HALOHAAA! I'M BACK!
Semoga suka yaa part 3 ini!<3
Mulmed apartmennya Inaya yaa! HUUHUUHUHU
Halu duluuuu nihhh :(
ENJOOOYYY!!!
*******
Inaya masih saja pasrah saat laki-laki itu terus menarik tangannya menuju arah parkiran. Entah apa yang ada dipikiran laki-laki itu, Inaya sudah menebak-nebak pembicaraan apa yang akan mereka bahas.
"Mau apa lagi sih?! Kita kan udah janji gak akan berhubungan lagi!" bentak Inaya saat laki-laki itu berbalik menghadap kearahnya.
"Gue gak peduli! Gue belum selesai sama masalah ini" bentak laki-laki itu tak kalah keras.
"Apa lagi sih yang belum selesai?" tanya Inaya kesal.
"Banyak, bahkan ini baru awal"
"Tapi kita udah selesai lama, Bar! Please jangan gini! Semuanya udah berakhir!"
Barra hanya mendengus kesal sambil menyeringai kearah Inaya. Seringaian yang sama tepat saat Inaya melontarkan kalimat 'Putus' untuk pertama kalinya.
"Lo aja yang anggep kalo kita udah selesai! Sampe kapan pun, gue gak akan ngelepasin lo. Lo akan tetap jadi milik gue. Camkan itu!" ucap Barra sambil tersenyum meremehkan dan mencengkram bahu Inaya sangat erat, hingga Inaya meringis kesakitan.
Inaya yang merasa terancam hanya mampu berdoa dalam hati, dan berharap segera mendapatkan pertolongan. "Engga! Lo itu cuma terobssesi sama gue, Bar. Sadar kenapa sih?!"
"Obssesi lo bilang?! Lo yang gak ngerti perasaan gue, Nay! Gue ini cinta sama lo! Bukan obssesi semata!" ucap Barra lirih, namun masih dengan tatapan tajamnya.
"Enggak Bar, lo gak boleh gini. Inget! Lo udah punya Rara"
Barra mendengus mendengar ucapan Inaya. "Gue gak peduli sama dia, gue pedulinya lo."
"Jangan gila, Bar!"
"Iya, gue emang gila. Gila karena terlalu cinta sama lo"
"CUKUP BARRA!"
"Oh, udah berani bentak gue? Mana Inaya yang dulu? Yang gak pernah ngelunjak, lemah lembut dan penurut?"
"GUE BUKAN INAYA YANG DULU, BARRA! SADAR! GUE UDAH RELAIN LO SAMA RARA, ITU KAN YANG LO MAU?!"
"Tapi gue maunya lo, Nay. Gue nyesel udah nyakitin lo, Nay. Gue sadar gue salah. Please kasih gue kesempatan lagi" kata Barra sedih.
"Enggak! Kalo pun gue kasih kesempatan, semuanya akan percuma, Bar! Kita gak akan bisa kaya dulu lagi!"
Barra yang mendengar ucapan Inaya lalu mengepalkan tangannya kuat dan memandang Inaya dengan sangat tajam. Inaya tahu apa yang akan dilakukan Barra.
Ia takut terjadi hal-hal buruk itu terjadi lagi. Tanpa berpikir lagi, Inaya langsung membalikkan badannya dan bergegas meninggalkan Barra.
Namun, saat membalikkan badannya, ia menabrak dada seseorang dengan cukup keras membuatnya meringis kesakitan. Inaya melihat siapa yang datang, dan hanya terdiam seribu bahasa.
"Kasar banget sama cewek" ucap laki-laki itu santai.
"Garion, ngapain lo kesini?" tanya Inaya panik.
"Nonton drama gratis." kata Garion masih santai.
"Pergi lo! Gak usah ikut campur!" Bentak Barra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dive
Random⚠️21+⚠️ Backstreet? Apa enaknya sih dari hubungan sembunyi-sembunyi? Merasa tidak diakui oleh kekasih sendiri. Sedangkan Obsesi dan Posessive? Apa enaknya memiliki pasangan yang sangat terobsesi dengan kita? Dikekang sana-sini. Dikejar-kejar layakn...