Part 6

527 39 0
                                    


-Tzuyu POV-

Ini hari ketigaku berkuliah di sini, aku sudah di ajak berkeliling oleh Umji dan kakaknya, ternyata mereka
tidak seperti orang kaya kebanyakan di sini, mereka masih mau berteman denganku sampai saat ini.

Mereka mengajakku ke kafetaria kampus ini, ada banyak gerai makanan di sini, dari mulai odeng sampai
okonomiyaki dan macam-macam fastfood terkenal di kedua lantai ini. Umji membelikan sekotak tokoyaki untukku, aku sempat geli melihat potongan gurita kering itu, tapi akhirnya ketagihan
juga.

“Aku mau pesan bibimbap sebentar ya” ujar Umji sambil berlalu meninggalkanku dan Eunha. Kami sudah duduk nyaman di lantai dua kantin ini sejak sekitar lima belas menit lalu.

“Tzuyu, aku mau bicara,” kata Eunha tiba-tiba.

Aku mengerutkan kening, menoleh ke arahnya dengan tatapan heran, “Apa?”

Dia memperhatikan aku sekali lagi dengan mata menyipit lalu berujar mantap. “Aku seratus persen yakin
pernah melihatmu sebelumnya.”

Aku menelan ludah.

“D-dimana?” sahutku pelan.

“Di rumah Mingyu…”

“Hah?” kataku spontan
Dia mengangkat sebelah alisnya. “Benar, kan?”

Aku memainkan jariku ragu, perutku mual persis seperti orang yang baru tertangkap basah melakukan hal yang tidak baik, walau sebenarnya rahasianya tidak buruk. Aku hanya tidak menyangka kedokku akan terungkap secepat ini. Aku memandangi Eunha, yang masih menatapku seakan menunggu jawaban.

Aku menelan ludah, mencoba-coba peruntungan terakhirku, walau sudah kedengaran tidak
menyakinkan karena suaraku bergetar. “S-sunbae yakin itu…aku?”

“Of course, One hundred percent,” dia menekankan, matanya menyipit seperti berusaha menggali
ingatan lebih jauh. Tiba-tiba dia memandangku tidak percaya. “Tapi, yang aku ingat, kamu pake baju
pela..”

“Ssssttt..” aku tergesa-gesa membekap mulutnya. Aku menaruh telunjuk yang lain di depan bibirku
sendiri, mengisyaratkan Eunha untuk berhenti berbicara saat itu.

Setelah menyadari Eunha megap-megap kehabisan napas, aku akhirnya menarik tanganku lalu menunduk dan menelan ludah. Sesaat, aku memperhatikan sepatuku, lalu berdecak, berpikir.

Sudahlah, sudah terlanjur, batinku. Apalagi raut Eunha menunjukkan bahwa dia bukan gadis yang mudah di tipu.

“Iya,” kataku pelan, masih juga memperhatikan lantai.
Aku menghela napas lalu melanjutkan. “Aku memang kerja di rumah tu.. Mingyu sunbae, jadi pelayan.
Tapi sunbae jangan bilang ke siapa pun, ya” ujarku pelan, lalu terdiam saat tidak mendapat jawaban.

Mungkin setelah ini Eunha sunbae tidak mau berteman denganku, pikirku.

“Kenapa harus di sembunyikan?" Tanya Eunha tiba-tiba, membuatku mendongak dan memandangnya
dengan raut tidak mengerti.

Eunha hanya mengernyit. “Memangnya kamu malu? Buat aku itu bukan hal
yang memalukan. Malah seharusnya kamu bangga sudah bisa punya pemasukan sendiri.”

Aku masih tergagap. “J-jadi maksudnya sunbae… sunbae masih mau berteman denganku?”

Dia malah tertawa. “Memang kau pikir aku siapa, memandang orang dengan cara seperti itu? aku tidak
sepicik itu, Tzuyu.”

Aku ikut tersenyum tipis, “Aku bukannya malu.. tapi ini pesan dari Eunwoo sunbae, katanya kalau bisa tidak perlu ada yang tau. Kan memang Eunwoo sunbae yang memberiku beasiswa ini..”

Eunha mengangguk-angguk sementara aku mengangkat bahu tepat ketika terdengar suara dari belakang. “Kalian kenapa? Wajahnya serius sekali..”

“Ini,” kata Eunha sumringah saat mendapati Umji sudah kembali dengan bibimbap dan saladnya.

“Lagi membahas
Tzuyu yang tinggal di rumah mi..”

Otomatis, aku menginjak kaki eunha yang langsung meringis sambil mencoba memasang wajah tidak bersalah.

Umji sontak mengernyit, lalu menoleh kea rah Tzuyu. “Hah? Memang kamu tinggal dimana, Tzuyu?” tanyanya bingung.

Aku sontak meringis, haruskah aku juga jujur pada Umji? Menimbang-nimbang, mendengar dua sisi dalam benakku berdebat sendiri. Bagian yang mendukung untuk bercerita lebih kuat. Aku sendiri yakin Eunha yang saat ini memandangku sembunyi-sembunyi dengan tatapn ‘terserah mau cerita atau tidak’
pasti akan memberitahu Umji juga.

Aku menelan ludah, menatap Umji lalu menghela napas. “Hmm, aku akan cerita, tapi aku mohon jangan
bilang pada siapa pun,” kataku.

Umji terlihat bingung dan penasaran hanya mengangguk saja. Sementara, aku menarik napas panjang lalu mengulangi penjelasanku pada Eunha, di tambah soal pesan mendiang ibuku.

F4 REBORN✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang