Bismillahirrahmanirrahim.
Updated on: Rabu, 17 Juni 2020
Revisi: Jum'at, 05 Maret 2021***
Selamat membaca cerita Revan dan Zemi.
Vote sebelum membaca dan tinggalkan komentar.
Bab 26 | Telfon Menyebalkan
000
Hari ini Zemira kembali datang ke kafe miliknya setelah beberapa minggu ini sibuk dengan urusan keluarga yang membuatnya pusing. Zemira juga sudah rindu melayani para pelanggan setianya dan dia juga harus memastikan bahwa kafe miliknya dalam keadaan baik. Tidak banyak yang harus Zemira urus ketika dia berada di restonya karena Wina sudah melakukan semuanya dengan baik. Memang terkadang Zemira mengangkat Wina sebagai menager dadakan yang akan mengurus semua pengeluaran dan pemasukan. Zemira sendiri sebagai owner juga terkadang menghitung pengeluaran atau pun pemasukan kafenya sendiri namun dia lebih suka meminta Wina saja karena Zemira tidak mau memikirkan hal ribet seperti itu dan alasan lain dia juga percaya pada Wina.
Kali ini Zemira lagi-lagi melakukan tugas yang seharusnya dilakukan oleh pelayan kafe, tapi Zemira memang kerap kali melakukan hal semaunya saja. Beberapa pelanggan juga sudah mengetahui bahwa Zemira adalah pemilik restoran, tapi tidak malu ketika memakai baju yang sama dengan pelayan yang lain. Setelah mengantarkan makanan untuk salah satu pelanggannya, Zemira memutuskan untuk istirahat sejenak.
"In, itu ada pelanggan yang baru datang. Samperin dia dulu, nanti meja yang itu dibersihkan sama yang lain." Zemira berucap pada Intan yang langsung diangguki gadis berusia 17 tahun itu.
Menurut Zemira intan adalah gadis yang baik. Di usianya dia harus bekerja bukannya malah mengenyam pendidikan layaknya teman-teman seumurannya. Namun, Zemira tidak pernah sekalipun melihat gadis itu mengeluh. Memang jika kita pandai bersyukur dan selalu berpikir positif maka tidak ada yang namanya keluhan atau bahkan menuntut keadilan dan menyalahkan takdir Tuhan. Namun, hanya segelintir orang yang bisa berpikir seperti itu. Ada banyak orang yang lebih memilih mengeluhi hidupnya tanpa melakukan apa-apa, yang lebih parah lagi jika sampai melakukan tindakan haram hanya untuk katanya mencari rezeki. Zemira merasa bersyukur karena dari kecil dia tidak pernah kekurangan dalam hal materi, dia dilimpahi banyak harta. Zemira juga sempat ingin membiayai sekolah Intan tapi gadis itu menolak dengan alasan jika dia adalah tulang punggung keluarga, jika dia tidak bekerja maka keluarganya tidak bisa makan. Untuk informasi Intan tinggal bersama ibunya dan juga dua adiknya, gadis itu menjadi dewasa karena keadaan.
"Buk Ze, ponselnya bunyi." Kali ini suara lain membuatnya tersadar.
"Eh iya, makasih Ti." Zemira tersenyum ke arah salah satu pegawainya yang bernama Tiara. Sebelum beranjak pergi, dia kembali berbalik menatap Tiara. "Jangan panggil Buk lagi. Panggil Zemira aja."
"Saya ngerasa gak sopan, Buk."
"Tapi, panggilan kamu buat saya gak nyaman."
"Kalau gitu maaf kan saya."
Zemira mengangguk dan berlalu setelah mengucapkan kalau dia tidak apa-apa. Setelah sampai di ruangnnya barulah Zemira melihat siapa yang menelfonnya. Tapi, itu nomor tidak di kenal. Siapa ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta Zemira✓[COMPLETED]
Spiritual📌 Spin of Kalam Cinta Si Berandalan *** Dari kisah ini kalian akan belajar bahwa mencintai seseorang melebihi mencintai Allah adalah suatu kesalahan. Atau mungkin kalian juga akan belajar bahwa bukti mencintai tak harus membersamai karena ada saatn...