa Jimin dan yang disapa menoleh kearah Jimin dan tersenyum.
Disaat semuanya bersama dan mulai menceritakan cerita mereka bersama, bagi mereka, waktu itu adalah kebebasan, bagaimana pun perbedaan yang ada di tujuh orang di ruangan ini akan menjadi kekuatan baru bagi mereka masing-masing diri.
Saat Hoseok berjalan badannya mulai limbung, untung saja Yoongi dengan sigap menangkap tubuh nya, Hoseok pun mengeluarkan obatnya dan menelan nya tanpa bantuan air mineral, dan tersenyum lagi kearah mereka yang masih menatap dengan cemas, tapi saat melihat senyum Hoseok mereka pun ikut tersenyum.
Seperti itulah yang mereka rasakan di hari-hari berikutnya, tapi bagaimana jika ada perubahan yang menimpa mereka, sebuah kesalahan yang seharusnya tak dilakukan, mungkin mereka akan memecah dan menjadi kepribadian yang lain, mungkin.
Waktu itu terjadi keanehan, saat dikelas mereka hanya ada Namjoon dan Taehyung didalam, keduanya sebelumnya hanya berniat membolos, tapi mereka mendengar seseorang sedang ber-telfonan didepan luar pintu kelas mereka yang tertutup, suara yang mereka tangkap hanya.
Kepala sekolah.
Taehyung, dan
Yoongi.
Taehyung baru saja ingin menuju kearah pintu tapi pintu tersebut sudah lebih dulu terbuka dan menampilan sosok Kim Seokjin yang diluar sana, Taehyung pun baru mengambil satu langkah untuk menanyakan apa maksud dari pembicaran di telfon tadi, tapi lengan milil Taehyung lebih dulu dicegat oleh Namjoon, "Sudahlah, tak apa, mungkin dirinya punya alasan khusus untuk itu," ucap Namjoon.
Taehyung yang melihat raut wajah Namjoon pun menatapnya dengan bingung, tak lama Jimin dan Hoseok datang, saat posisi mereka berdua sama dengan Seokjin, "Hyung, apa lagi? Ayo masuk," ajak Hoseok dan masuk kedalam di ikuti oleh Jimin di belakang nya, Seokjin bingung harus melakukan apa pun memutuskan untuk tidak bergabung dan pergi melinggalkan ruangan yang sudah dianggap kelas mereka itu.
Hallo aku, update lagi bisa dibilang lumayan cepet kan? Hehe.
Maaf kalo membosan kan ya book ini, aku juga merasa kok book ini agak berat karena penuh teka teki.
Aku juga harus nyusun satu persatu, jadi maaf kalo telat update ya🙏
Jangan lupa vote dan komen ya!

KAMU SEDANG MEMBACA
The First Mistake
Fanfiction[FOLLOW ME FIRST] Seorang pria bernama Park Jimin yang mengalami tragedi menyeramkan seumur hidupnya dan ia menutupinya selama ini hingga membuatnya depresi. Entah apapun itu sampai ia menjadi kepribadian yang rumit. Demi menjaga kebohongan nya ten...