#1

759 25 0
                                    

"Be, buruan." Ketus Liana.

Sejak tadi ia telah menunggu Abe yang tak kunjung keluar dari ruang ganti baju. Aleya Quuena Vernando gadis cantik itu sudah kesal bukan main pada sosok yang ia sebut dengan nama Abe itu.

"Sabar,." Balas Abe, Elrabi Bagaskara.

Bukannya merasa lega karena yang dinanti telah keluar dengan pakaian santainya, hal tersebut malah membuat Aleya bertambah kesal. Abe yang melihat wajah kusut Aleya langsung melemparkan handuk yang tadi ia gunakan untuk membersihkan keringatnya kewajah Aleya.

"Bosan tau.! Kamu itu mandi atau lagi ngapain sih, didalam.? Mandinya ngalahin aku aja.!" Ketus Aleya saraya kembali melemparkan handuk kecil tersebut ke wajah Abe.

Abe dengan sigap menangkapnya dan kembali memasukkannya ke tas olahraga miliknya."Aku mandi lah.! Mana mungkin aku makan di WC."Canda Abe.

"Nyesal ikut kamu malam minguan, tau gini aku milih tiduran dikamar aja sambil nontonin oppa oppa aku.!" Ketus Aleya.

Yah, sore tadi, Abe datang menjemput Aleya untuk diajak malam mingguan. Tentunya dengan izin Papa Aleya. Selama beberapa tahun kedekatan Abe dan Aleya, tak pernah sekalipun Abe mengajak Aleya keluar tanpa izin Papa Aleya. Katanya pamali ngajak anak gadis orang jalan tanpa izin.

"Katanya mau pulang. Kenapa malah bengong disitu? Nanti kamu kesambet baru tau rasa kamu..!" Ucap Abe.

Abe kini telah berada cukup jauh dari Aleya. Dengan wajah kesalnya, Aleya menghentak hentakkan kakinya menghampiri Abe, setalah berjalan tepat disamping Ab, Aleya menampilkan wajah merajuknya. Namun, tak mendapatkan respon apapun dari Ab. Hal itu kembali membuatnya sebal dan berjalan meninggalkan Ab.

Selama perjalanan menuju rumah Aleya, gadis itu tak henti hentinya bercerita mengenai Amanda dan kekasihnya yang menurutnya sangat sweet.

"Be, aku itu kadang iri banget liat Amanda sama pacarnya."Ucap Aleya di akhir ceritanya.

Abe tak menjawab, ia hanya memfokuskan pandangannya ke jalanan dihadapannya. Lebih baik baginya untuk tak menanggapi percakapan Aleya. Karena ia tau kemana arah pembicaraan mereka kali ini.

"Makasih yah.!" Ucap Aley sebelum ia turun dari mobil Abe.

Namun, tangan yang terangkat untuk membuka pintu mobil itu terhenti karena panggilan Abe.

"Jangan suka banding bandingin hubungan kita dengan Amanda. Aku dan kekasih Amanda itu berbeda. Setidaknya yang harus kamu tau, hubungan kita masih dalam ambang yang normal dan aman. Aku lebih suka kalau kita kayak gini."

Ucap Abe sebelum ia melenggang meninggalkan pekarangan rumah keluarga Aleya.

****

"Al,.. ayo buruan, ini Abe sudah menunggu dari tadi."Teriak Tante Aleya.

Sudah hampir satu jam Abe duduk menunggui Aleya bersiap siap berangkat ke kampus. Namun, yang ditunggu tak kunjung menampakkan dirinya.

"Bentar,,." Tak lama Aleya muncul dengan blouse pink selututnya yang ditutupi oleh blazer putih dengan rambut yang dikuncir.

"Jangan kebiasaan buat nak Abe menunggu. Kamu itu kalau tau ada kuliah pagi, harusnya bangun lebih pagi. Jangan begadang semalaman biar gak telat bangunnya,.!"Nasehat Wanda pada keponakannya itu.

Aleya yang dinasehati hanya menulikan telinga, sejak bangun pagi ia sudah mendengar omelan dari Tantenya yang tiada henti itu.

"Be, besok kalau jemput aku jangan masuk.! Kamu tunggu dimobil aja." Ucap Aleya yang kini mencomot sandwich buatan Tantenya yang dijadikannya bekal karena ia tak sempat sarapan.

Croire ABTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang