#28

105 12 0
                                    

Aleya keluar dari ruangan Abe dengan mata sembabnya. Tepat didepan pintu ruangan Abe, Aleya melihat Airy yang sedang duduk sambil bersandar di tembok ruangan Abe.

"Kenapa?" Tanya Aleya.

"Kenapa lagi sama Abe?" Tanya Airy to the point.

"Masalah pasien mbak." Jawab Aleya tak berminat. Abe benar benar menghancurkan moodnya pagi ini.

Airy mengangguk angguk mengerti sedangkan Aleya sudah berjalan meninggalkan Airy. Rasanya ia butuh pelarian dari rasa kesalnya kepada Abe yang mengomelinya pagi ini.

Coki yang melihat sosok yang ia cari sejak beberapa hari yang lalu lansung berlari menghampiri wanita tersebut dengan senyum sumringahnya.

Coki menyapa Airy dengan ramah.

"Lagi apa disini?" Tanya Coki.

"Cuma lewat. Terus kebetulan ketemu Aleya jadi ngobrol dikit." jawab Airy.

"Terus Aleyanya kemana?"

"Gak tau. Kayaknya sih lagi bete sama Abe. Bau baunya habis diomelin." Coki mengangguk mengerti.

"Ohiya, Aku Coki. Sahabat Abe."

"Airy." Balas Airy.

Airy menatap Coki yang terus tersenyum membuatnya bergidik ngeri.

"Kamu kenapa senyum senyum terus?" Tanya Airy.

"Aku seneng banget loh, bisa ketemu kamu lansung." Airy mengerutkan keningnya tak mengerti. "Aku dengar track record kamu bangus banget. Aku dengar dari dokter Hermawan katanya KTI kamu kemarin bagus banget sampai profesor profesor yang jadi penguji kamu muji KTI kamu."

"Oh itu, biasa aja. Itu berkat pembimbing aku yang bantuin."

"Kayaknya kita pernah ketemu di ruangan Abe deh. Kalau gak salah kamu bahkan sempat liat aku ngamuk ke Abe." Lanjut Airy.

"One of the reason. Bahkan I mean itu poin penting buat kamu. Aku aja sampai kagum sama kamu waktu itu. Gak nyangka ada yang berani gitu ke Abe." Ucapnya.

"Ohya? Aku gak takut sama sekali sama Abe asal kamu tau. Aku gak suka Abe yang berlaku seenaknya gitu. Lagian aku udah kenal Abe dari kecil. Keluarga kami lumayan dekat." Jawab Airy.

Coki yang mendengar jika keluarga Airy dan keluarga Abe ini dekat semakin bersemangat untuk mendekati Airy.

Dengan alasan tertarik cerita masa kecil Abe dan Airy, Coki akhirnya mengajak Airy untuk menghabiskan jam makan siang bersama di kantin rumah sakit.

"Kamu seberapa dekat sama Abe?" Tanya Airy.

"Aku bisa dibilang adik Abe. Setelah kedua orangtua aku meninggal adik mama Abe ngangkat aku jadi anak angkatnya." Jawab Coki.

"Owhh, Bagaskara's Family." Ucap Airy.

"Yaudah, aku pamit duluan yah. AKu masih ada visit siang."

Dilain tempat kini Aleya sedang menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya. Sudah hampir tiga jam ia menghabiskan waktunya duduk ditaman rumah sakit. Rasa kesalnya sudah luntur diterpa angin siang.

"Loh? Oma Tiara?" Panggil Aleya sambil berjalan menghampiri kursi roda Tiara.

Tiara yang melihat Aleya berjalan ke arahnya ikut memamerkan senyumannya. Aleya berjongkok dihadapan Tiara sambil menggenggam jemari Tiara yang mulai keriput menandakan usia Tiara yang tidak lagi muda.

"dokter Cantik."

"Oma lagi ngapain disini?" Tanya Aleya.

"Oma cuma mau lihat ikan." Jawab Tiara sambil menunjuk kolam ikan yang berada dihadapannya.

Aleya paham betapa kesepiannya Tiara diakhir hidupnya. Tiara yang harusnya menghabiskan waktunya  bersama anak dan cucunya kini harus terkurung dalam kesepian selama beberapa tahun tanpa sosok keluarga disisinya.

"Oma mau Aleya temani keliling taman?" Ajak Aleya. Tanpa menunggu jawaban Tiara, Aleya lansung mendorong kursi roda Tiara mengelilingi taman rumah sakit sambil berbagi cerita.

"Wah? serius Oma pernah jadi model?" Tanya Aleya.

Tiara sejak tadi bercerita mengenai kisah hidupnya semasa muda. Ketika ia masih berada dimasa kejayannya memiliki segalanya, memiliki anak yang selalu menjadi obat lelahnya.

Setelah menghabiskan siang harinya di taman rumah sakit, Akhirnya Aleya kembali mengantar Tiara menuju kamarnya. Aleya merasakan bagaimana jika dirinya yang berada diposisi Tiara tanpa keluarga diakhir hidupnya. Bahkan, disaat mudanyapun ia telah merasakan bagaimana sulitnya posisi tersebut.

"Kamu kenapa nduk?" Tanya Tiara melihat wajah murung Aleya. Aleya menggeleng sebagai jawabannya.

"Kalau sedih kamu bisa cerita ke Oma. Siapa tau aja Oma bisa bantu kamu. dokter ganteng juga gitu. Setiap dia datang ke Oma pasti dia selalu cerita soal masalahnya." Ucap Tiara. Aleya tau jelas siapa dokter ganteng yang dimaksud Tiara. Elrabi Bagaskara.

"Ohya? dokter Abe?"

"Iya. dokter Abe selalu sedih mikirin hatinya. Dia akhir akhir ini sering dihantui rasa bersalah sama tunangannya yang sudah meninggal. Katanya dia masih sayang sekali sama tunangannya. Dia juga merasa bersalah karena semasa hidup tunangannya ia selalu menyakiti perasaan tunangannya." Jawaban itu cukup membuat Aleya menampilkan wajah murungnya.

"Apalagi semenjak orang yang membuat hubungannya dan kekasihnya gagal sekarang kembali lagi dihidup dokter Abe. Dokter Abe takut jika harus kembali melukai perasaan wanita yang dicintainya saat ini. Oma kurang tau lagi siapa wanita yang berhasil menempati hatinya dokter Abe lagi. Tapi, Oma yakin dokter Abe benar benar beruntung memiliki penyelamat seperti wanita itu."

"Oma jadi penasaran siapa wanita itu yang menyelamatkan ruang hitam hari dokter Abe."

Lama bercerita mengenai Abe yang sering curhat ke Tiara. Akhirnya Aleya mengambil sebuah kesimpulan jika Abe mulai ragu akan kepercayaan hatinya semenjak kehadiran Kania. Terlebih Tiara berkata Abe kadang merasa takut jika harus melukai wanita berharga yang selalu berada disisinya.

****

Croire ABTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang