#10

133 11 0
                                    


Jangan lupa tinggalkan jejak untuk ALeya dan Abe yah teman teman..

.

.

.

.


"Assalamu alaikum Eyang." Kini Liora datang dengan senyum mengembangnya. Aleya semakin paham akan undangan makan malam ini. Ini adalah rencana Rianti untuk menciptakan duel dengan latar belakang makan malam.

"Hai Be, Aleya." Liora duduk disamping Abe. Keduanya terlihat sangat asik bercerita. Entah apa yang mereka ceritakan, membuat Aleya cukup kesal. Jika tau Abe akan menghiraukannya, maka Aleya tidak akan ikut makan malam.

"Wah kamu bawa puding kesukaan Eyang. Kamu tau aja. Sini duduk bareng Eyang."

Lama Liora dan Rianti mengobrol tanpa memedulikan kehadiran Aleya yang duduk dihadapannya. Aleya sendiri sudah cuek bebek dan tak peduli.

"Ayo makan dulu. Makan malamnya sudah siap." Panggil Jihan. Keempat orang itu berpindah ke ruang makan. Disana, Abe kembali duduk bersebelahan dengan Liora sedangkan Aleya lebih memilih duduk disamping Jihan.

"Li, mama papa kamu kapan balik ke Indonesia?" tanya Bima -papa Abe.

"Katanya nunggu Liora nikah sama Abe dulu nih om." mendengar itu membuat Aleya memutar matanya malas.

"Murahan sekali." batin Aleya.

Makan malam berlangsung dengan banyak topic pembicaraan. Aleya akui, Liora memang gadis yang berpengetahuan luas. Terbukti, ia bisa mengambil hati Rianti dengan membahas pengalamannya ketika berkuliah di luar negeri dulu bersama Abe.

Melalui cerita tersbeut Aleya jadi tau jika Abe pernah menjalin hubungan yang cukup serius. Hingga Aleya menyimpulkan dengan baik pantas saja Liora ini gigih untuk mengejar Abe.

Abe hanya sesekali menimpalinya, ia memilih focus dengan peristiwa tadi siang, sebelum ia menjemput Aleya.

Abe, sempat mampir ke salah satu kafe untuk bertemu Coki. Katanya Coki ingin menyampaikan sesuatu. Tentunya Abe sebagai sahabat yang baik akan memilih menghampiri Coki sebentar.

Namun, selama berada di café, Abe hanya merasakan kegusaran dan rasa kesal. Ia melihat Aleya di café tersebut bersama Angga yang sedang asik tertawa, entah apa yang mereka bicarakan.

"Abe, dengar gak? Sih?" ketus Coki yang merasa dirinya diacuhkan Abe.

Coki ikut berbalik melihat arah pandang Abe yang kini menyaksikan sepasang cucu Adam dan Hawa yang sedang tertawa bersama.

"Manggil Abe kesini kayaknya salah. Bisa bisa dia yang jadi curhat." Gumam Coki.

Abe mulai geram ketika Aleya berpindah tempat duduk disamping Angga untuk melihat sesuatu di layar laptop pria itu.

"Kamu dimana?" Abe iseng dan ingin menguji Aleya akhirnya mengirimkan pesan untuk Aleya.

Aleya yang berada tak jauh darinya beralih mengambil handphonenya dan mengetik sesuatu. Tak lama, sebuah pesan masuk ke handphone Abe.

"Lagi di Kelas." Abe ingin murka membaca kebohongan Aleya. Ia kesal, entah kesalahan apalagi yang ia perbuat sampai Aleya berbohong kepadanya.

"Itu karena, hubungan kalian yang terus berjalan tanpa status. Coba pahami dia, dia ingin mengetahui perasaan kamu lebih jauh. Kalau kayak gini terus, Aleya bisa mikir kamu Cuma mempermainkan perasaannya." Ucap Coki yang seolah menjawab Abe.

Abe mengantar Aleya pulang. Selama perjalanan tak ada yang bersuara, membuat Aleya bingung. Seharusnya yang marah bukanlah Abe, melainkan Aleya. Tadi siang, adalah kali pertama Abe memarahi Aleya gara gara masalah sapu tersebut.

"Kamu kenapa, sih.? Kesal sama aku.? Yang seharusnya kesal itu bukan kamu, tapi, aku Be.!" Abe hanya diam. Ia tak ingin membuat Aleya tau bahwa tadi siang ia melihat Aleya bersama Angga di kafe.

"Aku minta maaf kalau kamu marah, gara gara Eyang.!"

"Kamu kenapa sih? kalau minta maafnya gak ikhlas gak usah minta maaf. Kamu pikir kupning aku tuli?" Balas Aleya tak kalah.

****

Tiga hari sudah Abe dan Aleya saling diam. Meski saling diam, Abe tetap datang untuk mengantar jemput Aleya. Aleya tak ingin mengambil pusing mengenai Abe. Nanti jika sudah dingin kembali, Abe akan minta maaf dengan sendirinya.

"Al, aku punya tawaran bagus nih." Ucap Rara.

Keempat wanita itu memang telah menyelesaikan mata kuliah mereka hari ini. Maka dari itu, keempatnya memilih melakukan hal yang sudah sangat jarang mereka lakukan, yakni hangout bersama.

"Apa.?" Tanya Aleya. Puri dan Amanda sudah pulang duluan karena rumah mereka adalah rumah terdekat dari mall. Makanya, keduanya yang diantar pulang terlebih dahulu.

"Kemarin, Aunty Sarah balik dari London. Katanya dia lagi nyari model buat jadi brand ambassador butiknya yang mau rilis tiga hari lagi. Nah, setelah liatin foto kamu dikamar aku. Dia minta aku nawarin kamu jadi brand ambassadornya." Jelas Rara.

"Kamu masih ngambil  jobkan? Aku harap sih masih. Lumayankan?"

Rara ini adalah seorang public figure yang punya banyak talenta. Termasuk di dunia modeling. Wajah Rara tak jarang menghiasi layar kaca ataupun majalah majalah tertentu. Maka dari itu, Rara sering kena semprot dosen karena tugasnya tidak selesai.

"Aku tanya Papa dulu. Soalnyakan sudah lama gak ikut gituan." Ucap Aleya. Ia ingin, bahkan sangat ingin. Dirinya sudah lama vakum dari dunia entertainment sejak menjadi mahasiswi Kedokteran.

Sesampai di rumah, Aleya langsung menghampiri Mama dan Papanya di kamar. Ia berencana meminta izin mengenai hal tersebut. Meski Aleya tau, hanya Papanya yang akan menanggapinya

"Pa," panggilan tersebut sudah menjadi alarm bagi Ari jika putrinya menginginkan sesuatu.

"Kenapa.?" Tanya Ari.

"Al, mau minta pendapat Mama sama Papa." Ucapnya sambil melangkahkan kakinya ikut bergabung bersama mama dan Papanya yang sedang dikamar. Bella memandang Aleya malas dan memilih untuk tidur memunggungi Aleya.

"Pendapat apa.?"

"Tadi sore, Rara nawarin Aleya jadi brand ambassador butik tantenya. Tante Sarah." Ucap Aleya. "Aleya bolehkan.?"

"Papa terserah kamu saja." Aleya berbalik menatap Papanya tidak percaya.

"Kamu boleh ikut. Asalkan jangan ganggu waktu belajar kamu. Papa khawatirnya Cuma itu. takut kamu jadi lalai sama kewajiban belajar kamu."

Setelah mendapatkan izin dari kedua orangtuanya. Aleya langsung mengabari Rara, bahwa kedua orangtua-nya telah memberi izin.

Masa bodoh jika Abe marah. ia tak peduli, Aleya tau Abe akan marah jika tau ini. Sebab terakhir kali Aleya mengikuti acara acara seperti ini Abe marah besar kepadanya. Entah dengan alasan apa.

***

Croire ABTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang