Part 18

315 20 0
                                    

-Eunha POV-

“Oke! Sekali lagi selamat bagi kalian yang terpilih.” Irene ssaem mengulurkan tangan pada kami dan
tersenyum lebar.

“Baik. Sekali lagi saya ulangi, lomba ini diadakan secara beregu dan kalian berdua tentu saja menjadi
satu tim. Pendalaman materi akan diadakan setiap selesainya perkuliahan. Memang waktu kita sangat
singkat, tapi saya harap ini akan memberikan manfaat besar bagi kalian. Saya akan memberikan informasi dasar, sedangkan pegetahuan umum, silahkan kalian mencari sebanyak-banyaknya dari
sumber lain. Cukup jelas?”

Irene ssaem mondar-mandir mengelilingi kami berdua dan berhenti ketika kalimatnya berakhir. Dia tersenyum.

“Maaf, tapi bisakah pelatihan ini diadakan di ruangan lain? Saya tidak bisaberkonsentrasi dengan baik di sini.” Jungkook yang sejak tadi memperhatikan gerak-gerik Irene ssaem, kini menatapnya lurus-lurus untuk menyampaikan maksudnya.

Jungkook benar. Kami duduk di ruangan dosen yang sempit dan dipenuhi buku-buku. Di tambah lagi, banyak orang keluar masuk ruangan ini sambil kadang-kadang bertanya, 'Lomba ya?' aku juga tidak bisa berkonsentrasi dengan baik di sini.

“Saya baru saja ingin mengatakannya, bagaimana jika pelatihan ini kita adakan di rumah saya? Dengan
pertimbangan, mungkin akan lebih memudahkan kita karena semua buku ini milik saya, bukan milik kampus. Tapi, itu pun kalau kalian tidak keberatan.” Irene ssaem mengangkat pundaknya dan tersenyum pada kami. “Rumah saya tidak jauh dari sini, hanya beberapa blok.”

Aku dan Jungkook langsung mengangguk setuju. Kemudian Irene ssaem mengulurkan buku-buku tebal yang dibawanya tadi pada kami. Aku menelan ludah ketika menerimanya. Benarkah harus kulahap semua ini dalam seminggu?

***

“Kenapa pindah ke Seoul?” jungkook bertanya padaku di sela-sela istirahat. Aku masih terfokus pada
roti gandum di tanganku, jadi tidak terlalu memikirkan pertanyaannya. “Memangnya kenapa?” aku balik
bertanya.

“Aku bertanya, kenapa kamu pindah dari Gwangju ke Seoul?” jungkook meneguk soft drink nya. Dia akhirnya mengalihkan pandangannya dari buku di tangannya dan menatapku.

“Ooh.. yah, keluargaku mau mencoba suasana baru.”

“Kalau kamu, kenapa ikut keluargamu pindah ke Korea? Bukannya lebih enak di Paris?” aku melontarkan
pertanyaan itu karena Jungkook tidak menanggapi jawabanku tadi.

“Ada alasan tertentu,” dia hanya menjawab singkat.

Kesal sekali. Padahal tadi ketika dia bertanya, aku menjawabnya. Giliran aku yang bertanya, dia hanya menjawabnya dengan tiga kata.

Curang!

“Oh iya,aku penasaran…. Kemarin aku liat di rumahmu kedatangan beberapa pria menyeramkan, mereka siapa?” tanyaku.

“Oh, mereka suruhan orang-orang yang mencari ayahku. Soal bisnis. Kau pasti tidak akan paham,”
ujarnya ketus, dasar lelaki aneh!

Tapi, setelah aku pikir-pikir, kenapa dia bisa tahu aku dari Gwangju? Bagaimana dia bisa tahu semua itu? dia kan, termasuk murid baru di kampus ini. Lagi-lagi dia membuarku bingung dengan pikiranku sendiri.

***


-Chaeyeon POV-

Hari ini aku benar-benar risi dengan perhatian lebih yang diberikan Jaehyun kepadaku.

Tadi saat masuk kelas, dia sudah menungguku dengan senyuman. Saat istirahat, dia mengajakku ke kantin dan
memberikanku minum. Sekarang, dia bahkan berada di kelas saat jam terakhir. Biasanya, ia tidak pernah kembali setelah jam istirahat pertama.

Aku bisa kembali merasakan pandangan Jaehyun, tapi aku berusaha kembali berkonsentrasi pada buku
cetak akuntansiku. Dalam buku besar, ada kredit, debit dan lesung pipi.

Aku menepuk wajah sendiri dengan buku itu. bisa-bisanya ada lesung pipi di dalam buku besarku?

Tiba-tiba terdengar suara kekehan dari samping, membuatku reflek menoleh.

Jaehyun ternyata sedang
menertawakanku secara terang-terangan.

“Memangnya ada nyamuk?” tanyanya membuat wajahku memerah lagi, tapi kali ini perpaduan antara sakit dan malu. Dia berhenti tertawa, lalu menyodorkan sebuah buku tulis padaku. Aku menatap buku itu bingung.

“Lain kali pakai ini saja, lebih tipis,” katanya lagi tampak serius.

Aku menghela napas, lalu melirik buku tulis di tanganku. Aku iseng membuka buku itu, lalu mataku
melebar. Bukunya berisi tulisan acak-acakan atau malah bersih polos seperti yang aku duga, tetapi aku
malah melihat sebuah sketsa pada buku itu. sketsa wajah diriku yang sedang tersenyum.

F4 REBORN✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang