#21

117 7 0
                                    

Aleya sedang libur hari ini, karena tidak memiliki tugas apapun, satu stase telah berakhir, masih ada tujuhbelas stase lagi.

Selama dua bulan menjalani koas, Aleya tak henti hentinya mengeluh. Seminggu itu pula Abe menjadi sasaran curhat Aleya. Kalau sudah mengeluh seperti ini Abe akan mengeluarkan kalimat menyidirnya untuk para koas.

"Koas itu ibarat kalau kamu mandi belum selesai, masih ada sabunnya, masih bau, belum sikat gigi, dan belum bersih, makanya semua tenaga medis di rumah sakit akan membantu membersihkan kamu. Jadi, wajar kalau para tenaga medis akan marah kalau kamu mandinya nakal dan gak bersih meski sudah diajari."

Koas adalah sebuah singkatan dari ko-assisten. Koas merupakan strata terendah di rumah sakit, dimana para Koas akan selalu mengikuti konsulen pergi, dari mulai visit pasien sampai jalan jalan sekalipun.

Koas akhir akhir ini disebut dengan sebutan dokter muda. Koas atau dokter muda ini sebetulnya belum menjadi dokter. Jadi, bukan semata mata sebutan dokter muda. Dokter muda ini hanya diperbolehkan menulis rekam medik pasien. Hal itu, hanya sebuah ilusi semata agar terkesan lebih terpandang.

Didalam Koas ini terdapat beberapa stase yang dibagi menjadi stase mayor dan stase minor. Stase mayor merupakan bagian stase besar seperti, bedah, penyakit dalam, obgyn, IKK IKM, dan pediatric. Sedangkan stase minor adalah bagian stase kecil seperti, mata, THT, jiwa, kulit kelamin, radiologi, forensic, anestesi, saraf, gigi dan mulut, rehabilitasi medic. Stase mayor berada pada tingkatan 5 yang akan ditempuh kurang lebih 9 sampai 10 minggu dan stase minor berada pada tingkatan 4 yang akan ditempuh selama 3 sampai 5 minggu. Jadi totalnya ada 15 stase yang akan ditempuh untuk dua tahun Koas.

Aleya masih sangat ingat ketika pertama kali mendapatkan undian koasnya, ia mendapatkan stase mayor. Membaca kertasnya saja ia sudah harap harap cemas, dan kecemasannya semakin bertambah ketika ditempatkan pada stase obgyn terlebih yang menjadi konsulennya waktu itu adalah dokter Liora. Liora tak tanggung tanggung untuk menyiksa Aleya. Kadang Aleya bertanya tanya, seharusnya ia bertemu dengan Liora ketika ditempatkan di stase pediatric. Tapi, dengan gampangnya Liora menjawab.

"Suka suka saya dong, saya ini konsulen kamu. Lagipula pediatric itu masih punya hubungan dekat dengan obgyn."

Ia ingat ketika Liora memintanya datang jam 6 pagi dan mulai follow-up pasien dan diteruskan dengan kegiatan pemeriksaan di poliklinik, bangsal, kamar bersalin atau ikut operasi sampai tengah malam. Kadang Liora memintanya berjaga di bangsal, IGD atau kamar bersalin. Bahkan pernah Liora memintanya menyuapi ibu ibu yang akan melahirkan, bisa dibayangkan? Betapa anarkisnya ibu ibu tersebut dengan menjambak rambut Aleya karena merasakan sakit.

Pernah pula Aleya mendapatkan kesialan beribu sialnya berjaga di IGD. Malam itu, Aleya baru sempat makan, ketika sedang asik asiknya makan tiba tiba para perawat sudah berteriak memanggil para Koas. Tentunya ada Liora juga.

"Enak banget jadi Koas,! tinggalkan makanan kalian, diluar ada ibu ibu yang akan melahirkan." Ucap Liora. Ingin rasanya Aleya melempar wajah Liora itu dengan sepatunya. Dengan terpaksa Aleya meninggalkan makanannya.

Padahal ia tau, di IGD ini banyak perawat senior dan ada dua dokter yang berjaga. Namun, karena mereka mempunyai kacung kacung baru, yakni para Koas, jadi tak ada yang ingin bergerak. Dan akhirnya para Koas-lah yang akan turun tangan.

Pada dasarnya, proses melahirkan itu penuh dengan tantangan, terutama bagi indra penciuman, bagi Aleya, tapi ia rasa teman teman Koasnya-pun setuju. Pada saat si ibu itu mengejan, seringkali disertai dengan proses defekasi (you know-lah).

Nah, kali ini peristiwa itu benar benar menjadi realita, saat si bayinya sudah keluar Aleya yang lagi lagi diminta oleh Liora untuk membersihkan tubuh si bayi yang belepotan dengan feses si ibunya.

Croire ABTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang