Bad Thing

831 74 24
                                    











Satu persatu bulu dalam sayapnya mulai berjatuhan terbawa angin, ingatan buruk selama hidupnya belum menghilang dan masih melekat hingga memenuhi isi otaknya.

Disaat seperti itu, dirinya merasa begitu rapuh, yang dia butuhkan kini seseorang untuk membawanya dalam dekapan perlindungan, itu seharusnya.

Nyatanya itu tidak terjadi, dan dia memilih menutupinya dan membuat persona baru, walaupun begitu setidaknya dia bisa merasakan bahagia walaupun sekejap.

Jimin sudah berkali-kali pindah sekolah saat di bangku junior high school, Merasa terasingkan bahkan dirinya sangat pendiam saat itu, tapi saat dirinya memulai pendidikan di bangku senior high school, dia merasa sedikit ada celah cahaya yang masuk dalam kehidupan yang baginya gelap tanpa cahaya.

Seseorang mengajaknya berbicara dan memintanya untuk menjadi teman, disaat itu dia baru tahu jika dirinya satu sekolah dengan teman kecilnya dulu, Kim Taehyung.

Satu persatu rasa bahagia mulai sering muncul dia merasa begitu saat mereka berkumpul bersama, bercanda tawa dan saling berbagi keluh kesahnya.


Jimin berfikir dan mulai meyakinkan pada dirinya jika akan melindungi para sahabatnya itu,walaupun dirinya pun juga sama membutuhkan sebuah perlindungan.


Kini Jimin tak perlu khawatir lagi, karena sekarang ada Hoseok, sahabatnya nya yang akan melindungi nya, karena dia bisa merasakan di setiap perlakuannya agar dia bisa tersenyum bahkan tertawa senang.


Dan baru kali ini Jimin merasakan ketertarikan terhadap seseorang, tapi dirinya memutuskan untuk menghapus perasaan nya semenjak perayaan hari ulang tahun Hoseok waktu itu , karena baginya dia tidak ingin melihat senyum sahabatnya redup.

































.

.

.

Malam sudah tiba, awan hitam mulai mengelilingi kota malam ini, bahkan hujan mulai datang membasahi tanah yang kering, sebelumnya Hoseok memutuskan untuk membeli makan malam untuk mereka bertiga.

Kini hanya ada Jimin dan wanita itu di satu ruangan dance, dan Jimin mengajak wanita itu untuk membuat coreo baru dalam satu lagu, wanita itu pun mensetujuinya sembari menunggu kedatangan Hoseok.

Keduanya mulai dalam satu lagu yang dimaksud, setiap gerakan dan hentakan yang mengikuti ritme lagu tersebut, kini suasana makin serius dan disini Jimin sebenarnya dalam pikiran yang cukup kacau, tanpa dia sadari, dia terlalu mengeluarkan banyak power hingga tak sengaja dia bertabrakan dengan wanita itu, keduanya berjatuh bersamaan dengan jarak yang tidak dekat.


Jimin merasakan rasa perih yang menjalar di lengan nya mungkin, baju sweeter dibagian salah satu lengan nya robek dengan bercak darah di daerah yang robek tadi.


Jimin melihat itu pun mulai gelisah, lengan nya tergores oleh sesuatu benda tajam, dirinya pun berlari menuju toilet.

Disana dia begitu tak tenang, dirinya membersihkan darahnya di area lengan nya di wastafel, sembari menangis seakan ada sesuatu yang membuatnya begitu panik, napas nya yang mulai tidak stabil, bahkan pusing di kepalanya mulai datang.


Dia berusaha untuk setenang mungkin dengan cara salah satu tangannya meremas kran wastafel nya dengan kencang sebagai pelampisan dan satu tangannya lagi menyangga tubuhnya ke pinggir wastafel, di saat dirinya sudah mulai sedikit tenang, dia pun teringat dengan wanita tadi, dirinya yakin wanita itu juga terluka karena sebelumnya dia mendengar suara hantaman yang cukup kuat.

Dengan langkah segara dirinya menuju ruangan dance tadi, tapi yang dia dapat hanyalah ruang kosong tanpa seseorang yang ada di sana.

Dia pun berlari mencari wanita tadi keluar bangunan dengan payung ditangan nya, saat di tengah pencarian, dia melihat sosok Hoseok yang sedang berlari dengan membawa wanita itu di punggung nya di bawah rintikan hujan.

Dia pun hanya terdiam ditempat dengan melihat lurus kedepan, kini dirinya mulai merasa rendah diri, merasa tak berguna bahkan dia kini mulai berfikiran yang tidak-tidak seperti ada yang membisiki kalimat bodoh untuk Jimin di telinga nya.



Kepalanya mulai memberat, nafas nya mulai tak stabil lagi, Jimin berusaha untuk tetap tenang dan diam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kepalanya mulai memberat, nafas nya mulai tak stabil lagi, Jimin berusaha untuk tetap tenang dan diam.

Dia berbalik arah dan berlari kembali menuju klub dance untuk membawa barang miliknya dan memutuskan pulang sekarang.

Saat diperjalanan, Jimin benar-benar terlihat kacau, bahkan arah matanya yang mulai tak tenang bahkan sedari tadi dia mengeluarkan suara isakan, pikiran nya benar-benar tak stabil.















Disisi lain Hoseok sudah membawa wanita tadi ke rumah sakit dan menghubungi pihak keluarga dari wanita itu, dan saat itu juga dia teringat oleh Jimin, dia pun mencoba menghubungi nya tapi nihil, nyatanya ponsel milik Jimin sudah di daya matikan olehnya, tanpa menunggu lama dia kembali lagi ke klub untuk mencari Jimin.

Tapi dirinya tidak melihat Jimin disana, bahkan barang miliknya sudah tak ada, Hoseok pun berfikir jika Jimin sudah pulang.

Akhirnya dirinya pun membawa barang miliknya dan bergegas pulang, dan sebelum itu dia harus ke halte karena tak mungkin jika dirinya untuk pulang dengan berjalan terlebih rumahnya jauh dari sini.

Saat dirinya berjalan menuju halte, pikiran nya dipenuhi oleh sosok Jimin, dia begitu khawatir olehnya, karena Jimin pergi tanpa mengabarinya terlebih dahulu.

Di halte, dirinya melihat Jimin sedang tak sadarlah diri dengan wajah cukup kacau, Hoseok melihat itu pun terbingung dia menepuk pipi Jimin berulang kali tapi nihil hasilnya, suhu badannya yang dingin, dia berfikir itu karena angin malam, dan pakaian nya yang basah, tentu saja karena tadi Jimin pernah ke halte tidak membawa payung nya kembali.

Saat bus datang Hoseok membawa tubuh Jimin di punggung nya kedalam bus, dan barang miliknya dan Jimin yang tak lain berupa tas ransel dan melampirkan nya ke salah satu bahunya

Di perjalanan ke rumah sakit, dia menghubungi orang tua Jimin, ayah nya tidak bisa dihubungi dirinya pun menghubungi ibu nya sebagai harapan terakhir, dan Hoseok sepertinya sedang beruntung, panggilan nya terjawab, dan Hoseok pun memberi tahu keadaan anaknya dan memohon untuk kali ini datang menemui anaknya di rumah sakit yang dia beri tahu alamatnya sebelumnya.




























Aku mau bilang makasih buat kalian yang nge support aku selama ini, walaupun dengan kata kecil aja bisa berpengaruh buat aku, makasih ya😘💜

Omong-omong ini makin ga jelas ya? Maaf aku juga bingung buat ngerangkai kalimat di part iniㅠㅡㅠ

Tapi aku harap kalian maksud sama yang aku ketik di part ini

See you💜

Jangan lupa vote dan komen ya

The First MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang