#31

116 7 0
                                    


menerima permintaan maaf dan memaafkan itu berbeda

~Aleya Queena Vernando

.

.

.

Setelah melewati beberapa minggu masa liburan, Hari ini Aleya, kembali melakoni perannya sebagai Koas di rumah sakit Abe. Sudah lima hari sejak pertemuan Abe dan Aleya, dimana Abe meminta maaf dihadapan Airy, Coki, dan keluarganya ketika sedang mengadakan makan malam bersama. 

Maka, sudah lima hari pula Abe merecoki hidup Aleya dengan menyuruh Aleya ini-itu agar bisa terus bersama Aleya, menyuruh Aleya menggantikan jadwal jaga Puri yang kebetulan sering bersamaan dengan jadwal jaganya.

Hal tersebut Abe lakukan karena saat meminta maaf Aleya tak hanya menjawab bahwa tempo hari iya memaafkan Abe di parkiran karena baginya 'menerima permintaan maaf dan memaafkan itu berbeda' dan hal tersebut cukup membuat Abe terusik. Meskinpun Aleya tak pernah menolak ajakannya untuk makan, bertemu keluarganya dan hal hal lainnya. Aleya bersikap seolah olah semuanya baik baik saja.

"Kasihan banget sih, Al." ucap Angga.

Entah bagaimana caranya, Angga juga ikut dipindahkan ke rumah sakit tersebut. Membuat Aleya semakin pusing, direcoki oleh dua pria yang sama gilanya. Hidupnya sudah pusing dengan konsulen yang banyak tingkah dan banyak maunya. Dan sekarang ditambah lagi dengan dua lelaki yang katanya memiliki perasaan yang sama untuknya.

"Baru jadi Koas sudah belagu.!! Cepat follow up pasien bangsal. Hasilnya saya tunggu satu jam lagi di ruangan saya." Mulut pedas Abe kembali berkomentar.

Abe memang seperti itu, terutama jika melihat Angga berada disekitar Aleya. Katanya sih radius dua meter.

"Dokter Abe. Kami ini tidak berada distase anda.

Kami sedang berada di stase bedah." Ucap Angga.

"Saya tau. Tadi dokter Nina menitipkan kalian pada saya, katanya beliau akan keluar kota selama satu minggu." Aleya yang mendengarnya sukses menganga.

"Cepat kerjakan. Jangan asik pacaran disini." Ketus Abe. Abe ini memang tak pernah ingin melihat Aleya santai santai di rumah sakit, terlebih jika santai santainya bersama Angga.

"Al, kamu tau gak.?" Tanya Angga.

"Aku gak tau. Soalnya kamu belum kasih tau." Jawab Aleya. Angga hanya mendengus mendengar jawaban Aleya.

"Kamu tau gak? Kenapa kalau dokter lagi diagnose pasien, selalu nanya mereka selalu makan apa aja tiap hari.?" Tanya Angga. Aleya menggeleng tak tau, karena memang tak tau. Aleya bukanlah anak ahli gizi.

"Ingat yah. Ini itu penting banget. Aku kasih tau jawabannya. Itu karena, kalau kita tau makanan apa saja yang dimakan pasien tiap harinya, kita jadi tau berapa besar ongkos yang bisa kita tarik untuk biaya berobat pasien." Jelas Angga.

Aleya yang mendengarnya langsung tertawa terbahak bahak, bahkan perutnya sampai keram menahan tawa.

"Jangan ribut. Pasien bisa keganggu dengar suara ketawa kalian." Abe ini bagai hantu yang selalu berada dimana saja. Selalu setia mengganggu kebahagian Aleya.

"Lanjutkan follow-up kalian. Rekam mediknya jangan sampai kurang. Awas kalau sampai kurang." Ancam Abe.

***

Croire ABTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang