Part 13 - NYESEL?

4.6K 222 18
                                    

Inaya berjalan santai menuju ATM seberang kampus untuk segera bertemu dengan sang kekasih.

Sebetulnya, Inaya sudah menolak tawaran pulang bersama Garion beberapa kali. Dengan alasan ingin mampir ke Cafe sebentar.

Tapi, Garion tetaplah Garion, sipemaksa dan posesif melebihi apapun didunia ini.

"INAYA!" Panggil seseorang saat ia hendak menyebrang dari arah kampus.

Inaya menoleh pada seorang gadis yang memanggilnya dan memutar bola matanya malas.

"Nay! Tunggu!" gadis itu langsung meraih tangan Inaya yang membuat Inaya tidak jadi menyebrang.

Inaya menyentak tangan itu dan langsung menatap gadis itu sinis. Apa lagi sih yang diinginkan gadis ini?

"Apa?!" kata Inaya kesal.

"Jutek banget sih, KAK" ledek gadis itu lalu menatap Inaya dengan pandangan meremehkan.

"Lo mau kemana?" tanya Zora pada Inaya dengan ketus.

"Urusan lo banget?" Inaya menimbali dengan tak kalah ketus.

"Oh ya jelas dong, siapa tau lo mau ngelonte sama dua temen lo itu kaya kemaren, atau malah sama cowok lain lagi? Biar bisa gue aduin ke ayah lo!"

"Sorry, gue bukan lo! Yang pelihara gadun!" balas Inaya.

"Apa maksudnya?!" Zora sedikit menaikkan nadanya.

Inaya menatap Zora dengan tatapan yang sulit diartikan dan terkekeh meremehkan.

"Gak usah sok polos adikku sayang! Gue tau kelakuan lo tiap malam Minggu! Dan gue tau dari mana uang-uang yang selama ini lo dapetin!"

Zora terkekeh kecil "gapapa sih, seenggaknya ayah lo lebih percaya sama gue dari pada sama lo!"

Ucapan Zora membuat Inaya menegang ditempatnya, ia kembali teringat kejadian beberapa tahun lalu yang membuat dirinya kehilangan kasih sayang ayahnya.

"Gue gak peduli, mau ayah lebih percaya sama lo atau apapun. Yang jelas, Tuhan lebih tau mana yang bener dan mana yang enggak!" balas Inaya dengan tajam.

Zora menatap Inaya dengan marah dan mengepalkan tangannya.

"Seenggaknya semua keluarga besar lo lebih sayang gue! Padahal lo yang anak kandung, kasian!" ledek Zora lalu tertawa kecil.

"Gak peduli!" kata Inaya lalu berjalan meninggalkan Zora.

"Lo tuh sampah!" teriak Zora sekali lagi.

Inaya terdiam ditempatnya dan membalikkan badannya. "Seenggaknya gue gak pernah rebut keluarga orang lain hanya demi harta yang gak ada apa-apanya!"

Zora semakin mengepalkan tangannya.

"Lo, sama mama lo tuh sama," kata Inaya sambil mengelus-elus rambut Zora yang langsung ditepis gadis itu.

"Sama-sama parasit dalam keluarga orang lain!" lanjut Inaya sambil tertawa kecil dan bergegas meninggalkan Zora yang sudah sangat emosi ditempat.

"Awas lo Inaya!" gumamnya dalam hati dan membalikkan badannya.

Sementara Inaya menahan amarahnya mati-matian. Inaya berjalan menuju mobil Garion dan langsung masuk kedalam mobil laki-laki itu.

"Hay!" sapa Garion dengan girang lalu menatap Inaya yang masih diam dengan wajah yang memerah karena menahan amarah.

Garion mengangkat sebelah alisnya "kamu- baik-baik aja kan?" tanya Garion pelan.

Inaya menatap Garion dengan mata yang berkaca-kaca dan langsung menarik Garion dan memeluknya erat.

Inaya menyembunyikan wajahnya didada Garion sambil terus mengepalkan tangannya dibalik punggung Garion. Ia tidak peduli dengan telapak tangannya yang sudah luka akibat kuku-kukunya yang menancap pada kulit tangannya.

DiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang