Bismillahirrahmanirrahim.
Updated on: Selasa, 28 Juli 2020
Revisi: Selasa, 06 April 2021***
Selamat membaca cerita Revan dan Zemi.
Vote sebelum membaca dan ramaikan komentar.
Part 36 | Udah tanda tangan?
000
Wanita cantik yang dulu sangat suka tertawa dan tersenyum, kini duduk termenung dengan tatapan kosong. Duduk sendiri di kafe, menatap ke arah jalanan yang memperlihatkan banyak mobil atau motor yang berlalu lalang. Sudah satu minggu lebih semenjak hari Revano mengatakan akan mengurus surat cerai mereka, selama itu pula Revano tidak bicara banyak padanya. Berulang kali Zemira mencoba bercanda, mencairkan suasana, tapi Revano tetap tak acuh seolah hati yang sempat dia buat cair itu kembali membeku. Zemira merasa tertekan, dia mati rasa.
Kestya bahkan setuju-setuju saja walau sempat sedih karena katanya mama mertuanya itu sayang padanya dan tidak akan menemukan wanita lain seperti Zemira lagi. Kestya juga berucap jika ini takdir mereka dan sesuai dengan apa yang dulu Zemira katakan bahwa dia ikhlas melepas Revano. Mata yang dulu selalu bersemangat itu meredup dan berubah kosong. Tidak ada yang bisa dia ajak untuk bicara. Fabian telah kembali ke Spanyol, Afsheen sibuk dengan kehamilannya, bahkan Axero juga menghilang begitu saja. Zemira mengerjapkan mata ketika ponselnya berdering. Dia melirik ponselnya malas. Bertambah malas ketika tau sang penelepon adalah papinya namun dia tetap menjawab panggilan itu.
"Hallo, sayang."
Zemira hanya diam tak merespon.
"Gimana sama rumah tangga kamu? Apa Revano masih setia seperti yang kamu bilang? Apa Revano nerima kamu yang gak sempurna dan mengabaikan mantan kekasihnya?"
"Zemira lagi gak mau bahas itu, Pi."
"Ah, Papi tau sekarang kalau kamu lagi gak baik-baik aja, kan? Zemira, jodoh kamu itu emang Axero. Mending kamu pulang sekarang ke Spanyol dan nikah sama Axero."
Tanpa berniat berbasa-basi, Zemira mematikan telfonnya. Dia ... letih.
***
Dada yang sudah sesak itu semakin sesak. Hati yang sudah terluka kembali berdarah. Kakinya lemas, tangannya gemetar, dan matanya memanas. Zemira mencoba tetap mengukir senyuman walau terlihat menyedihkan, melihat pandangan di depan sana yang begitu menyesakkan. Ada Savanya yang sedang makan malam bersama Revano sembari tertawa. Air mata yang dia coba tahan, akhirnya jatuh juga. Dia bahkan belum bercerai dengan Revano, tapi Savanya sudah menggantikan posisinya.
"Kalau selingkuh bisa di kafe aja gak?" tanya Zemira serak.
Dua orang yang ada di sana tersentak. Savanya lebih dulu berdiri, sedangkan Revano ikut berdiri setelah Savanya memintanya. Zemira berjalan mendekat, matanya masih berair namun ia mencoba bertahan. Dia mengukir senyuman seperti orang asing di hadapan Revano dan juga Savanya. Kehadirannya sekarang benar-benar seperti orang baru yang tidak tau apa-apa.
"Aku masih gak nyangka, Van." Zemira berucap lirih.
Dia masih mengira ini mimpi. Cinta yang dulu Revano berikan padanya membuat dirinya hanyut dalam kebahagiaan. Dulu, Revano seolah hanya bisa menatapnya. Di mata Revano, hanya dirinyalah yang sempurna. Hanya dirinya yang Revano cinta. Tapi, sekarang semuanya terbalik. Revano tak lagi sama. Tidak ada lagi tatapan hangat, gombalan receh, dan lawakan garing. Revano bahkan enggan menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta Zemira✓[COMPLETED]
Spiritual📌 Spin of Kalam Cinta Si Berandalan *** Dari kisah ini kalian akan belajar bahwa mencintai seseorang melebihi mencintai Allah adalah suatu kesalahan. Atau mungkin kalian juga akan belajar bahwa bukti mencintai tak harus membersamai karena ada saatn...