#2

221 12 1
                                    

jangan lupa di vote dan komen yahh guyss:)

.

.

.

.

"Perempuan itu kodratnya dikejar bukan mengejar ...."

~Anggara Adiputra

.

.

.

Pagi pagi sekali, Aleya bangun dan memasukkan buku buku serta lembaran lembaran asistensinya ke dalam tas. Hari ini adalah pertempuran melawan blok terakhirnya disemester empat ini. Melalui pertempuran hari ini pula ia akan terbebas dari waktu penatnya melalui liburan semesternya.

"Gak dijemput sama Abe.?" Tanya Airy, Airy Queena Vernando- putri sulung keluarga Vernando.

"Lagi gak mau aja. Kasian, tadi malam dia ada operasi." Jawab Aleya.

Sebenarnya, Aleya tidak cukup akrab dengan kakaknya, sebab jika bertemu rasanya ia hanya ingin adu mulut dengan kakaknya ini. Dan topik yang memancing adu mulut itu memang selalu ada.

"Ma, Ai berangkat dulu. Besok Ai gak pulang, soalnya sehabis dari rumah sakit Ai langsung terbang ke Bali." Ucap Airy yang kini tengah duduk disamping Bella.

Airy memang sangat dekat dengan Bella, berbeda dengan Aleya yang kerap tak dianggap kehadirannya oleh Mamanya.

"Mau ngapain ke Bali.?" Tanya Bella lembut.

Mendengar suara lembut Bella, Aleya hanya memutar matanya bosan melihat drama ibu dan anak dihadapannya ini.

"Kalau aku aja yang mau pergi, mana pernah ditanyain gitu." Gumam Aleya sebal.

"Loh, memangnya princess Papa mau kemana.?" Tanya Ari kepada Aleya ketika ia mendengar gumaman kecil Aleya. Ari hanya ingin menyeimbangkan keadaan agar Aleya tak merasa dirinya tengah sendiri dalam keramaian.

Hanya, Ari dan Wanda yang peduli dan menganggap Aleya ada dirumah ini. Entahlah, Aleya sendiri bingung kesalahan apa yang pernah ia lakukan semasa hidupnya. Hingga mamanya-Bella memperlakukannya seperti ini.

"Cari perhatian, banget.!" Ketus Airy. Perang mulut sebentar lagi akan dimulai.

"Sirik aja.!" Balas Aleya tak mau kalah. Jika sudah seperti ini tak akan ada yang mau mengalah bahkan hingga gajah bisa bertelurpun tak satupun dari keduanya yang akan meminta maaf dan mengaku salah.

Hingga akhirnya Aleya bersuara. "Pa, Ma, Mbak Ai.. Al berangkat dulu." Pamit Aleya.

Ia tak ingin perdebatan dengan Airy ini semakin panjang dan merusak mood pagi cerianya. Sesampai di depan pintu utama, kini Aleya bingung harus menunggu taksi dimana. Sebab, ini adalah kali pertama Airy menaiki angkutan umum. Itu karena mobilnya sedang diservis.

Bisa saja jika ia ingin naik angkutan umum setiap harinya, sayang itu tak akan terjadi. Bukan karena tak ingin naik angkutan umum namun, Papanya tidak pernah membiarkan Aleya untuk berangkat menggunakan angkutan umum, karena itu Ari kerap meminta Wanda ataupun Airy untuk mengantar jemput Aleya sewaktu SMA, jika Abe tak dapat mengantar jemputnya.

Pernah sekali, sewaktu SMP Aleya begitu penasaran bagaimana rasanya menaiki angkutan umum dan berakhir kesasar di daerah Kemang yang jaraknya cukup jauh dari rumahnya.

Cukup lama merenungi nasibnya akan menggunakan apa ke sekolah, hingga akhirnya renungannya terhenti ketika klakson mobil yang ia kenali sebagai mobil Abe telah terparkir dihadapannya.

Croire ABTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang