Part 1

2.9K 95 0
                                    


Seoul, 2016

-Tzuyu POV-

Aku mengelap peluh yang membasahi dahiku dengan sebelah tangan yang bebas.

Untung banyak orang
baik yang aku temui sejak tadi di stasiun hingga sekarang aku bisa sampai di depan portal utama
perumahan ini.

Aku terdiam sejenak, takjub menatapi dinding marmer itu dengan tulisan timbul SKY CASTLE besar. Aku
pun mulai melangkah.

Aku baru saja hendak menunduk dan masuk ke perumahan dari bawah palang besar di dekat pos
security yang tertutup, saat hardikan keras terdengar.

"Hei! Apa yang kamu lakukan? Mau apa? Mau cari kerja?! Jangan di sini! Sana pergi!" teriak seorang
security yang keluar dari posnya, mengibaskan tangannya mengusirku.

Aku mengerutkan dahi. Se udik itukah penampilanku? Batinku. Aku memang ke sini memakai baju
terusan bermotif Bunga hijau, baju terbagus yang dimiliki oleh mendiang ibuku. Tapi paling tidak
rambutku tidak dikuncir dua atau dikepang, seperti gadis desa pada umumnya.

"Saya..." jawabku ragu, "Mencari alamat ini..." aku menyerahkan secarik kertas pada si security seram
itu.

Security itu mengernyit, menyambut uluran tanganku lalu meneliti kertas yang aku berikan. Tak lama
kemudian ia memandangku dengan mata menyipit, curiga.

"Kamu kenal siapa pemilik rumah ini?"

"Nyonya Tae...." Jawabku seadanya,seketika aku lupa siapa namanya.

Security itu mengerutkan kening, lalu mengangkat bahu dan menyerahkan kertas kumal tadi kembali
padaku. "Yasudah, masuk sana. ingat! Jangan macam-macam!"

Setelah mengambil kembali kertasku. Aku mengangguk lalu mengucapkan terima kasih pelan saat
security itu membukakan palang.

"Waahhh..." aku terperangah begitu mengedarkan pandangan setelah mengambil langkah pertama
melewati batas palang.

Menatap rumah-rumah di hadapanku yang begitu besar dengan kekaguman
yang tidak bisa aku tutupi. Mana ada rumah sebesar ini di desaku.

Aku menarik napas, berjalan lebih jauh lalu menoleh ke kanan dan ke kiri. Setelah beberapa saat,
akhirnya aku bisa menyimpulkan bahwa di kananku adalah rumah bernomor genap, sementara di kiriku
rumah bernomor ganjil.

"97A... hmmm" gumamku, sambil melirik kertas di tanganku.

Aku pun mulai melangkah sambil mengurutkan dalam hati. 91A… 93A….95A…. dan akhirnya, 97A.

Aku menarik napas, terengah karena jarak antar satu rumah dengan rumah yang lain cukup jauh dan
membuatku lelah.

Aku mendongak lalu terperanjat saat mendapati gerbang putih menjulang di
hadapanku. gerbang dengan nomor rumah yang aku cari. tinggi Sekali gerbang ini.

Kira-kira hampir
sepuluh meter.
Aku memang gadis desa, tapi aku tidak terlalu kampungan. Aku jelas tahu di perumahan seperti ini pasti
ada bel.

Aku menggigit bibir, lalu celingak-celinguk mencari bel. Di pojok gerbang tidak ada. Mungkinkah
ada di tengah? Mungkin saja, jawabku sendiri. Di Seoul pasti banyak hal ajaib.

Aku mematung di tengah gerbang, sambil mendongak heran melihat pintu gerbang.

Saat aku masih
terpaku, tiba-tiba terdengar suara berat dari gerbang yang kini membuka cepat secara otomatis.

Aku tersentak kaget.

Ciiiitttttttt….

Sebuah mobil hitam metalik melaju keras dan hampir saja menabrakku, membuatku semakin terpaku,
kaget.

F4 REBORN✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang