Bismillahirrahmanirrahim.
Updated on: Selasa, 18 Agustus 2020
Revisi: Sabtu, 10 April 2021.***
Selamat membaca cerita Revan dan Zemi.
Vote sebelum membaca dan tinggalkan komentar.
Part 38 | Kecelakaan?
000
Revano tersenyum lebar ketika mendengar Zemira hamil, dia berpamitan pada Savanya dengan tergesa-gesa untuk menuju rumah sakit. Hatinya terasa berbunga, beban di pundaknya pun terasa ringan. Senyuman yang beberapa hari ini hilang, kini telah terukir manis di wajahnya nan tampan. Dia seolah kembali pada dunia penuh warna yang cerah, bukan lagi terjebak dalam warna abu-abu yang suram. Kabar bahagia ini akan menyelesaikan masalah mereka dalam hitungan detik. Setidaknya itulah yang saat ini Revano bayangkan dan harapkan.
Savanya yang melihat kepergian Revano, mendengkus sebal. Dia tidak tau apa yang terjadi namun Revano bilang dia akan menemui Zemira yang sekarang sedang ada di rumah sakit. Masalahnya, kenapa Revano tersenyum seperti itu di saat mendengar Zemira berada di rumah sakit? Tanpa pikir dua kali Savanya menelfon seseorang, dia tidak akan membiarkan hubungan keduanya membaik begitu saja. Sebenarnya dia sedikit kesal karena Axero tidak mau lagi bekerjasama dengannya.
"Buat semuanya kacau. Karena kalau bukan aku, dia gak boleh sama siapa pun." Savanya tersenyum manis setelah mendengar jawaban dari seseorang yang dia telfon.
Savanya mengambil tasnya dan berjalan anggun meninggalkan rumah Revano. Sekarang yang cukup dia lakukan hanyalah mengikuti alur dan berpura-pura tidak mengerti apa pun.
Di sisi lain, mobil Revano melaju kencang, senyuman yang sejak tadi terukir itu tidak pernah menghilang. Dia menyalip beberapa mobil dengan senang, dia tidak sabar melihat wajah Zemira yang pasti sekarang juga tersenyum bahagia. Namun, tiba-tiba sebuah mobil menyalip Revano membuat mobilnya hilang kendali. Revano membanting setir kearah trotoar, tapi karena mobilnya melaju cepat bukannya berhenti malah terbalik menghantam trotoar dan jatuh ke dalam jurang. Kepala Revano terbentur, tangannya memegang kepalanya yang penuh darah. Matanya mulai terasa berat. Satu tetes air mata mengalir di pipinya, dia tidak yakin selamat walaupun jurang memang tidak terlalu dalam, tapi tubuhnya terbentur keras. Perlahan senyumannya menghilang, mata berbinar itu terpejam. Bibirnya mendesis sakit, sebelum hilang kesadaran dia mengucapkan kalimat menyedihkan.
"Zemira, jaga anak kita baik-baik. I love you, Zemira."
Mata itu sekarang benar-benar terpejam. Orang-orang mulai menghampiri dan menyelamatkan Revano, tubuh penuh darah itu diangkat dan dimasukkan ke dalam mobil ambulan. Savanya yang melihat kejadian itu tersenyum tipis, dia mengambil ponselnya dan menelfon Kestya. Berucap dengan nada sedih mengatakan jika Revano kecelakaan. Bibir merah muda itu tersenyum manis, "Permainan ini kamu yang mulai Zemira, tapi aku yang akan mengakhirinya sebagai pemenang."
***
Zemira menunggu kedatangan Revano dengan hati gelisah. Batinnya tidak tenang, ada sesuatu lain yang dia khawatirkan. Tangannya tidak berhenti mengelus lembut perutnya, sedangkan Fabian menunggu di luar ruangan. Dia berulang kali mengecek ponselnya yang menampilkan wallpaper dirinya dan Revano. Zemira tersentak ketika pintu ruangan tiba-tiba terbuka namun bukan oleh seseorang yang dia tunggu kehadirannya melainkan oleh seseorang yang sangat dia benci wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta Zemira✓[COMPLETED]
Spiritual📌 Spin of Kalam Cinta Si Berandalan *** Dari kisah ini kalian akan belajar bahwa mencintai seseorang melebihi mencintai Allah adalah suatu kesalahan. Atau mungkin kalian juga akan belajar bahwa bukti mencintai tak harus membersamai karena ada saatn...