#6

130 12 0
                                    

Selamat membaca guyss, jangan lupa tinggalin vote untuk Abe dan Aleya yah..

.

.

.

.

Selesai melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim, Abe dan Aleya kembali berjalan menuju ruangan Abe. Terkadang beberapa perawat memandang mereka begitu iri. Abe yang tampan terlihat Nampak serasi dengan Aleya yang cantik.

"Untung aja kamu selesai shalat." Ucap Abe yang tengah menggoda Aleya, sedangkan Aleya.? Jangan tanyakan lagi seberapa kesal dirinya.

Tadi, ketika melewati UGD ia tak sengaja menginjak lantai yang basah dan berakhir malam mencium tanah air. Ia semakin kesal karena Abe hanya menertawainya tidak membantunya seperti di film film .

"Apa hubungannya coba.?" Ketus Aleya kini ia tak sanggup untuk berjalan cepat meninggalkan Abe yang menertawainya, itu karena bokongnya terlalu sakit karena mencium lantai basah nan licin.

"Yah untung, gimana kalau kamu pas jatuh langsung is dead .? Kan kamu jadi punya pahala yang bisa kamu pertanggungjawabkan, coba aja kalau gak shalat, bisa bisa kamu langsung masuk neraka." Mendengar ucapan Abe, Aleya langsung menghantam lengan Abe dengan pukulan.

"Kamu do'a-in aku mati.?" Ketus Aleya.

"Siapa yang bilang.? Aku-kan Cuma bilang, 'kalau'. Buktinya kamu masih baik baik aja disini, sehat wal afiat." Memang berbicara dengan Abe itu selalu memancing emosi.

Sambil menunggui Abe selesai dengan urusannya, Aleya lebih memilih tidur di sofa ruangan Abe.

"Al, bangun Al." panggil Abe yang tangannya masih setia memencet hidung Aleya hingga gadis itu terbangun sambil mangap mangap karena kehabisan nafas.

"Be, kayaknya kamu beneran udah gak waras. Kamu itu hampir aja bunuh aku." Ucap Aleya yang masih setengah sadar.

"Cuci muka dulu, habis itu kita ketemu Ayah dan Bundaku dulu. Baru aku antar pulang." Pintah Abe. Aleya langsung menuju kamar mandi dan membasuh wajahnya yang baru bangun tidur itu.

"Loh, Ayah kamu sakit.?" Tanya Aleya ketika Abe menuntunnya berjalan ke lorong kamar inap. Abe menggeleng yang berarti tidak.

"Bunda kamu sakit.?" Tanya Aleya lagi. Abe kembali menggeleng sebagai jawabannya.

"Terus siapa yang sakit.?" Tanya Aleya.

"Eyang." Satu kata yang langsung membuat Aleya kelimpungan mencari sisir dan cermin di tasnya. Pasalnya, Eyang Abe ini sangat hobi mencari letak kekurangan Aleya. Eyang Abe ini memang tidak menyukai Aleya karena ia sendiri sudah punya kandidat menantu sempurna, yaitu Kalisa Aliora, sahabat kecil Abe.

"Kamu kok gak bilang." Aleya masih setia menyisir rambutnya

"Inikan udah bilang." Oke fix Abe ini memang manusia paling menyebalkan dimuka bumi ini.

"Abe, kalau kamu bilangkan, aku harusnya pulang ke rumah dulu buat bersih bersih. Kamu tau sendiri-kan? Kalau Eyang Ranti itu punya hobi buat mencari kekuranganku. Pasti ada ada aja yang kurang, sampai bingung aku. Eyang kamu ini dulu detektif atau gimana?" Abe hanya terkekeh mendengarnya.

Abe dan Aleya melangkahkan kakinya memasuki ruang rawat Rianti. Diruangan tersebut tidak hanya Rianti melainkan ada Liora yang nampaknya baru selesai praktik. Abe mendekat menyalami tangan Eyangnya, juga disusul oleh Aleya dibelakangnya. Aleya yang tadinya suka berketus ketus ria pada Abe kini menjadi wanita kalem demi Eyang Abe.

Croire ABTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang