#17

125 12 0
                                    

"...., kita tidak hidup untuk berdrama seperti film. Jika, si wanita pergi maka si lelaki akan sadar betapa berartinya wanita itu. kita hidup di dunia nyata,...."

~Airy Queena Vernando

.

.

.

.

"Tumben, betah banget marahan sama Abe." Ucap Airy yang ikut duduk bersama Aleya di ruang tamu.

"Jangan pura pura gak tau kak." Ucap Aleya. Jelas, Airy pasti tau segalanya, karena Airy ini sudah dipindah tugaskan ke rumah sakit Abe bekerja.

"Jangan kebanyakan mikir ini itu dan membuat kamu semakin jauh dari Abe."

"Ini itu bukan masalah jauh menjauhnya kak. Ini masalah Abe."

"Masih ragu? Kamu takut Abe bersama kamu karena fisik El."

Degh, Aleya terdiam.

"Bukan Cuma itu kak, Al gak mau terlalu memaksakan Abe tetap disisi Al, disaat hati Abe masih bingung. Aleya juga mikir kak." Balas Aleya.

"Lalu.? Kamu pikir dengan jarak yang kamu ciptakan ini mampu membuat Abe sadar.?"

"Mikir apa lagi? udah berasa tua banget kamu sering banget mikir." canda Airy

"Apalagi yang Aleya bisa lakukan kak. Apalagi akhir akhir ini Aleya lihat hubunga Liora dan Abe baik baik aja. Tau dong, kalau Liora ini fanatik banget sama Abe?"

"Al, kita tidak hidup untuk berdrama seperti film. Jika, si wanita pergi maka si lelaki akan sadar berap berartinya wanita itu. kita hidup di dunia nyata, Al."

"Kamu sadar? Yang kamu lakukan ini bisa membuat hati Abe semakin bebas. Hati Abe yang tadinya memihakmu, sekarang bisa berganti, hilir mudik diluaran sana. Abe lelaki baik dan hampir sempurna. Mana ada wanita yang ingin melewatkan spesies Abe." Jelas Airy.

"Kalau gitu. Berarti Abe bukan memilih Aleya. Karena Aleya percaya kalau Abe memang mencintai Aleya. Abe akan datang dan mengatakannya." Ucap Aleya lagi.

"Jangan terlalu munafik Al. Mbak yakin, kamu tidak buta dan tuli melihat dan mendengar kabar Abe."

"Al tau. Saat ini Abe dekat dengan siapa. Al, Cuma gak mau pusing sama orang orang yang berada disekeliling Abe. Karena, menurut Al, kalau Abe jodoh Al. kita pasti akan bersatu dengan sendirinya."

"Ini sifat kamu yang sulit dihilangkan. Kamu terlalu keras kepala dan terlalu peduli akan ego kamu. Sekarang Mbak tanya, apa kamu siap? Siap jika Abe datang bukan untuk kembali ke kamu? Tapi, Abe datang bersama wanita lain dan mengatakan dirinya memilih wanita itu.?" ucapan Airy tepat menusuk relung hati Aleya yang sejak kemarin meraung raung mendengar kabar Abe dan Liora.

"Sudahlah Mbak, Al capek, mau istirahat." Ucap Aleya.

"Oiya, mbak, sekalian tolong awasin Abe di rumah sakit. feeling aku benar benar gak asing sama Liora."

Aleya tak sepenuhnya tertidur, ia terus memikirkan ucapan Airy. Membayangkannya saja sudah membuatnya menyesal.

**

Aleya dengan wajah sumringahnya keluar dari ruangan Prof. Suherman sambil mengipas-ngipaskan kertas tebal ditangannya sombong kepada sahabat sahabatnya.

Croire ABTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang