Kring.. kringg..
Alarm berbunyi"Hngh..." Soojin meregangkan tangannya.
Soojin meraba raba meja belajar di samping tempat tidur, untuk mematikan alarm.
Dengan perlahan, Soojin turun dari tempat tidur dan berjalan ke lemari.
2 langkah ke kiri... 7 langkah ke kanan..Soojin membuka pintu lemari lalu menelusuri baju baju yang tersusun rapi, merasakan sentuhan setiap baju di kulitnya.
"Ini dia," ucap Soojin lalu mengambil baju seragam sekolahnya hari ini.
Soojin menutup kembali lemari baju nya. Selangkah demi selangkah dia berjalan menuju kamar mandi. Dia sudah sangat hapal tatanan kamar ini, jadi tidak perlu menggunakan tongkat penuntun.
Setelah selesai mandi, Soojin berjalan ke dapur, dia meraba raba dinding di sekitarnya.
"Selamat pagi Soojin," ucap Soyeon sambil menghampiri.
"Selamat pagi Soyeon,"
Soyeon pun membantu Soojin untuk duduk di meja makan.
"Hari ini kita sarapan apa?" Tanya Soojin.
"Roti dan.... Selai?" Tanya Soyeon.
"Boleh,"
Soyeon adalah teman satu dorm Soojin sekaligus teman masa kecilnya. Soyeon selalu mendampingi Soojin kemanapun dia pergi. Bahkan mereka selalu masuk ke sekolah yang sama.
Kenapa bisa masuk sekolah yang sama? Tentu saja karna Soojin, walaupun buta, memiliki otak yang jenius. Dia cukup mendengar tanpa perlu melihat.
Skip...
Soojin dan Soyeon berjalan melewati lorong sekolah yang dipenuhi hiruk pikuk siswa.
"Selamat pagi Kak Soyeon! Selamat pagi Kak Soojin!" Ucap Yuqi sambil berlari menghampiri mereka.
"Pagi Yuqi,"
"Eh Kak, Lo berdua udah makan belum?" Tanya Yuqi.
"Udahlah, memangnya siapa yang berangkat ke sekolah tanpa sarapan Yuqi?" Tanya Soyeon sambil mengangkat alisnya.
"Lah gua belum makan nih, temenin gua beli jajan di kantin yok," ucap Yuqi sambil memasang puppy eyes nya.
"Ntar dulu lah, gua mau nganter Soojin dulu ke kelas," ucap Soyeon.
"Soyeon, kamu temenin Yuqi aja sana. Dari suaranya aku tau kalau dia udah laper banget tuh," ucap Soojin sambil memegang tangan Soyeon.
"Ini anak sih pinter banget aktingnya Jin, lagian dia masih tahan kok bentar lagi," ucap Soyeon.
"Aku bisa ke kelas sendiri kok Yeon. Kamu gak percaya sama aku?" Tanya Soojin.
Soyeon tau, Soojin paling tidak suka kalau diremehkan. Banyak orang yang meremehkan dia karena, yah kalian tau dia tidak bisa melihat, tapi Soojin selalu berhasil menampar orang orang itu dengan prestasinya.
"Ck... Yaudah deh, kamu ke kelas duluan ya. Hati hati lho ya Jin," ucap Soyeon.
"Yaaaa," ucap Soojin lalu berlalu ke kelas.
Soojin menelusuri lorong menuju kelasnya.
"Lihat tuh, si buta dateng," ucap seorang gadis yang tidak sengaja melewati telinga Soojin.
"Shhh, nanti dia denger bego," ucap teman gadis itu.
"Ya biar aja sih, kan memang kenyataan dia buta kok. Kemana mana harus pakai tongkat," ucap gadis itu lagi.
Soojin mencengkram sisi roknya. Dia sudah terbiasa mendengar hal seperti ini, dia pikir dia sudah terbiasa tapi ternyata belum.
Tiba-tiba Soojin mendengar suara derapan langkah yang sangat cepat menuju ke... Arahnya!
Belum sempat dia mengelak, orang itu sudah menabraknya hingga jatuh ke lantai.
"Aduh, maaf maaf," ucap si penabrak sambil menggenggam tangan Soojin untuk membantunya berdiri. Soojin merasakan bahwa sentuhannya terasa sangat lembut dan hangat.
"Tidak papa," ucap Soojin.
"Maaf ya kak, aku anak baru di sini, aku tadi terburu buru berlari ke ruang kepsek," ucapnya.
"Gakpapa dek," ucap Soojin.
Soojin lalu berlutut untuk mencari tongkat penuntun yang terlepas dari genggaman nya saat jatuh tadi. Soojin meraba raba lantai di dekatnya.
"Dia buta..." Bisik si penabrak namun terdengar oleh Soojin.
Soojin merasa emosi dalam dirinya mulai muncul.
"Memangnya kenapa kalau aku buta?"Soojin menemukan tongkatnya kemudian langsung berdiri dan meninggalkan si penabrak.
"Kak, biar kubantu,"
"Tidak perlu, pergi sana," ucap Soojin dengan ketus.
Si penabrak terdiam di tempat dan membiarkan Soojin pergi meninggalkan nya.
"Dia cantik," ucapnya kepada diri sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Light of The Blind || SooShu
RomantikSeo Soojin, seorang gadis yang terlahir buta menemukan cahaya terang dalam gelapnya dunia