Part 67

315 21 0
                                    


-Chaeyeon POV-

“Jadi apa kabar gembiranya, Chae?” tanya Eunha ketika ia, aku dan Umji sedang menata kue-kue pesanan ke dalam kotak.

“Kabar gembira?” gumamku sambil lalu. “Apa maksudmu?”

Umji mendorong bahuku dengan bahunya. “Wajah eonni berseri-seri dan eonni bersenandung sepanjang hari padahal dari kemarin eonni terlihat seperti orang kebingungan dan nyaris tidak mau bicara,” katanya. “Apakah ini artinya Eonni dan sunbae sudah berbaikan?”

Aku memutar bola mata dan baru hendak menjawab ketika aku mendengar bel di atas pintu berdenting, menandakan ada orang yang masuk ke dalam toko. Aku berbalik, bersiap menyapa siapa pun yang
masuk, dan melihat laki-laki yang baru saja dibicarakan Umji melangkah memasuki toko.

Jantungku seketika berdebar-debar melihat Jaehyun yang tersenyum cerah kepadaku.

Sebelum aku menyadari apa yang terjadi, Jaehyun sudah menghampiriku dengan langkkah lebar dan membungkusku dalam pelukan erat. Oh, astaga!

Beberapa saat kemudian Jaehyun menarik diri, tanpa melepaskan pelukan, dan menunduk menatapku.

Senyumnya secerah matahari.

“Annyeong,” gumamnya.

“Hai,” balasku. Aku menggigit bibir ketika bibirku mengancam akan melengkung menyunggingkan senyum yang sudah pasti akan terlihat bodoh.

“Aku benar-benar menyukai kenyataan bahwa kini aku bisa memelukmu kapan saja dan dimana saja sesuka hatiku,” kata Jaehyun.

“Oh ya?” aku mengangkat alis.

“Oh, ya” sahut Jaehyun.

“Omong-omong, selain untuk mendapatkan pelukanku, aku mampir untuk memberimu ini.”

Ketika Jaehyun melepaskan pelukan, aku baru melihat laki-laki itu sedang memegang seikat bunga aster yang paling manis yang pernah kulihat. “Untukku?” tanyaku sambil mendongak menatapnya dengan mata berbinar-binar.

“Tentu saja untukmu, kalau tidak untuk siapa lagi?” balasnya.

“Terima kasih.” Gumamku sambil menerima bunga itu.

“Makan malam denganku malam ini?”

“Oh, kami akan makan malam sekeluarga malam ini,” sahutku cepat. “Ayahku akan keluar dari rumah
sakit hari ini.”

Jaehyun mengangkat bahu. “Tidak apa-apa. Aku mengerti.”

“Kau juga diundang.”

Alisnya terangkat. “Aku?”

“Ya, Krystal memintaku mengajakmu. Kau bisa datang?”

Senyumnya mengembang. “Tentu saja.”

Aku juga ikut tersenyum. Demi Tuhan, kenapa Jaehyun membuatku ingin tersenyum sepanjang waktu?

Tiba-tiba Jaehyun kembali memelukku. “Baiklah. Cukup sudah. Aku harus pergi sekarang,” katanya sambil melepaskan pelukan. Kemudian ia mengangkat wajah menatap melewati kepalaku dan menyapa ceria, “Hello Jung siblings.”

Wajahku memanas begitu teringat bahwa Eunha dan Umji juga ada di sini dan sudah pasti menyaksikan semuanya.

Oh, astaga! Ini benar-benar memalukan. Aku merasa ingin membenamkan wajah ke dalam
bunga-bunga aster ini.

“Hai, Jaehyun.” Eunha dan Umji serentak menjawab dengan manis.

Jaehyun kembali menunduk menatapku. “Akan kutelepon nanti.”

“Oke,” gumamku singkat dengan wajah yang semakin panas dan merah.

Setelah melemparkan senyum terakhir kepadaku dan mengucapkan selamat tinggal kepada Eunha dan Umji, Jaehyun pun pergi. Begitu laki-laki itu keluar dari toko, kedua orang di belakangku pun heboh.

“Ha! Aku benar! Kalian sudah berbaikan!”

“Ya Tuhan. Dia memberimu bunga. Aku bersumpah Jaehyun sunbae adalah laki-laki paling romantis yang pernah kutemui.”

“Apakah itu artinya kalian masih tetap bertunangan?”

“Apakah dia memberikan penjelasan tentang foto itu?”

“Bagaimana caranya meminta maaf kepadamu?”

“Kuharap eonni membuatnya mengemis-ngemis lebih dulu.”

Aku memutar bola mata, masih sambil tersenyum, dan berjalan ke dapur, mencari sesuatu yang bisa dijadikan vas bunga. Aneh sekali bagaimana bunga bisa membuat seseorang gembira, pikirku sementara aku menata bunga-bungaku. Dan aneh sekali bagaimana bunga membuat seseorang tidak bisa berhenti tersenyum.

***

-Jaehyun POV-

“Perubahan suasana hatimu menggelikan.”

Aku mendengus tanpa berkomentar, sibuk meneliti tugas.

“Tapi aku tidak pernah melihatmu segembira ini sebelumnya,” lanjut Jungkook.
“Kurasa itu artinya
gadismu sudah memaafkanmu?”

Aku tidak menjawab, namun senyumku kembali tersungging begitu teringat pada Chaeyeon.

“Singkirkan senyum itu dari wajahmu. Kau menyedihkan,” tukas Jungkook dengan nada bergurau.

Senyumku melebar sementara aku menyerahkan file tugasku kepada Jungkook. “Kau hanya iri padaku,” kataku ringan.

Jungkook tergelak.

Telepon di mejaku berdering. “Ya?” kataku setelah menekan tombol speaker.

“Tuan, Miss Rose ingin bertemu dengan anda,” kata asisten di ujung sana.

“Suruh dia masuk.”

Jungkook menatapku dengan alis terangkat samar. “Kau masih menemui Rose?” tanyanya.

“Dia yang minta bertemu. Katanya ada yang ingin dibicarakan denganku,” sahutku tak acuh.

“Mungkin dia ingin berbicara tentang artikel itu,” tebak Jungkook.

Aku memberengut mengingat artikel dan foto yang nyaris mengacaukan hubunganku dengan Chaeyeon.

“Mungkin saja,” gumamku.

Terdengar ketukan di pintu. Jungkook berdiri dan berkata, “Baiklah. Akan kutinggalkan kalian berdua untuk bicara.”

F4 REBORN✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang