Perasaan yang mengguncang hati Jimin, perasaan yang sudah lama dia tidak temui kini dia merasakanya kembali, dia menemukan satu titik cahaya yang dulu sempat hilang.
Sudah satu minggu lama nya dia bersamanya, menunggu nya disamping nya dengan saling berbincang, terkadang pun dia tertawa dengan sosok yang telah lama hilang itu.
Jimin bahkan mengajak sosok teman baru si kecil pemilik mata lucunya itu untuk saling berkenalan dengan sahabatnya itu, Hoseok.
Bruk
"Eh!"
Jimin dengan sigap menghampiri sosok itu dan membawa tubuhnya dalam gendongan nya, dia sudah tak sadarkan diri, Jimin pun membawanya ke perawat yang ada di dekat sana untuk di periksa.
Setelah itu Jimin datang kembali untuk duduk ditempat miliknya yang sudah satu minggu ini dia duduki, "Tak apa, dia sama seperti ku," ucap seseorang disamping Jimin, yang tak lain Hoseok.
"Aaa, sepertinya begitu," ucap Jimin dengan disertai anggukan kecil seperti tanda mengerti.
Katalk!
Bunyi ponsel dari Hoseok berbunyi menandakan ada pesan masuk disana, Hoseok pun mengambil ponsel miliknya di disamping bantal nya, Jimin pun menatap penasaran akan siapa yang mengirim pesan pada Hoseok.
Hoseok yang sedang membaca pesan itu pun tersenyum sembari terkekeh kecil, Jimin pun masih mantap Hoseok dengan penasaran.
"Mereka akan kesini," ucap Hoseok mengarah Jimin, sedangkan Jimin hanya terbingung akan ucapan Hoseok barusan, baginya kalimat 'Mereka' itu ambigu bagi Jimin.
"Mereka... Yang sudah lama tidak kita jumpai bersama," setelah itu Jimin pun paham apa yang dimaksud Hoseok, mereka para sahabatnya.
Jimin pun tersenyum dengan mata penuh binar, "Kapan mereka akan kesini?" tanya Jimin dengan antusias.
Hoseok pun kini memandang ponselnya, "Namjoon belum tahu kapan mereka akan kesini tapi mungkin akan secepatnya, sabarlah," ucapan Hoseok pun membuat Jimin lebih berharap untuk menemukan para cahaya nya yang telah lama hilang, Jimin hanya mengangguk paham dan tersenyum kearah Hoseok.
.
.
.
Jimin kini ingin berjalan-jalan dengan seorang diri tentu saja, tanpa Hoseok karena dia sendiri pun tidak menemukan Hoseok di tempatnya, akhirnya dia memutuskan untuk berjalan-jalan seorang diri, kini dirinya menuju lift, tapi ternyata salah satu lift itu sedang rusak dan satu lift nya lagi seperti masih lama untuk menunggu, Jimin menatap pintu disebrang sana dimana itu adalah pintu sebagai tangga darurat.
Akhirnya dia memutuskan untuk memilih menggunakan tangga darurat, dia berjalan dengan santai, tapi dirinya samar-samar mendengar derap kaki di bawah sana, seseorang mungkin sama seperti nya menggunakan tangga ini pikir Jimin.
Dia pun mempercepat langkahnya ke bawah, hal yang tidak terduga adalah orang yang disana ternyata Hoseok, dari kejauhan Jimin dapat melihat itu, jadi Jimin mempercepat langkah kakinya untuk menghampiri Hoseok disana.
Saat Jimin dan Hoseok berselisih satu lantai, raga Jimin rasanya dicabut dengan paksa.
Tubuh itu menggelinding kebawah sebab tidak mampu menopang tubuhnya sendiri, darah hal itu yang Jimin lihat pertama kali, dan kedua adalah Hoseok sahabatnya sendiri yang masih dengan mata sayu miliknya.
Jimin dengan langkah tergesa menurunkan tangga dengan cepat, dia menghampiri tubuh Hoseok yang tidak sadar kan diri dengan arah yang keluar dari belakang kepalanya.
Darah yang menggenang di atas dingin nya lantai, Jimin menangis keras saat itu juga, "Hyung tetap bangun kumohon, kau tidak seharusnya begini," raung Jimin dengan tangan yang menepuk pipi Hoseok pelan.
Jimin yang menyadari jika ini bukan saatnya untuk sekedar menangis pun memutuskan melanjutkan langkahnya ke bawah bertujuan untuk meminta pertolongan.
Pintu itu di buka kasar oleh Jimin jangan lupa dengan pakaian pasien nya yang kini bernoda dengan darah hingga membuat orang yang melihatnya terheran akannya, Jimin melihat sekitar meminta pertolongan setidaknya pada salah satu perawat, sungguh Jimin kini bahkan matanya tidak bisa menahan air matanya untuk tidak keluar dari sangkarnya.
"Tolong bantu aku,Agrh!" teriak Jimin frustrasi dengan menarik anak rambut nya dengan kencang karena kini benar-benar Jimin dibuat frustrasi.
"Ada yang bisa saya bantu?" tanya salah satu perawat yang menghampirinya, Jimin pun tanpa menjawab pertanyaan nya langsung menarik tangannya untuk menuju ketempat tadi dengan tergesa-gesa tanpa memedulikan perawat itu merasa kebingungan.
Saat disana Jimin benar dibuat terkejut melihat wajah Hoseok yang mulai memucat, pikiran negatif kini mulai datang menghantui pikiran nya, "Tolong, tolong bantu dia, kumohon," mohon Jimin dengan memegang tangan dingin Hoseok.
Perawat itupun mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang yang seperti salah satu perawat di rumah sakit itu juga, "Tenanglah tuan, kita akan berbuat sebaik mungkin untuk nya," ucap perawat tersebut untuk menenangkan Jimin yang masih terlihat sekali terkejut dengan kejadian ini.
Maaf aku update nya pendekㅠㅠ
Tapi kalian maksud ga si sama setiap alur yang aku buat kaya setiap kejadian nya gitu?Kalo masalah teori intinya nanti aku jelasin diakhir cerita, itu pun sesuai yang aku ngerti ya.
Aku harap kalian masih suka sama book ini❤️
Jangan lupa vote dan komen ya^^
KAMU SEDANG MEMBACA
The First Mistake
Fanfic[FOLLOW ME FIRST] Seorang pria bernama Park Jimin yang mengalami tragedi menyeramkan seumur hidupnya dan ia menutupinya selama ini hingga membuatnya depresi. Entah apapun itu sampai ia menjadi kepribadian yang rumit. Demi menjaga kebohongan nya ten...