#14

117 12 0
                                    



Hari ini adalah perayaan ulang tahun Elina. Perayaan ulang tahun Elina digelar begitu meriah disebuah resort di Bali. Elina terlihat begitu bahagia, kebahagian yang Nampak itu mampu menyembunyikan hatinya yang terus bertanya.

Apakah Aleya juga merayakan ulang tahunnya semeriah ini?

Apakah Aleya juga senang disana? karena hari ini ulang tahunnya.?

Apa Aleya senang dan bahagia melewati hari jadi mereka tanpa keluarganya.?

Apa Aleya tidak merindukannya.?

Elina sangat sangat merindukan Aleya, saudara kembarnya. Sayangnya, untuk bertemu Aleya rasanya tak semudah meminta sesuatu kepada orangtuanya.

"El, kali ini kamu mau minta kado apa.?" Tanya Ari.

Tentu dengan Bella yang setia berada disampingnya.

"El mau kado, ini gak mahal kok Pa, tapi, El maunya ini beneran ada. Udah lama banget El, mau kado ini." Rengek Elina.

"Kamu mau minta apa.? Tumben.?" Kini Bella yang bersuara.

Dengan satu tarikan nafas Elina mengucapkan permintaannya. "El, mau Al tinggal bareng kita lagi."

Hening, tak ada yang menjawab. Sebab pemilik keputusan mutlak mengenai kehidupan Aleya di keluarga mereka ada ditangan Bella.

"Kamu bisa minta kado lain. Kamu mungkin mau mobil baru.?" Tawar Bella menghiraukan keinginan Elina.

"El gak mau,. Sampai kapan sih.? Mama mau nyembunyiin keberadaan Aleya dari aku.? Aku saudaranya Aleya Ma, aku pernah berada disatu rahim dengan Aleya. Mama bahkan dengan senang hati menjaga kami selama Sembilan bulan penuh dengan kehati hatian. Ma, El Cuma mau ketemu Aleya." Elina menangis. Elina memanglah gadis yang cengen, ia tak segan segan mengeluarkan air matanya.

"El, Mama Cuma mau kamu gak apa apa. Kalau ketemu dia kamu bisa celaka lagi."

"Celaka gimana sih maksud Mama.? Waktu itu El yang jatuh sendiri. Itu karena El mau ngambil mainannya Aleya. Kita kejar kejaran sampai tangga, lalu, El tergelincir dan jatuh." Jelas Elina.

"EL,." Panggil Ari lembut.

"Pa, El mau ketemu Aleya. Semenjak terbangun dari koma itu, Elina selalu bermimpi kalau Aleya marah ke Elina. Aleya marah karena Elina gak mampu melakukan apapun." Jerit Elina.

"Mbak Airy, El mau ketemu Aleya. Sampai kapan sih.? Sampai El benar benar tidur dan gak bangun lagi.?" kini Elina berbalik meminta kepada Airy yang duduk disampingnya.

Airypun berubah dan menyesuaikan dirinya semenjak kejadian 12 tahun tersebut. Airy tumbuh menjadi sosok yang tegas dan tak sehangat dulu. Tak ada Airy yangbegitu hangat kepada adik adiknya. Ia cukup terpukul mengenai sikap mamanya kepada adiknya Aleya.

"El," panggilan Bella terputus, ia menarik nafasnya dalam dalam. "Nanti sore kita jemput Aleya."

Mendengar ucapan Bella, bukan hanya Elina yang senang, tapi Ari dan Airy ikut senang. Entah ini sebuah perubahan atau sekedar menyenangkan hati Elina saja.

***

Sore hari yang dijanjikan Bella telah tiba, sejak tadi Elina tak berhenti berjingkra jingkrak senang.

"Ma, El senang banget..!!" ucap Elina tak melepaskan pelukannya dari mamanya. Ini adalah hadiah yang ia janjikan kepada Elina sejak lama.

"Pasti Aleya sekarang sudah cantik banget, persis Elina." Gumam Elina.

Croire ABTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang