Bab 8 | Telfon dari Fabian

2.8K 282 13
                                    

Bismillahirrahmanirrahim.

Updated on: Senin, 04 Mei 2020
Revisi: Sabtu, 14 November 2020

***

Selamat membaca cerita Revan dan Zemi.

Vote sebelum membaca dan tinggalkan komentar.

Bab 8 | Telfon dari Fabian

Ujian pernikahan adalah untuk melihat seberapa kuatnya dua insan bertahan, bukan untuk memisahkan dua insan yang saling mencintai satu sama lain.

°Takdir Cinta Zemira°

000

Setiap rumah tangga pasti ada masalah untuk menguji seberapa tangguh dan kuat suatu pernikahan. Untuk melihat seberapa inginnya dua insan untuk bertahan dalam janji sakral atas nama Allah. Pernikahan bukan sekedar menyatukan dua insan yang saling mencintai dan ingin memiliki, namun pernikahan adalah tentang bagaimana keduanya berjuang bersama di jalan yang diridhoi illahi. Lima tahun bersama, Revano dan Zemira menjadi keluarga suci tanpa ada pertengkaran yang berarti. Lima tahun mereka menghabiskan waktu untuk saling mencintai dan memperbaiki diri.

Namun, kali ini ujian datang begitu cepat dan berat. Zemira yang tangguh pun hampir saja goyah jika saja dia tidak memiliki cinta yang kuat untuk sang suami. Tapi, bagaimanapun juga Zemira itu wanita yang berbeda. Dia tidak terlalu memikirkan perasaannya sendiri, bagi wanita berusia 27 tahun itu kebahagiaan orang lain adalah prioritas utama bagi dirinya. Jika kehadirannya mendatangkan masalah, maka ia rela pergi. Jika kedatangannya mengundang bencana, maka dia rela menghilang.

Sedangkan, Revano adalah laki-laki yang begitu mencintai Zemira sampai mati. Terkesan egois jika sudah menyangkut masalah orang yang dicintainya. Bila Zemira rela pergi jika hadirnya adalah bencana, maka Revano tidak akan membiarkan itu terjadi. Ujian bukan diselesaikan dengan cara pergi, menghilang dan lenyap begitu saja. Tapi, ujian harus dihadapi hingga akhirnya ujian itu yang pergi atau dia yang mati. Revano itu laki-laki penuh ambisi, mencintai sepenuh hati dan bisa gila jika sudah merasakan benci pada sesuatu.

***

"Revan, kamu udah pulang?" Zemira tersenyum menyambut kepulangan Revano yang tiga hari lalu pergi ke luar negeri.

Revano mengangguk, satu kecupan dia hadiahkan untuk Zemira. Selanjutnya, berjalan menuju sofa dan duduk di sana diikuti oleh Zemira. Akhir-akhir ini Revano memang lebih sibuk keluar kota atau pun keluar negeri, terkadang jika bisa Zemira juga ikut menemaninya namun tiga hari yang lalu wanita itu juga memiliki urusan di kafenya.

"Kamu mau ngomong sesuatu?" Revano itu laki-laki paling peka. Dia bisa melihat jika sang istri dari tadi nampak gelisah.

"Ada apa?"

"Tadi, Fabian nelfon aku dan minta aku buat datang ke Spanyol. Papi pengen ketemu aku katanya."

Revano menghela napas. Lalu membawa sang istri ke dalam dekapannya, dia tau betul jika Zemira sangat tertekan kalau harus bertemu dengan papinya sendiri. Luka dari setiap bentakan, pukulan dan ketidakadilan itu membuat Zemira enggan menemui papinya sendiri. Jika mereka pergi ke Spanyol pun itu untuk menemui Fabian yang terkadang kesepian dan merindukan Zemira.

"Terus, gimana? Kamu mau? Kalau gak mau biar aku aja yang nemuin papi."

"Enggak, Van! Kali ini kayaknya papi bener-bener pengen ketemu aku karna tadi kata Fabian dia sempet di ancam sama papi."

Takdir Cinta Zemira✓[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang