Bismillahirrahmanirrahim.
Updated on: Selasa, 21 Juli 2020
Revisi: Jum'at, 26 Maret 2021***
Selamat membaca cerita Revan dan Zemi.
Vote sebelum membaca dan tinggalkan komentar.
Part 33| Zevan Abria
000
Tidak ada manusia yang sempurna. Tidak ada manusia yang tidak pernah berbuat salah. Tidak ada manusia yang selalu benar dan bisa melakukan segalanya. Seorang Nabi saja pernah berbuat kesalahan, lalu bagaimana dengan manusia? Manusia tentu saja adalah tempatnya khilaf dan juga salah. Begitu juga dengan sosok Revano. Revano bukannya tidak mengerti dengan Zemira, hanya saja ada keadaan dimana dia dihadapkan dengan dua pilihan dalam hidupnya. Dia mengenal Savanya dan Zemira dengan baik. Savanya yang selalu mengerti dan mengalah, sedangkan Zemira adalah gadis rapuh yang sering kali bersikap egois.
Revano tidak membenci Zemira dan berpaling kepada Savanya. Ini hanya tentang keadaan dimana dia harus bisa bersikap tegas sebagai seorang suami. Revano paham dengan trauma Zemira di masa lalu, Revano mengerti dengan semua kenangan pahit yang sudah dilalui oleh Zemira. Tapi, Revano juga terkadang merasa lelah dan memaksa Zemira untuk bisa menerima masa depannya.
Revano tersentak ketika ada pergerakan dari sebelahnya. Dia memang tadi hanya duduk di atas ranjang menunggu Zemira terbangun. Revano hendak memegang tangan Zemira namun ucapan sang istri membuatnya berhenti.
"Don't touch me!"
"Ze, aku minta maaf." Revano ikut berdiri menghampiri Zemira.
"Minta maaf? Buat apa?"
Revano mengambil tangan Zemira dan menggenggamnya erat. Kali ini wanita itu tidak sempat menolak. "Aku gak maksud buat nyakitin kamu, aku gak bermaksud buat kamu tertekan, apalagi nampar kamu, Zemira. Aku akui kalau kemaren aku juga emosi ngadepin kamu. Karena itu ... aku minta maaf." Revano mengecup tangan Zemira lembut.
Mata Zemira berkaca-kaca, tapi ekspresi yang dia tunjukkan masih datar. Dadanya masih terasa sesak, bahkan tamparan kemaren dia masih merasakannya.
"Aku benci, Van. Aku benci disaat aku butuh kamu, tapi kamu malah gak peduli sama aku. Aku benci ... aku benci harus inget lagi semua tentang masa lalu aku. Aku benci dibentak, aku benci diteriaki," Zemira terisak, namun tetap melanjutkan, "aku benci dipukul, Van," lanjut Zemira lirih.
Revano tertegun, lalu membawa Zemira ke dalam pelukannya. Pagi ini sang istri kembali menangis histeris mengatakan dia benci semua hal tentang masa lalunya.
"Aku benci kamu deket sama Sava. Aku juga benci sama diri aku sendiri saat aku sadar kalau aku emang gak punya hak buat ngelarang kamu. Karena cepat atau lambat aku juga akan pergi. Posisi aku juga akan di ganti dengan yang lain, tapi ... aku gak mau orang itu Sava. Aku gak mau, Van!"
Revano menangkup pipi Zemira, menatap tepat di mata Zemira. "Ze, Sava gak seburuk itu."
Zemira melepaskan tangan Revano kasar. Dia berbalik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta Zemira✓[COMPLETED]
Espiritual📌 Spin of Kalam Cinta Si Berandalan *** Dari kisah ini kalian akan belajar bahwa mencintai seseorang melebihi mencintai Allah adalah suatu kesalahan. Atau mungkin kalian juga akan belajar bahwa bukti mencintai tak harus membersamai karena ada saatn...