Jimin's POV
Kami berdua sudah selesai. Tubuh kami benar-benar sangat lelah seperti sehabis berlarian jauh.
Menatap jam tangan milikku. Sepertinya sebentar lagi jam pelajaran akan selesai. Itu tandanya sebentar lagi juga jam istirahat akan tiba.
Aku melihat keadaan Jungkook disebelahku. Sepertinya dia benar-benar lelah karena hukuman ini. "Jungkook-ah. Kau sepertinya lelah sekali," dia tetap diam sembari mengelap keringat nya dengan lengannya.
Jungkook tiba-tiba berdiri. Akupun ikut berdiri dan menunggu apa yang jungkook lakukan setelah ini. "Sunbae, apakah kau tidak lelah?" tanya Jungkook. Aku pun mengernyitkan alis ku bingung "Tentu saja aku lelah" jawabku. Tapi dia menghela nafas.
Jungkook sepertinya orang yang suka sekali menghela nafas. Satu fakta tentangnya aku tahu sekarang. Aku menepuk bahunya. "Mau kembali ke kelas mu atau menunggu jam istirahat?" tanyaku.
"Aku lebih memilih untuk menunggu jam istirahat dari pada masuk ke kelas lalu dimarahin ssaem. Aku yakin itu." aku mengangguk. Mengambil tasku dan diikuti dengan Jungkook "Sebaiknya kita pergi dari sini sebelum ketahuan guru yang lain," Jungkook pun mengangguk.
Akhirnya kami memilih pergi ke rooftop sebagai tujuan terbaik.
-----
Memandang teduh ke atas awan. Menikmati setiap angin kecil yang menerpa.
Rasanya begitu damai diriku sekarang. Sampai rasanya aku ingin tidur walaupun hanya sebentar.
"Sunbae-nim, aku ingin tidur. Rasanya seluruh tubuhku remuk sekarang," aku pun terkekeh mendengar ocehan milik Jungkook.
Akhirnya aku menarik bahu Jungkook dan menyuruh nya untuk tiduran dengan pahaku sebagai bantalnya,"Tidurlah. Aku yang akan menyanyikan lagu tidur untukmu"candaku, dan dibalas dengan decakan sebal. Tapi dia tetap menurut.
Memberi sentuhan lembut ke kepalanya. Mengelus nya dengan perasaan seperti seorang kaka kepada adiknya. Sampai ku tersadar jika dirinya sudah terlelap tidur.
Ku lihat lamat-lamat wajahnya yang begitu damai yang sedang terlelap dalam tidurnya. Sampai rasanya mataku begitu berat.
-----
Tepukan pipi yang kurasakan. Merasa terusik dengan hal itu. Aku pun membuka mataku. Kini yang aku lihat adalah wajah sahabatku. Kim Taehyung.
"Kenapa ada disini, aku cemas selama jam pelajaran. Aku kira kau tidak berangkat. Tapi itu kemungkinan besar tidak akan," aku hanya tersenyum melihat wajahnya, bagaikan tidak. Sekarang dia seperti sedang mengadu dengan sang ibu karena kehilangan temannya.
"Yak Jimin-ssi! Kenapa kau tertawa?" tanyanya dengan nada jengkel, sungguh dia benar-benar membuatku tertawa geli sekarang, "Aku tadi pagi telat masuk sekolah, lalu aku dihukum bersama pria dipangkuan ku ini. Karena kiranya waktu jam istirahat akan tiba, kami lebih memilih ke sini" terangku padanya.
Kini dia hanya memasang wajah datar. Apakah ada yang salah? Oh jika masalah dihukum tentu saja aku salah, "Kabarnya hari ini seluruh murid akan dipulangkan lebih awal," aku yang mendengar itupun tersenyum cerah. Walaupun itu terlihat konyol.
"Itu kabar bagus, jadi kiranya kapan kita akan dipulangkan?" tanyaku dengan antusias.
"Mungkin sehabis istirahat kita akan pulang, tunggu siapa pemuda yang dipangkuan mu itu?" tanyanya. Aku pun menundukkan kepala melihat Jungkook yang masih pulas dalam tidurnya.
"Namanya Jungkook. Aku mendapatkan teman baru Taehyung-ah. Jadi dia akan menjadi teman baru untukmu juga" jawabku dengan senyum teduhku. Dia pun mengangguk setuju. "Bangunkan dia. Ajak dia bersama yang lainnya" aku pun menepuk pipinya agar terbangun.
Tapi dia tidak ada respon. Dia tidak matikan. Tapi saat mengecek nya masih bernafas. Aku menatap Taehyung bingung.
Brak
Pintu terbuka dengan kasar dan masuklah seseorang. Ternyata dia salah satu temanku. Dia lebih tua dariku. Kim Seokjin.
"Yo! SEOKJIN HYUNG!" teriak Taehyung. Aku menunduk melihat keadaan Jungkook apakah dia terbangun atau tidak. Tapi nihil, dia masih saja tertidur.
"Jimin-ssi! Aku dan yang lainnya mencarimu, untungnya Taehyung mengabarimu kau ada di sini" katanya dengan nada tidak santai.
"Mianhae hyung, aku tertidur disini" kataku dengan sedikit beraegyo. Dia pun hanya mendengus lalu dia menatap kearah seseorang yang ada dipangkauanku. "Anakmu Jim?" tanyanya dengan bodohnya.
"Oh Jimin-ah, tak ku kira kau punya anak diam-diam" aku hanya memasang wajah datar. Taehyung tertawa dengan terbahak-bahak. Menggelikan aku memiliki anak seperti Jungkook.
"Aniya! Dia adik kelas kita hyung mana ada aku yang bahkan belum lancar berbicara sudah membuat bayi" sarkas ku, kini tawa Taehyung semakin menjadi, sedangkan Seokjin hanya menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
"Ya sudah bangunkan dia, lalu ajak di bersama yang lain," kami berdua diam, Taehyung hanya melihat wajah Jungkook. "Kenapa kalian hanya diam saja?" aku berdecak sebal, "Susah untuk kami membangunkan nya" Seokjin pun memasang wajah bingung.
Seokjin pun berjongkok didepanku dan menepuk pipi Jungkook, masih diam, belum terbangun, tangan Seokjin pun mulai merambat ke bawah kini ke area dagu, masih sama, sampai di area dadanya, Jungkook mulai sedikit gelisah.
Seokjin pun membelak matanya dan menatap kami berdua, tidak beda dengannya, kami pun terkejut.
Seokjin meraba-raba bagian dada Jungkook. Mencari kepastian bagian mana yang kiranya bisa membuat Jungkook terbangun. Hingga saat Seokjin mencubit nipple nya, ada perubahan, Jungkook mulai mengerjapkan matanya. Kami pun berteriak heboh.
"Akhirnya anak Jimin bangun!" teriak Seokjin, huh itu membuatku sedikit kesal. Jungkook pun duduk sendiri di sebelahku. "Ada apa ini, mana anak Jimin sunbae?" tanya Jungkook yang masih belum sepenuhnya sadar.
"Tidak ada anak Jimin, Seokjin hyung hanya sedang mengarang cerita" jawabku, dia hanya mengangguk dan menggaruk pipi kirinya.
"Sebaiknya kita keluar sekarang, Jungkook-ah bagaimana kau mau ikut dengan kami?" tanya Taehyung. Jungkook pun menjawab "Iya" kami pun keluar dan segera berkumpul dengan yang lain.
_
_
__
_
_

KAMU SEDANG MEMBACA
The First Mistake
Fanfiction[FOLLOW ME FIRST] Seorang pria bernama Park Jimin yang mengalami tragedi menyeramkan seumur hidupnya dan ia menutupinya selama ini hingga membuatnya depresi. Entah apapun itu sampai ia menjadi kepribadian yang rumit. Demi menjaga kebohongan nya ten...