Part 38 | Hamil?

3.7K 298 71
                                    

Bismillahirrahmanirrahim.

Updated on: Sabtu, 15 Agustus 2020
Revisi: Jum'at, 09 April 2021.


***

Selamat membaca cerita Revan dan Zemi.

Vote sebelum membaca dan tinggalkan komentar.

Part 38 | Hamil?

000

Terkadang dicintai itu bisa jadi sebuah petaka. Ketika kamu dicintai saat itu juga kamu hanya punya dua pilihan, membalas atau menolak. Memberi kebahagiaan atau luka dan penderitaan. Dan Zemira  melakukan keduanya. Revano mencintainya. Dia membalas cinta Revano dengan rasa yang sama, berbagi bahagia dan mengukir kisah yang indah. Namun, di sisi lain ada Axero yang juga mencintainya. Zemira menolak cinta Axero, memberikan luka pada laki-laki itu. Zemira sadar, dia sudah melukai Axero sangat dalam. Dia selalu memberi harapan, lalu mencampakkan tanpa perasaan. Dia memanfaatkan Axero sesuka hatinya, tapi dia tidak pernah mau menghargai cinta yang Axero beri padanya.

Dan tadi ... untuk pertama kalinya Axero menangis di depannya. Menampakkan sisi lemah yang selama ini berusaha laki-laki itu tutupi darinya. Meneteskan air mata menunjukkan betapa lelahnya dirinya dalam mencintai sosok Zemira. Zemira memang tidak pernah meminta untuk dicintai, tapi secara tidak langsung dia sudah melukai.

Zemira terus berjalan, meninggalkan Axero yang masih tidak bergerak dari tempatnya. Wanita itu sedikit terisak sebelum akhirnya dirinya merasakan ada benda keras yang menabraknya. Zemira terlempar beberapa meter, kepalanya terbentur cukup keras. Mata yang basah itu menatap orang-orang yang perlahan mulai berdatangan untuk membantunya. Dia masih merasa linglung, perlahan mata itu tertutup dan hilang kesadaran.

***

Fabian mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh, dia tidak mengacuhkan beberapa pengemudi lain yang protes karena dia menyalip sembarangan dan membahayakan keselamatan orang lain. Laki-laki bermata biru itu mencengkram kuat setir mobilnya emosi, dia merasa gagal menjaga sang adik. Ketika seseorang menelponnya dan mengabari bahwa Zemira kecelakaan dan tidak sadarkan diri. Tidak butuh waktu yang lama, Fabian sudah memakirkan mobilnya di rumah sakit tempat Zemira dirawat.

Fabian segera turun dan masuk ke dalam rumah sakit dengan tergesa, bertanya dimana ruangan Zemira dan berlari cepat untuk menemui adiknya. Fabian membuka pintu ruangan Zemira perlahan, dia melihat ada perban yang melingkari kepala dan juga siku Zemira. Fabian mendekat, Zemira yang merasakan kehadirannya menoleh. Zemira memejamkan mata ketika Fabian memeluknya erat, mengelus kepala Zemira menenangkan seperti biasa yang dulu dia lakukan ketika Zemira merasa ketakutan.

"Ze, kamu kenapa bisa kecelakaan?" tanya Fabian setelah melepaskan pelukannya.

"Musibah, Bi."

Fabian menghembuskan napas pelan, dia duduk dan mengelus tangan Zemira menyalurkan kehangatan. Keduanya menoleh ketika dokter masuk dan mengambil alih perhatian keduanya.

"Gimana Bu Zemira, masih ada keluhan?" tanya Dokter ramah.

"Cuman pusing dikit, Dok."

"Gimana keadaan Adik saya, Dok?" Fabian bertanya cemas.

Dokter yang bernama Asih itu melirik laki-laki bermata biru yang baru saja bertanya padanya.

Takdir Cinta Zemira✓[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang