Pencet bintangnya dulu baru baca 🌟
Lima bulan telah berlalu. Usia kandunganku telah berjalan enam bulan. Semuanya lumayan berjalan lancar. Perlu digaris bawahi, lumayan berjalan lancar, bukan sepenuhnya berjalan lancar.
Selama lima bulan ini, aku menjalani kehidupan dengan cukup banyak rintangan-rintangan yang biasanya terjadi dalam sebuah rumah tangga.
Rintangan-rintangan yang kuhadapi cukup berat. Masalah mulai berdatangan, pada saat usia kandunganku berjalan menuju ke tiga bulan.
Dimulai dari mama. Tentunya mama bahagia kala mendengarku sedang mengandung. Namun, pada saat usia kandunganku sehari sebelum genap tiga bulan, mama menghubungiku.
Dan, apa yang disampaikan mama lewat telepon, membuatku menghabiskan satu minggu dengan merenung dan– dalam seminggu itu, aku seperti tidak ada semangat hidup lagi, semua yang aku pikirkan, hanya tentang percakapanku dan mama.
Ternyata, mama telah mengetahui jika Christian menikah lagi. Mama marah besar saat mengetahui itu, terbukti hingga ia memintaku untuk menceraikan Christian.
Ketika mendengar untuk menceraikan Christian, di situ aku hancur. Aku tidak mungkin menceraikannya disaat kami telah melalui banyak percobaan.
Hatiku hancur kala mendengar mama menangis di sebrang sana. Mama sangat jarang menangis. Aku sayang mama, tapi ... aku juga mencintai Christian. Makanya, aku menolak untuk bercerai. Mama juga menolak balik keputusanku.
Namun, aku dan Christian tetap berusaha untuk meyakinkan mama. Memang pada awalnya mama menolak, tapi mungkin, setelah melihat betapa besar perjuangan kami dan tak kunjung mundur, akhirnya mama menerimanya meski masih dengan setengah hati.
Masalah selanjutnya datang dari mertuaku. Kupikir, setelah hadirnya buah cinta di antara aku dan Christian, ibu mertua akan mulai menerimaku, tapi ternyata tidak. Sepertinya ia memang sangat mengidolakan menantu kesayangannya. Siapa lagi kalau bukan Sohena.
Ngomong-ngomong soal Sohena, ia semakin menjadi-jadi saja. Semakin berani menantangku. Tidak pernah sehari pun, ia absen untuk berulah. Bahkan, aku hampir keguguran akibat ulahnya.
Kronologi, waktu lalu hari sangat panas, aku minta dibuatkan jus segar, oleh Bi Inem. Setelah meminumnya, aku malah ketagihan. Namun, saat menjelang sore, perutku keram dan seperti ada yang menarik paksa isi perutku.
Bi Inem yang melihatku, langsung pucat pasi dan segera mengantarku ke rumah sakit. Aku tidak menaruh curiga terhadap Bi Inem yang pucat pasi, tapi aku yakin ada sesuatu yang salah.
Christian yang entah mendapat kabar dari mana aku berada di rumah sakit, segera menyusulku pada saat itu juga. Padahal, hari ini ia ada meeting penting.
Diperiksa lah aku oleh dokter wanita yang masih muda. Aku tidak tau kenapa bukan dokter Raga lagi yang menjadi dokter kandungan. Tapi itu kuabaikan.
Setelah beberapa proses pemeriksaan, akhirnya aku diputuskan untuk menjalani beberapa perawatan di rumah sakit selama tiga hari, yang artinya aku harus menginap lagi di ruangan berbau obat-obatan itu.
Dan sialnya, aku masih belum tau penyebab perutku sakit.
Sehabis dipindahkan, Christian datang ke ruanganku dengan wajah datar dan sorot akan kemarahan. Belum sempat aku bertanya perihal kenapa raut wajahnya datar dan marah, ia terlebih dahulu mengeluarkan suara beratnya.
Intinya, ternyata aku hampir keguguran akibat meminum jus nanas yang banyak. Ini kehamilan pertamaku, jadi aku tidak tau jika meminum atau memakan nanas akan berakibat fatal.
Dan juga, bukannya aku lebay atau apa, tapi kandunganku sedari awal memang lemah, salah makan minum sedikit pun, akan langsung berakibat pada kandungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Istri
ChickLitWarning 21+ Harap bijak dalam membaca! Bagaimana jika seorang gadis masuk ke dalam rumah tanggamu dan mengaku hamil anak suamimu? Bagaimana perasaan dirimu sebagai seorang istri? Apakah kau mampu mempertahankan rumah tanggamu ? [Belum Revisi] 1#...