#34

119 11 0
                                    

Aleya menjaga Abe selama seminggu. Seminggu di rumah sakit, cukup membosankan. Sebab Abe hanya diperbolehkan berbaring oleh dokter dan hanya boleh memakan makanan yang disediakan oleh rumah sakit.

Aleya-pun sama, seminggu pula ia menjadi perawat bagi Abe. Lebih tepatnya pembantu. Tidak rugi, Mengapa? Jawabannya adalah.... Karena selama seminggu itu Aleya jadi tau seberapa banyak wanita wanita yang pernah dekat dengan Abe, secantik apa mereka.

Termasuk Kania yang tak pernah absen menjenguk Abe, entah itu sekedar membawakan makan malam, makan siang atau sarapan untuk Abe. Aleya tau persis modus Kania, namun ia tak ingin ambil pusing. Jika Abe pada akhirnya memilih Kania, ia bisa apa.

*****

Mengenal Abe itu rasanya membuat Aleya olahraga jantung tiap harinya. Seperti hari ini, Abe datang menjemputnya dan menyuruhnya berdandan rapi tanpa memberi tau akan dibawa kemana.

"Kita mau kemana sih.?" Tanya Aleya. Pasalnya, Aleya ini baru bangun tidur dan langsung disuruh mandi dan berdandan tak jelas menuruti perintah dari Airy yang katanya dari Abe.

"Mau ke Solo." Jawab Abe.

"Kita mau ngapain,Be aku ini etar malam ada jaga. Aku harus isi tenaga" Ketus Aleya.

"Kita baliknya sebelum jadwal jaga kamu, kok." Abe memang sangat jago dalam hal silat lidah. Tak pernah mengalah dan tak ingin dikalahkan.

Perjalan menuju Solo ditempuh dalam tiga jam, Aleya yang mati kebosonan akhirnya memilih melanjutkan tidurnya. Sedangkan Abe masih sibuk menyetir.

"Al, bangun." Kata Abe membangunkan Aleya. Aleya melenguh dan membuka matanya. Aleya hampir saja melompat melihat tempat yang Abe kunjungi ini.

"Kamu gila.? Kamu ini kayaknya memang nafsu mau lihat perang ketiga yah.?" Tanya Aleya.

Aleya kaget, bangun bangun sudah berada dirumah yang begitu megah. Aleya tau rumah ini, meski Aleya takpernah berkunjung langsung. Tapi, cukup dengan melihat nuansa jawa yang begitu kental Aleya paham jika ini rumah Rianti.

"Apanya yang salah.?" Tanya Abe sambil membuka seatbealnya.

"Abe, kamu taukan.? Eyang gak suka sama aku." Jawab Aleya. Ia tau betul tabiat Rianti yang sangat membencinya.

"Ini bukan aku yang ngajak. Tapi, Eyang yang ngundang langsung." Jawab Abe. "Ayo buruan turun. Pasti bunda dan Ayah sudah ada didalam." Kata Abe. Aleya pasrah dan akhirnya ikut turun bersama Abe.

Kediaman Rianti sangat padat akan keluarga besar Bagaskara. Ada sepupu Abe, tante, om, dan kerabat jauh Abe. Aleya jadi bingung ada akhir memalukan apalagi yang akan dikatakan Rianti untuknya.

"Sana! PDKT sama Eyang." Bisik Abe sambil mendorong bahu Aleya menghampiri Rianti yang tengah duduk bersama beberapa wanita yang terlihat lebih muda darinya dan ada beberapa yang terlihat lebih tua dari Aleya.

"Eyang, ini tamu yang dicariin sudah datang, Abe tinggal yah." Pamit Abe. Kini, Aleya duduk disamping Rianti, Rianti memandangi Aleya dari ujung kaki sampai kepala berulang kali. Aleya tau, saat ini Rianti pasti tengah menilai penampilannya.

"Abe sudah cerita.?" Tanya Rianti. Aleya mengerutkan keningnya tak mengerti.

"Abe sepertinya belum cerita yah. Dalam watu dekat ini, keluarga Bagaskara akan mengunjungi kediaman kamu lagi." Jelas Rianti. Mengunjungi apalagi ini?

"Untuk apa Eyang.? Kalau mau ngajak Aleya perang lidah lagi. Aleya nyerah.!" Ucap Aleya yang disambut cekikan dari beberapa wanita disampingnya. Aleya yakin, wanita wanita ini juga punya tujuan yang sama dengannya. PDKT dengan leluhur Bagaskara yang satu ini.

Croire ABTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang