Hal yang terduga terkadang seperti kejutan untuk nya, tapi kini dia kembali mendapatkan kejutan yang amat menyeramkan untuk nya.
Sahabatnya, kini meninggalkan dirinya seorang diri untuk kedua kalinya bahkan dokter yang sebagai harapan besar untuknya mengatakan sendiri jika dirinya tidak bisa berbuat lebih karena kondisi pasien dikabarkan sangat lemah pada saat sebelum kejadian buruk itu, terlebih hantaman kuat yang diterima nya hingga ada gangguan dibagian kepala sehingga tidak bisa di selamatkan.
Jimin sudah teramat lelah untuk menjalani kehidupannya itu, kejadian di waktu itu terus mengentayangi pikiran nya, dan beranggapan dialah yang salah, sebuah hal yang seharusnya dia tidak lihat kini dia ditakdirkan untuk melihatnya lagi.
Batin Jimin semakin hari semakin tersiksa oleh keadaan yang kini menimpa nya, dia sering kali menangis tanpa suara, tertawa seolah ada yang lucu dan setelah itu dia berteriak kencang.
Orang-orang mulai beranggapan jika dirinya sudah gila, Jimin pun terkadang berfikir mungkin benar yang orang katakan, dia sudah gila, karena kejadian buruk yang menimpanya.
.
.
.
Sudah beberapa minggu ini dia menjalani terapi kejiwaan, Jimin jika dilihat semakin hari mungkin terlihat semakin membaik, tapi baik atau tidaknya, Jimin lah yang lebih tahu tentang keadaan dirinya saat ini karena sebenarnya
Dia, menyembunyikan kembali.
Rasa sakit dan takutnya, dia tidak mampu untuk mengungkapkan nya pada siapapun sekalipun itu adalah sahabat nya.
Karena kejadian itulah, masa indah yang penuh warna nya kini lenyap, sedari dulu dirinya hanya menjalani hidup penuh kabut tebal dan diselimutin rasa takutnya.
Dia ingin memberitahu pada seseorang tapi saat dia ingin mengeluarkan kalimat itu, bibirnya rasanya begitu susah untuk digerakan.
Berakhir dia memilih untuk diam dan memendam nya seorang diri seperti sekarang ini, dia bahkan masih memilih untuk tetap pada pilihannya sedari dulu, dia memilih untuk berbohong pada semua orang.
.
.
.
Hari ini adalah hari Jimin menjalani terapi lagi, disana dirinya sering kali diberi pertanyaan yang membuatnya dia hanya diam.
"Jimin-ssi apakah ada suatu kejadian yang membuatmu merasa takut atau terancam?" tanya dokter itu.
Jimin masih menatap mata dokter itu dengan teramat tenang, "Tidak," ucap Jimin dengan singkat.
"Jimin-ssi saya ingin bertanya lagi, apakah sekarang anda tidak lagi merasa ketakutan seperti dahulu?" tanya dokter itu kembali.
Jimin kini tersenyum tipis "Tidak," ucap Jimin lagi dengan singkat.
Dokter itupun menuliskan sesuatu diatas kertas sana, apakah itu untuk obat nya? Bisa saja.
Ya kini dia berbohong untuk pertama kalinya kepada dokternya, bukankah ini akan menjadi kesalahan yang fatal jika tidak diberi penanganan yang tepat?

KAMU SEDANG MEMBACA
The First Mistake
Fanfic[FOLLOW ME FIRST] Seorang pria bernama Park Jimin yang mengalami tragedi menyeramkan seumur hidupnya dan ia menutupinya selama ini hingga membuatnya depresi. Entah apapun itu sampai ia menjadi kepribadian yang rumit. Demi menjaga kebohongan nya ten...