Bab 12 | Rapuh

2.6K 255 11
                                    

Bismillahirrahmanirrahim.

Updated on: Minggu, 10 Mei 2020
Revisi: Kamis, 17 Desember 2020

***

Selamat membaca cerita Revan dan Zemi.

Vote sebelum membaca dan tinggalkan komentar.

Bab 12| Rapuh

000

Cinta bukan hanya tentang kebahagiaan yang hadir setelah berucap kata yang disambut dengan suka cita oleh si dia yang kamu damba. Mencintai memang terkadang sederhana karna cukup dengan menerima dan saling percaya, maka cinta akan tetap berdiri kokoh dan tak akan patah. Namun, tentu tak semuanya sederhana dan berlalu dengan mudah tanpa adanya ujian yang membuat cinta itu semakin tinggi bertahta atau malah jatuh karena menyerah. Tak setiap apa yang dia punya itu sempurna, pasti ada yang namanya kekurangan.

Tetapi, cinta bukan hanya sekedar menerima apa adanya karena terkadang kita juga harus saling melengkapi agar semuanya tetap bertahan seperti apa yang diharapkan.

Begitu juga dengan cinta seorang Revano Satya Sagara kepada sosok istri yang dia anggap sebagai wanita paling tangguh yang pernah dikenalnya. Mencintai Zemira bukan hanya sekedar menerima dia apa adanya, tapi juga berusaha melengkapi setiap sisi kurang dari pasangan halalnya itu. Zemira tidak setangguh sebelumnya, Zemira tidak sesempurna tawanya, Zemira kali ini benar-benar rapuh dan hampir menyerah. Namun, cinta Revano adalah pondasi yang membuat Zemira masih mencoba bertahan.

"Aku sayang kamu, Zemira." Revano berucap lirih.

Semenjak Zemira pingsan tadi siang, dia masih belum bangun sampai saat ini. Revano juga masih setia menemani Zemira walaupun wanita itu belum membuka matanya. Revano mengelusi rambut coklat milik Zemira lembut, hatinya teriris ketika melihat Zemira dalam keadaan seperti ini. Fabian tadi juga mengatakan jika Zemira sebaiknya kembali pulang ke Indonesia karena mental adiknya itu belum terlalu kuat untuk menghadapi Ghandi. Revano tau trauma dan rasa tertekan Zemira membuat wanita itu selalu memendam perasaan sehingga menyakiti dirinya sendiri.

Revano juga sudah berkonsultasi dengan dokter pribadi Zemira atau lebih tepatnya psikiater. Dokter Ara mengatakan jika untuk saat ini Zemira lebih baik di buat tenang dan tidak tertekan agar wanita itu tidak harus kembali bergantung dengan obat penenang yang akan membahayakan tubuhnya sendiri. Sekali lagi Revano merasa tidak bisa melakukan apa-apa untuk sang istri. Mungkin Revano tidak bisa merasakan betapa sakitnya Zemira di masa lalu, namun sekarang Revano tau betapa rapuhnya wanita yang dia duga adalah gadis paling tangguh.

Zemira memiliki masa lalu yang kelam, siapa juga yang tidak akan tersakiti melihat ibunya selalu berkelahi dengan sang ayah bahkan terkadang sampai saling memukul? Zemira masih sangat kecil dan harus tertekan walaupun akhirnya dia memberontak dan memilih pergi menjauh tetap saja luka di hatinya tidak akan tersembuhkan.

"Van..." Zemira memanggil lirih.

Revano tersenyum sumringah menatap Zemira yang perlahan membuka matanya sayu, wanita itu tersenyum kecil lalu merapatkan tubuhnya kearah Revano dan memeluk perut Revano erat. Dia memang ingin Zemira manja padanya, tapi bukan dalam keadaan lemah seperti ini. Namun, Revano tetap mengukir senyuman untuk Zemira. Tangannya tak berhenti untuk memberi elusan lembut di kepala sang istri.

"Jangan tinggalin aku, Van." Suara Zemira kembali terdengar.

"Aku gak akan ninggalin kamu, Ze. Selamanya aku akan selalu ada untuk kamu." Revano membalas lembut.

Takdir Cinta Zemira✓[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang