Pencet bintangnya dulu baru baca 🌟
Suara rintikan hujan, ranjang yang empuk ditambah dekapan yang hangat, hah! Benar-benar surga dunia! Namun, semua itu harus hancur kala ponsel yang sedari tadi tidak mau berhenti berdering.
Tunggu, dekapan hangat? Bukannya, aku tidur sendiri? Ah, aku lupa mengunci pintu. Pantas saja, pria nakal ini bisa masuk ke sini.
Wajahnya sangat damai, tampan. Mungkin, lebih tampan lagi jika dipakaikan make up, bukan? Sepertinya itu ide bagus!
Mengabaikkan penelpon yang mungkin sudah menyerah untuk menelpon lagi, aku menyingkirkan tangan Christian yang bertengker di pinggangku, kemudian berjalan pelan-pelan ke arah walk in closet.
Ceklek!
Semua masih sama. Sama seperti pertama kali aku menginjakkan kaki di sini. Di penthouses tempat semuanya terbongkar. Hah, sudahlah.
Sekarang bukan waktunya untuk mengingat sesuatu yang sudah lewat ... namun, waktunya mencari benda-benda yang diperlukan sebelum suami tampanku bangun, hihi!
Setelah membutuhkan semua benda yang dibutuhkan, saatnya kembali dan membuat sebuah karya.
Menaiki ranjang dengan sangat hati-hati, aku berhasil tiba di sampingnya tanpa ketahuan.
"Eumh ...."
Astaga! Kukira ia akan bangun, ternyata hanya menghadap dan memeluk pinggangku. Huft!
(Abaikan wajahnya)
Eum, apa yang harus aku buat? Ah, sepertinya membuat Christian cantik sama sepertiku, boleh juga. Ya, let's do it.
Tidak sia-sia perjuanganku selama satu jam. Akhirnya selesai juga, meskipun harus ekstra hati-hati karena Christian terus saja bergerak.
Terakhir, kita bereskan dulu ini semua, lalu berpura-pura terkejut saat melihatnya tidur di sini. Ah, kenapa kau pintar sekali Aurora ....
Saatnya kejutan dimulai, Sayang. "Akh! Siapa yang izinin kamu tidur di sini, Christian?!" pekiku sembari duduk.
Ups! Sepertinya ia terkejut. Maafkan aku, my beloved husband. Astaga, coba lihat wajahnya yang sedang panik itu ...
"S—sayang ... maafin aku, ya? Aku emang salah, tapi, tidur aku kurang nyenyak kalau nggak meluk kamu ... apa lagi di luar lagi hujan, enaknya tuh meluk yang anget-anget, hehe," jelasnya diakhiri cengiran.
Pffftt, dia sangat cantik! Hah, aku tidak sabar untuk melihat reaksinya, atas hasil karyaku.
"Lumayan masuk akal alasanmu. Oke, aku maafin!" ujarku gengsi.
"Kita pulang, ya? Aku mau lanjut tidur lagi, masih ngantuk." Sepertinya ia benar-benar mengantuk. Terbukti dari ia menyandarkan kepalanya pada bahuku. Tapi, oh shit! Make up-nya akan hancur!
Masih dengan wajah datar, aku melanjutkan aktingku. "Hm, ayo pulang."
***
"Shit! Aurora, ceraikan saja suamimu dan aku akan menikahimu."
"Apa katamu?!" tanya Christian saat mendengar ucapan sinis Damian.
"Lepaskan saja Aurora untukku, dude. Ia tak pantas mempunyai suami setengah wanita sepertimu."
O–ow, sepertinya pertunjukkan akan di mulai. Aku hanya diam saja tidak melerai keduanya. Namun, jika mereka sudah pakai tangan, baru akan kulerai.
"Maksudmu?" Haha, cantik sekali suamiku setiap kali ia berganti ekspresi. Salah satunya, seperti saat ini, saat ia bingung.
"Ck! Coba saja kau berkaca!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Istri
ChickLitWarning 21+ Harap bijak dalam membaca! Bagaimana jika seorang gadis masuk ke dalam rumah tanggamu dan mengaku hamil anak suamimu? Bagaimana perasaan dirimu sebagai seorang istri? Apakah kau mampu mempertahankan rumah tanggamu ? [Belum Revisi] 1#...