Part 40

262 16 0
                                    


-Author POV-

“Tzuyu!”

Gadis itu mengela napas pelan, menoleh ke belakang lalu mengerutkan kening menyadari siapa yang
baru saja menyerukan namanya.

“Kenapa, tu… ani sunbae,” Tzuyu sontak menghentikan niat untuk mengucap sebutan resminya pada pemuda itu, menyadari mereka masih berada di lorong kampus.

“Mau ke mana? Kantin?”

“Hah?” ujarnya otomatis, jelas bingung ada angin apa tuan mudanya menanyakan hal seremeh itu.

Kemudian, menyadari Mingyu masih menunggu jawabannya, Tzuyu menggeleng. Waktu seperti ini memang mau digunakan Tzuyu untuk mengunjungi perpustakaan, sehingga ajakan Umji dan Dahyun pun tadi juga ditolaknya. Ia berniat meminjam novel yang sempat direkomendasikan Chaeyeon kemarin.

“Memang kau mau kemana?”
Tzuyu mengernyit lagi sebelum menanggapi, benar-benar tidak mengerti maksud Mingyu menanyainya terus. “Ke perpustakaan.”

Mingyu membelalak. “Perpustakaan? Kau itu titisan Eunwoo ? atau Kau itu saking tidak ada duitnya
sampai mau makan buku?”
Tzuyu mendengus.

Mingyu berdecak, lalu meraih tangan Tzuyu dan menariknya. “Temani aku ke kantin saja, kajja.”

“Hah?” adalah satu-satunya reaksi yang diberikan gadis itu.

Tzuyu menahan tangannya, tak mau beranjak. “Shireo… aku mau ke perpustakaan saja.”

“No, kau mau membantah perintahku?” ucap Mingyu, berbalik lalu menatap gadis itu sambil melotot.

Tzuyu mendesis pada Mingyu, lalu berusaha menarik tangannya dari kurungan tangan pemuda itu.

Mingyu sontak menahannya lebih kuat, lalu melangkah maju merapatkan diri pada gadis yang kini malah
diam terperangah.

“Kau mau di pecat?” ancamnya pelan.

Ancaman basi itu lagi, batin Tzuyu bosan.

Gadis itu mengangkat satu ujung bibirnya kesal. “Pecat saja kalau sunbae mau,” tantangnya, lalu menyentakkan tangan ia merasakan jemari Mingyu mengendur dan bergegas kabur sambil menjulurkan
lidah.

“AH….” Ganti Mingyu yang kini terperangah, lalu tak lama setelahnya ia tertawa memandangi punggung
Tzuyu, tak percaya karena sang mangsa berhasil mengelabuinya lagi. ia pun mulai melangkah sambil
tersenyum-senyum sendiri.

Sementara, tanpa disadari, ponsel bergetar tak jauh dari Mingyu dan Tzuyu berada. Yeri masih berusaha mengatur napasnya yang memburu karena amarah, sambil bergerak mengambil benda yang
memanggilnya.

Sudah beberapa hari ini ia menunggu. Akhirnya.
Setelah beberapa saat, Yeri masih memandangi barisan pesan layar ponselnya dengan mata membelalak.

Jadi…jadi… jadi spekulasinya…

Yeri pelahan menganga lalu mulai tertawa tak terkendali setelahnya. Gadis itu menggeleng-geleng terkejut sekaligus kegirangan, hingga akhirnya menguasai diri dan terdiam.

Jika diingat-ingat, memang ada kejanggalan yang baru disadarinya sekarang. Kalau memang gadis itu orang tak punya, bagaimana bisa di masuk Shinhwa University?

Beasiswa? Yeri menggeleng. Ia hampir tahu semua nama mahasiswa penerima beasiswa di sini, karena Daddy nya salah satu dewan dan donatur ke beasiswaan. Tapi seingatnya taka da mahasiswa beasiswa baru-baru ini, apalagi di tengah tahun ajaran.

Berarti semuanya sesuai. Senyum licik tak pupus dari wajah Yeri saat ia mengucap dalam hati. Tzuyu… ternyata…

***

F4 REBORN✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang