Pencet bintangnya dulu🌟
"Ka-kalian, pulang berdua?" aku berdiri, dan melangkahkan kakiku, kearah mereka
"Maaf, Kak." Aku mengalihkan pandanganku terhadap Sohena yang menunduk. Maaf? Apa maksudnya
Aku menatap kembali Christian, yang berdiri kaku, tepat satu meter di depanku. Kenapa dia sekaku itu?
"Chris? Boleh tolong jelaskan?" berusaha setenang mungkin, aku bertanya pada Christian
Terlihat Christian tersentak kaget, dan langsung menatapku.
"Oh, tidak. Kalian sudah sarapan?" aku berusaha mencairkan suasana, walaupun dalam diriku, sudah teramat sangat penasaran
"Sudah, ka." gadis yang telah merusak, oh tidak, maksudnya hampir merusak hubunganku dengan Christian, menyahut ajakan-ku.
"Baik, ayo pindah keruang tamu. Kita harus duduk dulu, bukan?" aku mengajak mereka berdua, untuk pindah keruang tamu. Aku ingat, sedaritadi kami berbicara sambil berdiri
"B-baik, kak," Sohena langsung menyetujuinya. Ia berjalan dengan cepat keluar dari sini. Mengapa?
"Lagi-lagi Sohena yang menjawab, apakah kamu kehilangan suara, suamiku tersayang?" sembari berjalan keruang tamu, aku bertanya
Aku merasakan, Christian memegang pergelangan tanganku. Rupanya dia sadar dari kebisuannya.
"Hei, Aurora ... " diantara lorong, yang dindingnya dihiasi bermacam-macam bingkai foto kami, Christian mengeluarkan suaranya.
Aku, berhenti, membalikkan tubuhku, dan menatapnya sembari menaikkan alis sebelah kiriku.
"Iya, suamiku?" Ia tau, jika aku memanggilnya suamiku, berarti aku sedang serius ataupun marah
"Ini, tidak seperti yang kamu pikirkan, Aurora ..." Dengan baju yang lusuh, rambut acak-acakkan, sangat bukan Christian sekali. Ia berujar dengan memelas padaku.
Oh, ayolah, apa aku memarahinya? Tidakkan? Mungkin belum. Aku belum mendengarkan penjelasannya, aku memang marah, istri mana yang tidak marah suaminya tidak pulang?
Memang pada akhirnya dia pulang, tetapi, pulang dengan perempuan lain. Walaupun tidak bisa dikatakan perempuan lain, tapi ... Ia hanya istri sementara yang tidak dicintainya, sementara aku?
Aku tidak mau dia bicara bohong pada ku, jadi aku kembali berjalan kearah ruang tamu. "Jelaskan, diruang tamu." aku tidak mau dibantah
***
"Jadi?"
saat ini kami telah berada diruang tamu. Aku duduk disingle sofa, Christian juga disingle sofa, tepat di sebelahku, dan terakhir, Sohena disofa panjang depanku, yang hanya dibatasi meja.
"Jadi gini, waktu aku mau pulang dari kantor, mama nelepon, katanya mama sakit, aku pas denger itu, langsung cepet-cepet kerumah mama, aku lupa ngabarin kamu ... setelah sampai dirumah mama, aku langsung menerobos masuk, tapi ... apa yang kudapat? Kamu tau? Mama membohongiku, nyatanya ia sedang bersantai diruang keluarga, sama Sohena dan papa--"
Aku tidak mau mendengarkan lebih lanjut lagi, karena aku tau, ini semua ulah mama mertua, dan akan mendengarkan lebih panjang lagi, akan membuat hatiku sakit lagi.
"Kesimpulannya, Christian ..." dengan tenang aku berkata padanya
Ia terlihat kaget, sedangkan Sohena, belum mengeluarkan sepatah kata
"Kesimpulannya, mama menahanku dengan alasan, aku harus menemani Sohena, karena perut dia sakit, aku tidak mengabarimu bukan karena aku tidak mau ... tapi mama menahan handphone ku, katanya malam itu aku tidak boleh diganggu siapapun, dan aku juga pada saat itu lupa mengabarimu karena, terlalu banyak pikiran, maafkan aku ..." jelas Christian, seraya memegang kedua tanganku
Apa sepenting itu Sohena baginya? Sampai ia lupa mengabariku? Mendengar itu, membuat hatiku seperti diremas oleh tangan tak kasat mata, dan mama mertua? Apakah ia tak punya hati? Mengapa ia setega itu padaku ...
"Benarkah, perutmu sakit, Sohena? Bukankah, kamu bilang ingin bertemu temanmu?" tanpa membalas perkataan Christian, aku bertanya pada Sohena
Sohena, gadis itu mengangkat kepalanya, ia menatapku.
"I-iya kak, perutku sakit, aku memang bertemu dengan temanku, tapi saat sedang berbincang, perutku sakit, tanpa pikir panjang, aku pergi kerumah mama ..."
Sungguh, semakin lama, hubungan kami mulai goyah. Aku memijit-mijit kepalaku, yang semakin pusing
"Sudah, Sohena? Kamu boleh pergi kekamar mu," aku menyuruh Sohena untuk pergi. Aku sudah tidak tau ingin berkata apa
"Baik, ka, permisi."
Setelah Sohena pergi, Christian kembali berbicara padaku.
"Aurora ... Maafkan aku, aku tau aku salah,"
Apa jika aku maafkan sakit hatiku akan terobati? Dan, apa jika aku memaafkan ia tidak akan berulah lagi? Aku memang bisa me maafkannya, tapi untuk melupakkan ... maaf aku tidak bisa
"Aku, memaafkan mu, jangan seperti itu lagi, hargai perasaanku," menghela nafas, aku berkata padanya
Christian beranjak dari tempat ia duduk, dan memelukku, aku pun berdiri dan membalas pelukkannya. Ya, Tuhan. Aku sangat mencintainya. Lancarkan lah, hubungan kami
***
"Ahhhh!"
Aku yang sedang menyiram tanaman, bergegas kearah teriakan
"Sohena!" astaga, itu Sohena, ia tengah bersimpuh dilantai, sembari memegang perutnya.
Aku pun segera menghampirinya.
"Sohe? kamu tidak apa-apa? Yang mana sakit?" dengan panik aku bertanya padanyaIa menunjuk perutnya. "Perut, ka, perut aku sakit," wajahnya terlihat sangat pucat
"Sohena!" tiba-tiba, dari arah tangga, Christian meneriakki Sohena. Ia langsung mengambil alih Sohena, dan bertanya dimana yang sakit, setelah mengetahui, ia mengelus-elus perut Sohena.
Dengan masih duduk dilantai, aku terhenti. Terdiam. Seakan-akan, apa yang di sekitaku, tidak terdengar.
"Aurora! Aurora!" sentak Christian, yang membuatku tersadar dari lamunan
"I-iya, Chris?" tanyaku, yang mendapatkan kembali kesadaranku
"Kamu gimana sih?! Sohena sedang kesakitan, kamu malah ngelamun! Cepat, siapkan mobil, kita kerumah sakit, kamu mengemudi!" Bentak Christian, sambil menggendong Sohena, kearah mobil
Sekhawatir itukah, ia pada Sohena, sampai membentakku? Ahh, aku harus berpositif thinking. Ya, harus.
"Cepat, Aurora! Jangan lelet!" Christian kembali membentakku
"I-iya," sabar Aurora, kamu adalah wanita yang kuat.
***
Plak
🍁🍁🍁
Siapa yang nampar? Siapa yang kena tampar?
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Istri
ChickLitWarning 21+ Harap bijak dalam membaca! Bagaimana jika seorang gadis masuk ke dalam rumah tanggamu dan mengaku hamil anak suamimu? Bagaimana perasaan dirimu sebagai seorang istri? Apakah kau mampu mempertahankan rumah tanggamu ? [Belum Revisi] 1#...