#12

113 12 0
                                    


FLASHBACK ON

Abe dan kedua orangtuanya beserta Rianti tiba disebuah rumah yang Nampak elegant dan mewah itu. dengan mantap, Ayah Abe mengetuk pintu rumah. Pintu terbuka menampilkan seorang wanita yang diyakini anak tertua dikeluarga ini, Airy Queena Vernando.

"Ayo masuk, om, tante, Eyang, Abe."kata Airy mempersilahkan keluarga Abe memasuki kediamannya. Jelas, keluarga Vernando tau betul maksud dan tujuan keluarga Bagaskara berkunjung di kediamannya, yakni untuk melamar salah satu putri Vernando.

"Rumahnya sepi sekali." Ucap Rianti setelah menjejalkan matanya ke sekeliling ruang tamu yang mereka tempati.

"Ai, panggilin Mama Papa, yah." Ucap Airy meninggalkan keluarga Bagaskara untuk memanggil Ari dan Bella.

Tak butuh waktu lama, tuan dan nyonya Vernando sudah menghampiri mereka. Abe tersenyum penuh arti, penantiannya selama tiga tahun ini akan berakhir dengan segera, janjinya selama ini akan menjadi kenyataan. Sejak lama ia telah berjanji pada salah satu putri keluarga Vernando akan hari ini.

"Hari ini akan menjadi hari bersejarah putra dan putri kita." Ucap Bima antusias. Ia juga telah lama menantikan hari ini. Bima dan Ari adalah sahabat dekat yang nantinya akan menjadi besan.

"Mungkin saja. " balas Ari. Ari menatap putrinya tak tega. Airy berjalan bersama sosok yang menyerupai  wanita yang akan dilamar Abe hari ini.

"Om dan Tante tidak akan berbasa basi terlalu lama, apakah El bersedia menerima lamaran keluarga kami." Yang ditanya hanya diam.

Satu menit.

Dua menit.

Lima menit berlalu tak ada jawaban dari wanita tersebut, bahkan kini tengah berganti dengan tangisnya. Airy yang berada disampingnya hanya mampu mengelus pundak adiknya penuh kasih sayang. Ia berharap ini dapat mengurangi beban adiknya.

"Aku gak bisa." Tiga kata yang menjadi jawaban wanita tersebut. Tiga kata yang mampu mematahkan senyum sumringah wajah Abe.

"El.? Bukannya ini yang kamu tunggu.? Aku bahkan datang lebih cepat, El." Ucap Abe.

Abe benar, tadi pagi ia baru menginjakkan kakinya di tanah air tercinta setelah empat tahun tak kembali.

"Ini salah,." Jerit wanita itu masih dengan tangisnya.

Abe bangkit dari duduknya dan menghampiri wanita itu.

"Apanya yang salah.? Bukannya ini yang kita tunggu selama lima tahun.?"

"Ini salah." Jerit wanita itu tak tertahan. "Aku bukan, dia.. aku Aleya,."

Bukan hanya Abe yang terkejut, tapi seluruh keluarga Bagaskara. Mereka bingung dengan keadaan ini.

"Aku Aleya, aku bukan Mbak Elina. Aku Aleya,,, bukan Mbak El yang akan kamu lamar." Jerit Aleya. Ia tak sanggup lagi, meski Mamanya kini tengah menghujaninya dengan tatapan menusuknya.

"Ini ada apa sebenarnya.?" Tanya Jihan. Ia bingung dan semakin bingung dengan situasi ini. Ia tak mengerti apa yang dikatakan Elina, mengapa ia mengaku menjadi Aleya. Ia tak tau siapa Aleya itu.

"Aku Aleya.! Aku saudara kembar Mbak El." Ungkap Aleya. Tangisnya mulai redah. Abe bingung, sejak kapan Elina mempunyai saudara kembar.?

"Aku gak ngerti, El. Sekarang kamu lagi kenapa.? Sampai kamu harus bohong seperti ini." Balas Abe. "Aku lagi gak ulang tahun, jadi berhenti member kejutan seperti ini."

Croire ABTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang