Together

3.1K 211 27
                                    

Bayang-bayang itu selalu muncul dalam ingatanku. Aku takut dan merasa kehilangan arah.

-------------------------------------------------------












Jimin's POV

Aku pagi ini terbangun lebih awal. Terbukti bahwa langit diluar sana masih terlihat gelap.


Aku menatap wajah temanku yang masih tertidur pulas. Diriku begitu sayang dengan temanku ini. Kim Taehyung


Dia seperti saudara untukku sendiri. Terkadang aku berfikir ingin sekali memiliki kehidupan sepertinya yang terlihat damai.

Tapi dia selalu mengatakan "Jangan katakan seperti itu. Alur hidup kita tidak menentu. Aku terkadang menangis dan juga terkadang tertawa," itulah yang dia katakan.


Aku memeluk tubuhnya. Tapi karena pergerakan aku tadi, dia jadi terbangun. "Jimin sudah bangun?" tanyanya dengan suara khas baru bangun tidur. Aku pun mengangguk.

"Jimin-ah. Jika sudah dewasa nanti kita akan selalu bersama. Apakah kau mau pinky promise denganku?" dia menatapku dengan penuh harap. Jadi aku pun mengiyakan. Lalu membalas pinky promise nya.

Dia terbangun dan memilih posisi duduk. Akupun mengikutinya. "Ada apa Taehyung-ah?" dia memasang wajah berfikir.

Tiba-tiba dia turun dari kasurnya lalu mengambil sebuah kotak. Entah apa isi didalam nya.


"Jimin. Kau tau aku masih menyimpan foto kita berdua dari awal bertemu. Lihat ini," akupun melihat foto-foto yang ditunjukkan oleh Taehyung. Tak ku sangka dia menyimpan semua ini.


Aku mengambil satu foto. Kulihat disana aku bersama Taehyung sedang saling berangkulan dengan pose V sign.


Taehyung memegang satu foto lagi"Jimin lihat ini. Kita membuat boneka salju di depan rumahku saat ulang tahunku. Apakah kau mengingatkannya?" tanyanya dengan menyodorkan foto tersebut


Aku melihat foto itu,"Ya aku mengingatkan, waktu itu kau menangis karena tidak sengaja aku melempar bola salju terlalu keras kearahmu" kami pun tertawa bersama karena saling mengingat kejadian waktu itu.























-----

- 11 Years Later -

Pria itu lari dengan terbirit-birit untuk pergi menuju halte bus.

Dia merapihkan penampilannya terutama rambutnya. Karena baginya rambutnya itu yang membuatnya terlihat tampan.


Bus sudah datang. Ia pun segera masuk kedalam dan memilih bangku belakang pinggir jendela. Mengeluarkan bukunya untuk sedikit belajar.

Bus berhenti di sebuah halte. Lalu seorang pria dengan seragam yang sama dengannya duduk disebelah bangku yang ia duduki.

Pria tadi itu terlihat berantakan. Terlihat sekali dari penampilannya. Rambut yang terlihat acak-acakan. Wajah penuh peluh. Serta nafas yang tak beraturan.

Ia pun mengeluarkan botol minumnya kearah pria itu tadi.

"Minumlah. Sepertinya kau begitu kelelahan," Pria itu pun menerima tawaran botol minum tadi dan meminum nya.

"Gamsahabnida sunbae-nim, " ia pun mengangguk dan tersenyum "Boleh tau siapa namamu?" tanyanya.

"Je ileumeun Jeon jungkook ibnida" jawab pria tadi yang tak lain bernama Jungkook. [Namaku]

"Perkenalkan, nae ileumeun Park Jimin ibnida" katanya. Jungkook pun memberi hormat dengan cara menundukan sedikit kepalanya.

Suasana canggung menyelimuti keduanya, dan ia sedikit tidak nyaman karena itu "Kau kelas berapa?" tanya Jimin.

"Aku kelas 1 sunbae-nim" jawab Jungkook dengan senyum tipis dibibirnya. Jimin hanya menjawab dengan anggukan.

"Sunbae-nim. Kau hebat, " ucap Jungkook tiba-tiba. Jimin terkejut karena pernyataan Jungkook barusan.

"Hey, hebat dalam artian apa itu," Jawab jimin dengan diselingi tawa kecil.

"Aku waktu itu melihatmu menarikan sebuah tarian dan itu membuatku terkesan," Jimin yang mendengar itu pun menjadi berbinar. "Benarkah itu?" tanya Jimin dengan memastikan. Jungkook pun mengangguk semangat.

"Bolehkah aku belajar denganmu tarian itu?" tanya Jungkook.

Jimin pun dengan semangat "Tentu saja, nanti kau bisa bergabung dan akan kuperkenalkan dengan teman-temanku" jawab Jimin dengan antusias.

Perjalan mereka terhenti. Sepertinya ada kesalahan teknis pada bus yang mereka tumpangi. Semua penumpang pun menjadi bingung.

"Sepertinya ban nya kempes," ucap sang sopir. Seisi bus sekarang menjadi bising.

Jimin dan Jungkook pun memilih untuk turun dari bus.

Jungkook mengehela nafas jengah."Kenapa harus kempes, bisa-bisa telat jika seperti ini!" kata Jungkook dengan nada kesal.

Jimin menepuk pundak Jungkook."Bagaimana dengan jalan, tak memungkinkan jika kita menunggu bus lain datang," ajak Jimin. Jungkook dengan lemas menerima tawaran Jimin.





















-----

"Kenapa kalian bisa telat? Ssaem tidak mau tahu, sekarang kalian berdua bersihkan toilet pria," perintah tegas dari salah satu guru mereka.

Mau tak mau Jimin dan Jungkook harus menerima hukuman mereka karena datang kesekolah terlambat.

Jungkook memasang wajah memelas. Jimin hanya tertawa kecil melihat raut wajah Jungkook.

"Kenapa tertawa?" tanya Jungkook dengan nada ketus. Jimin yang melihat itu tawanya semakin menjadi.

"Kau dihukum Jungkook-ie" ejek Jimin yang masih tertawa. Jungkook meresa tak terima diejek olehnya



"Kau juga dihukum omong-omong sunbae-nim" Jimin pun berusaha menetralkan raut wajahnya dan mengangguk setuju

"Lebih baik kita cepat membersihkan tempat terkutuk itu." kata Jimin dan sehabis itu ia mengambil langkah cepat. Jungkook yang menyadari itu pun mengejar Jimin dengan ikut dengan jalan cepat.

Sesudah sampai. Jimin dan Jungkook hanya menatap miris karena keadaan didepannya. Lantai yang kotor. Bau sesuatu yang jelas-jelas itu menjijikan.

Kali ini Jimin yang menghela nafas pasrah. "Geurae. Kita mulai sekarang" jawab Jimin dengan nada tegas. Diikuti anggukan yakin dari Jungkook.

Jimin yang mengepel lantai, Jungkook yang mengelap wastafel dan banyak lagi kegiatan yang dibagi berdua. Mengerjakan hukum mereka bersama dengan diselingi canda tawa.


~~~~

The First MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang