Bab 14 | Senyuman Palsu

2.1K 251 13
                                    

Bismillahirrahmanirrahim.

Updated on: Senin, 25 Mei 2020
Revisi: Jum'at, 25 Desember 2020

***

Selamat membaca cerita Revan dan Zemi.

Vote sebelum membaca dan tinggalkan komentar.

Bab 14 | Senyuman Palsu

000

Allah itu maha pengampun. Allah itu maha pengasih. Allah itu maha penyayang. Seberapa banyak dosa yang di buat hamba-Nya selagi tidak menyekutukan Allah akan termaafkan. Namun, terkadang kita tidak pernah sadar dan mencoba memperbaiki diri bahkan ada yang berpikir untuk bersenang-senang terlebih dahulu, lalu menunda taubat hingga nanti sudah berumur saja. Mereka berpikir Allah akan selalu memberikan ampunan. Masalahnya, apakah ada kepastian jika Allah memberi kesempatan bertaubat sebelum maut menjemput?

Bukan nanti, besok atau kapan-kapan. Tapi, sekarang. Karena tidak ada yang tau kapan mata akan tertutup untuk selamanya, kapan mulut tak akan lagi mengeluarkan suaranya atau kapan jantung tak lagi berdetak hingga dinyatakan tak lagi bernyawa. Terlalu mengerikan jika berkata akan bertaubat besok saja, namun ternyata hari ini adalah hari terakhir kita di dunia. Tidak bisa menyalahkan siapa pun ataupun menyesal, hanya bisa meratapi kemana saja selama ini akal yang Allah berikan untuk berpikir?

Itulah yang Zemira pikirkan semenjak semalam. Kata-kata Afsheen telah merubah persepsinya. Percuma saja selalu bersikap baik pada makhluk-Nya, tapi tetap tidak menjalankan perintah-Nya. Sekarang Zemira sudah memantapkan hati untuk berhijab. Afsheen benar, bukan besok karena harus sekarang. Bukan menunggu pantas karna semuanya sudah jelas. Bukan setelah siap tapi memang harus siap. Zemira mengukir senyuman ketika dia telah selesai memakai hijab pashmina yang kini menutupi rambut cokelatnya. Untung saja Afsheen tadi mau menemaninya untuk membeli beberapa pakaian dan hijab baru untuk tahap pertama hijrahnya.

"Ze, kamu kok lama banget sih. Ngapain aja, rambutnya gak usah diapa-apain cukup diikat tinggi aja udah can—"

Revano terkejut ketika melihat penampilan Zemira yang sekarang. Istrinya memakai gamis polos dengan hijab pashmina bewarna dongker. Tidak mau bertanya lebih, Revano memilih mendekat dan mencium seluruh wajah Zemira bahagia. Melihat tingkah Revano, Zemira hanya mengulum senyumnya.

"Ze! Kamu Zemira, kan? Bukan jin Islam?" Revano bertanya cemas setelah menyelesaikan aksinya.

Zemira mendelik. "Ini Bidadari!" ketus Zemira kesal.

"Ah iya! Ini Bidadari. Bidadari milik Revano!" Detik berikutnya Zemira mendengkus kesal ketika Revano kembali menghujaninya dengan ciuman bertubi-tubi.

***

Kestya dan Reyno memasang wajah terkejut ketika melihat menantu mereka sudah berhijab seperti ini. Wanita asal Spanyol itu nampak semakin cantik, sedangkan Revano di sampingnya masih mengukir senyuman lebar tanpa lelah. Memang setelah puas membuat Zemira kesal, Revano langsung mengajak istrinya untuk bertemu dengan kedua orangtuanya terutama bertemu Kestya. Revano ingin menunjukkan jika sekarang Zemira sudah lebih baik tanpa mempersalahkan kekurangan istrinya.

Kestya mengajak Revano dan Zemira untuk masuk lebih dulu. Kestya sudah berencana untuk mengatakan niatnya kepada Zemira karena dia percaya jika Zemira pasti mengerti maksudnya. Sebagai seorang perempuan kekurangan Zemira itu tidak bisa ditolerir terutama untuk Kestya. Revano putra pertamanya, putra yang dia sayangi dan dia menginginkan Revano mendapatkan yang terbaik walaupun memang bukan Zemira.

Takdir Cinta Zemira✓[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang