Mimpi Buruk 3

1.4K 238 16
                                    

"Soojin..."

"Soojin..."

Soojin mendengar namanya disebut dengan halus. Dia berusaha untuk mengumpulkan kesadaran dan menggerakkan jemari.

Saat kesadaran mulai terkumpul, tiba tiba sekelebat ingatan muncul di pikirannya, terputar bagai sebuah film dengan suara saat dia memohon sebagai bgm nya.

Dia mengerjap, mencengkram kepalanya untuk menghentikan ingatan itu muncul.

"Diam! Diam!"

"Soojin... Hey, tenanglah," ucap Soyeon sambil menggenggam tangan Soojin.

"Jangan sentuh aku! Pergi! Tinggalkan aku sendiri!" Bentak Soojin sambil mendorong Soyeon.

"Soojin..."

"Diam! Tinggalkan aku sendiri... Aku mohon.."

Air mata mulai mengalir deras, membasahi wajah Soojin yang pucat pasi.

Soyeon pun pergi, dia merasa saat ini yang terbaik adalah membiarkan Soojin sendiri dan memberi waktu untuknya merenung.

"Kenapa?" Tanya Soojin sambil menggenggam erat selimut putih yang menutupi tubuhnya.

"Kenapa saat itu kau menolongku Hui?!"

"Kenapa kau menggenggam tanganku dengan hangat?! Kenapa kau memembuatku merasa aman didekat mu?!"

"Kenapa?"

"Kenapa kau tega melakukan ini? Apa salahku?"

Soojin terus menangis, sampai raganya tidak kuat lagi untuk menanggung semua kesedihan. Dia pun tertidur dengan air mata sesekali menetes keluar.

Skip...

Sudah seminggu sejak insiden itu, Soyeon memutuskan untuk mengunjungi Soojin ke rumah sakit. Dia membawa makanan kesukaan Soojin, daging.

"Soojin," ucap Soyeon sambil menutup pintu kamar rumah sakit.

Ya, Soojin masih di rawat. Luka ditubuhnya memang tidak banyak, namun luka di hati nya belum sembuh. Dia masih perlu dipantau.

"Siapa?" Tanya Soojin dingin.

"Hey! Baru seminggu kita tidak bertemu, kamu sudah lupa suaraku?" Tanya Soyeon.

"Soyeon?"

"Yaa. Ini Soyeon yang imut dan berkharisma,"

"..."

"Jin, laper gak? Ini aku bawain daging panggang kesukaan kamu,"

"Aku gak laper Yeon, nanti aja,"

"Yaudah deh,"

"Gimana perasaan kamu saat ini Jin?" Ucap Soyeon, duduk disamping Soojin.

"Aku.. gak tau,"

"Semuanya akan baik baik aja, kamu tenang aja,"

"Kalau aku gak tenang, mungkin aku udah lompat dari jendela Yeon. Hahaha..."

"Aku lagi berusaha untuk mencari sesuatu yang berharga dari diriku yang pantas untuk aku pertahankan," ucap Soojin dengan suara bergetar.

"Semua bagian dari diri kamu itu berharga Jin. Semuanya,"

"Kalau gitu, kenapa Hui tega ngelakuin itu Yeon?"

Entah untuk keberapa kalinya, Soojin menangis lagi.

Light of The Blind || SooShuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang