#11

117 14 0
                                    

"Tapi ingat, aku ini manusia yang bisa berubah kapan saja. Aku bisa saja lelah sewaktu waktu, lelah menunggu kamu untuk membuat hatimu paham seberapa besar posisi yang aku dapatkan dihatimu itu. jangan biarkan aku terlalu menggenggammu wujudmu terlalu erat. Itu menyakitkan, ketika aku hanya menggenggam wujud bukannya Jiwamu."

~Aleya Queena Vernando

.

.

.


Sama seperti hari sebelumnya, Abe masih mengantar Aleya ke kampus. Tapi, tadi pagi Aleya meminta untuk tidak dijemput karena akan jalan bersama Rara. Abe hanya mengangguk tak bersuara.

"Abe. Hari ini jadikan.?" Tanya Liora.

"Jadi, kok. Ganti baju dulu." Hari ini Abe dan Liora akan mengunjungi sahabat Mama Liora yang menjadi rekan bisnis Abe dan Liora. Keduanya sepakat untuk menjadi investor diusaha sahabat mama Liora.

"Be, kamu lagi berantem sama Aleya, yah.?" Tanya Liora yang duduk dikursi samping Abe.

"Gak kok, Cuma masalah kecil. Salah faham." Ucap Abe. Abe memang tak suka mengumbar hubungannya pada seseorang, terlebih jika hubungannya sedang kacau.

Selama perjalanan menuju lokasi teman Mamanya Liora, Liora benar benar memanfaatkan waktunya bersama Abe. Ia tak ingin kelewat sedikitpun. Karena Abe ini sangat dan selalu jual mahal untuknya.

"Untung aja kemarin aku nawarin kamu ikut invest, jadinya punya kesempatan PDKT sama kamu." Kata Liora.

"Modusnya memang sudah kebaca sejak awal." Balas Abe, sejak awal Liora menawarinya, ia sudah tau modus wanita itu.

"Bagus dong.! Modus aku bisa lebih nambah lagi. Soalnya, kamu sudah tau." Abe bergidik ngeri mendengar perkataan Liora.

Terkadang Abe berpikir setidak laku itukah Liora.? Sampai sampai wanita ini selalu merecokinya.

"Be, kamu masuk aja duluan. Aku mau ke kamar mandi sebentar." Ucap Liora.

Sejak di mobil tadi, ia sudah tak sabar ingin buang air kecil. Abe mengangguk dan meneruskan langkahnya memasuki sebuah rumah yang nantinya akan disulap menjadi butik tersebut.

Abe melotot tak percaya melihat pemandangan dihadapannya. Abe melangkahkan kakinya cepat menarik salah satu model dari busana yang akan terpajang di awal launching butiknya. Abe benar benar meledak kali ini.

"Al. kali ini kamu sudah benar benar kelewatan." Ucap Abe setelah berhasil menggeret Aleya masuk ke mobilnya.

"Kelewatan apalagi sih.? Aku Cuma diajak Rara buat jadi brand ambassador butik tantenya." Aleya juga kesal. Ulah Abe yang menariknya tadi berhasil mencuri perhatian semua orang, jadi ia merasa kesal karena dipermalukan Abe.

"Aku sampai bingung. Apa kamu gak sadar kalau laki laki di dalam sana bisa aja khilaf liat kamu pakai baju yang kurang bahan ini.! Kamu sadar? langkah kamu yang jauh dari rumahmu ini, mungkin sudah berhasil menyeret orangtua kamu ke dasar neraka."

Aleya benar benar sebal, rasanya apa yang ia kenakan selalu salah. "Be, ini biasa aja. Kamu jangan berlebihan."

"Biasa aja.? Kamu bilang biasa aja.? Biasa dengan membiarkan orang lain melihat paha kamu yang sengaja diumbar umbar." Balas Abe.

"Jangan sok suci gitu Be, kamu gak sesuci itu. Kamu bisa aja sama seperti mereka."

Busana terakhir yang menjadi sesi terakhir photo shoot Aleya adalah sebuah dress dengan lengan tali, yang pendek bajunya bisa membuat lelaki khilaf melihatnya. Abe saja sampai geleng geleng kepala melihatnya.

Croire ABTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang