Part 41

226 20 0
                                    


-Rose POV-

Aku tahu Jaehyun tidak suka diganggu di tengah-tengah waktu santainya, terlebih lagi ketika di ada F4 Di
rumahnya. Aku dari dulu tidak akan mengambil risiko dengan menemui Jaehyun pada saat-saat seperti ini, tetapi saat ini aku penasaran dan membutuhkan jawaban.

Aku dibiarkan menunggu di ruang belajarnya sementara pelayan pergi untuk memberitahu laki-laki itu.
walaupun aku dan Jaehyun sudah lama saling mengenal, ini adalah kedua kalinya aku kaki ke dalam ruang belajar Jaehyun di rumahnya. Pertama kali masuk ke ruangan ini adalah ketika aku bermaksud
memberikan kejutan kepada Jaehyun, yang ternyata tidak berjalan sesuai harapanku.

Hari itu aku mengetahui dua hal penting tentang Jaehyun. Satu, dia tidak suka diganggu saat belajar. Dua, jaehyun
tidak suka kejutan.

Kenangan tidak menyenangkan itu membuatku memandang ke sekeliling ruangan itu sambil meringis.

Mataku mendarat di sebuah kotak di meja belajar Jaehyun. Kotak itu memiliki motif yang sama seperti
kotak Crystal’s Cake yang sedang aku pegang. Aku menghampiri meja agar bisa melihat lebih jelas.

Benar, kotak itu memang kotak kue dari Crystal’s Cake. Di bagian atas kotak terdapat catatan bertuliskan, ‘Milik pribadi. Yang berani menyentuh isi kotak ini akan dihukum berat. Termasuk Mingyu dan Jungkook.’

Aku membuka kotak itu dan di dalama hanya terdapat dua potong tarlet.

“Ada apa, rose?”

Aku berputar dan menyunggingkan senyumanku yang sempurna.

“Aku ingin memberikan ini kepadamu,” kataku sambil mengangat kotak kue yang aku bawa. “Tadi aku mampir ke toko kue langganan temanku dan membelinya.”

Ada sesuatu yang berubah dalam sikap Jaehun. Sinar matanya melembt dalam sekejap dan ia tersenyum sekilas. “Oh, begitu?”

Aku mengangguk, “Ya. Aku membeli tarlet ini untukmu, tapi kulihat kau sudah membelinya sendiri,” kataku sambil menunjuk kotak kue di mejanya.

Dia tersenyum kecil. “Ah, aku tidak membelinya. Itu hadiah,” jelasnya, “Tapi aku dengan senang hati menerima pemberianmu. Aku ketagihan dengan semua tarlet-nya.”

“Karena itu kau merasa harus melindungi jatahmu?” tanyaku, merujuk pada ancaman yang tertempel di kotak kue Jaehyun.

“Oh, ya tentu saja.”
Aku menyerahkan kota kue itu kepada Jaehyun dan melihatnya meletakkannya dengan hati-hati di meja, di samping kotak kuenya sendiri.

“Jadi kenapa kau mencariku, rose?” tanyanya. “Hanya untuk mengantarkan kue ini?”

Aku memasang senyumku kembali dan bergumam membenarkan. “Dan aku juga ingin memastikan bahwa kau tidak lupa untuk menghadiri pesta bersamaku bulan depan.”

“Pesta? Pesta apa?”

“Oh, Jaehyun-ah,” aku mendesah keras. “Kenapa kau tidak pernah mengingat janjimu?”

Aku bersedekap. “Pesta yang akan diselenggarakan oleh perancang busana yang menyewau sebagai model utama mereka. Aku sudah memberitahumu saat kita makan siang kemarin. Ini pesta penting, jaehyun, dan kau sudah berjanji akan menemaniku ke sana.”

“Aku sudah berjanji?” tanyanya lagi.

“Ya,” tukasku, mulai kesal. Dia memang selalu seperti ini, tidak pernah berubah. Jarang mengingat janji
dan jarang mendengarkan kata-kataku. Seharusnya aku sudah terbiasa, tetapi hal itu membuatku bertanya-tanya apakah aku pernah mendapatkan perhatian penuh darinya. “Aku tidak bisa menghadiri
acara itu sendirian, Jae. Mereka berkata bahwa aku boleh mengajak pacarku, jadi aku mengajakmu. Dan kau setuju.”

F4 REBORN✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang