Manusia dan pikirannya adalah limit tak terhingga.
Dulu, orang berpikir manusia dapat terbang adalah hal yang mustahil. Tapi sekarang, justru jalur udara digunakan sebagai rute tercepat mencapai sebuah tanah tujuan. Jika tidak ada satu orang saja yang cukup gila memikirkan kemungkinan manusia bisa terbang, maka saat ini tidak akan ada teknologi bernama pesawat terbang.
Bukan Wright bersaudara sebenarnya yang menciptakan mesin terbang pertama kali. Tapi seorang ilmuwan dari Cordoba, Andalusia. Sebuah pusat ilmu pengetahuan dan peradaban kuno jaman kekhalifahan di Semenanjung Iberia, tanah Spanyol. Sebelum kemegahan itu akhirnya dihancurkan, ilmu pengetahuan diboyong ke Eropa Barat dan Amerika, manuskrip-manuskrip penemuan bersejarah dibakar tanpa sisa, yang tertinggal hanyalah kemegahan istana Alhambra yang kini tinggal cerita.
Sama halnya dengan manusia-manusia yang mendobrak angka limit itu. Gue juga memiliki limit tak terhingga yang tidak bisa dihentikan oleh apa pun dan siapa pun, termasuk Mami.
Dalam fungsi kalkulus ada tiga metode yang digunakan untuk menyelesaikan sebuah limit fungsi aljabar, yaitu substitusi, pemfaktoran, dan perkalian dengan akar sekawan. Di dalam memecah limit kehidupan gue, gue memilih metode pertama, yaitu substitusi.
Cita-cita gue adalah menjadi TNI AU. Tapi Mami melarang keras anak-anaknya mengikuti jejak sang ayah untuk menjadi prajurit negara. Dari pada kualat karena melanggar aturan Mami, mending gue muter otak mencari substitusi yang sejalan dengan passion gue di bidang militer udara. Masalah itu terjawab ketika gue ketemu Om Tristan, mantan pacar Mami yang sekarang jadi pelatih Badan Inteligen Nasional. Mengikuti perekrutan BIN, jadilah gue salah satu agen intel pada divisi pertahanan dan keamanan, spesialis penelitian dan pengembangan alutsista TNI dan Polri.
"Mih, Mamas udah dapet kerja ini. Ayok kapan lamarannya" tanya gue ke Mami pada suatu sore. Target gue sejak zigot tidak pernah berubah. Setelah dapet kerja harus cepet-cepet ngelamar dedek cantik.
"Mamas udah dapet kerja?" Mami kesenengan. "Kerjanya di mana mas?"
"Kan kata Mami boleh jadi apa aja selain TNI.."
Mami ngangguk-angguk.
"Ya udah Mamas daftar BIN aja. Eh keterima" celoteh gue tanpa rasa bersalah.
"Oh, BIN" ucap Mama sambil mangut-mangut sebelum membelalakkan mata, "Hah? BIN? Ma-maksudnya Badan Intelijen?"
"Huum.." Gue ngangguk dengan santainya.
"Mamaaaas!! Itu mah lebih bahaya dari jadi tentara!"
"Aduh Mi ampuun" gue digebukin sama Mami. "Kan katanya boleh jadi apa aja selain tentara" gue membela diri sambil telungkup di bawah meja.
"Tapi nggak kerja jadi intel juga Mamas!" Mami udah mau nangis. "Ntar kalau nasib kamu kayak James Bones gimana? Nyusup-nyusup ke markas musuh, jadi mata-mata, terus ketembak, terus mati.. Anak Mama yang paling ganteng ilang satu dong! Huahua.."
Kalau ketauan Papi gue udah buat Mami nangis langsung digeprek abis ini titit gue. Tuh kan bener. Papi muncul dari arah kebun belakang lengkap dengan gunting rumput di tangannya. Refleks, gue langsung nangkupin tangan di atas selangkangan. Mengamankan aset masa depan dedek cantik gue.
"Cup.. Cup Mami" gue langsung peluk-peluk Mami sebelum Papi berubah jadi power ranger lalu menebas abis titit gue yang belum direyen."Enggak kok Mi. Mamas kerjanya bukan di bagian yang itu. Mamas itu bagian quality control. Sesuai sama background pendidikannya Mamas." meskipun sedikit bohong tapi yang penting Mami gue terhibur.
Setelah melihat Mami nggak jadi gue bikin nangis, Papi angkat jempol lalu balik lagi jadi tukang kebun di halaman belakang. Alhamdulillah, masa depan dedek cantik aman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky Before You
RomanceCita-cita gue gak muluk2, cuma menanamkan benih di rahim Dek Kanaya aja. Nunggu sembilan bulan lalu taraaa... gue jadi bapak paling hots seantero pulau Jawa. Tapi gimana mau bercocok tanam kalau lahannya galak kayak gitu, mana bapaknya Jenderal lag...