Sebulan kemudian.
Cahaya matahari tampak masih malu-malu untuk menunjukkan sinarnya. Namun sinar itu membangunkan gadis cantik yang masih bergelung didalam selimutnya.
Inaya membuka matanya lebar dan mengumpulkan nyawanya. Ia menatap kearah jam dinding dikamarnya yang menunjukkan pukul 06.00 dan menghela nafasnya sejenak. Hari ini hari Sabtu, yang artinya tidak ada jadwal kuliah hari ini.
Ia membuka laci meja disamping kasurnya dan melihat isinya yang berantakan. Ia melihat pada sebuah plastik berisi berbagai macam jenis obat.
Apa ia bisa terlepas dari obat itu? Ia berharap bisa, sudah 4 tahun ia tidak bergantung akan obat itu, dan lihat hasilnya sekarang. Ia masih baik-baik saja.
Inaya kembali menutup laci itu dan bergegas menuju kamar mandi. Ia berencana untuk mengecek Cafenya sebentar, dan belanja bulanan.
*****
Setelah ia siap untuk pergi, ia mendengar suara bell yang menandakan ada seseorang yang datang ke apartmennya. Siapa yang datang pagi-pagi buta begini? Pikirnya.
Ia membuka pintu apartnya dan terkejut saat seseorang langsung memeluknya erat.
"NANAAAAA!!!!" teriak gadis itu heboh.
"MIKHAAAA?!" balas Inaya tak kalah heboh.
"Thank God lo udah bangun! Dari tadi gue takut ganggu!" ucap gadis bernama Mikha itu setelah melepaskan pelukannya pada Inaya.
"Hah? Ini beneran Rachel Mikhaela Adams nih? Sepupu gue yang calon dokter itu? Kayaknya bukan deh, soalnya dia gapernah gak enakan sih kalo sama gue!" sindir Inaya yang membuat Mikha cemberut.
"Gitu amat sih lo sama adek sendiri! Tega bener!" kata Mikha sambil menepuk pundak Inaya.
Inaya terkekeh lalu mengajak Mikha masuk kedalam Apartmennya. Mikha menarik koper itu dan merebahkan tubuhnya diatas sofa. Mikha memejamkan matanya sejenak dan mengatur nafasnya.
"Ada angin apa lo pagi buta begini kesini?! Biasanya juga siang, ato bahkan malem" tanya Inaya yang sudah duduk disebrang Mikha sambil membawa roti dan susu cokelat kesukaan Mikha.
"Gue lagi kabur" jawab gadis itu lalu mengubah posisi.
"Mike kenapa lagi?" tembaknya. Apa lagi alasan Mikha kabur dari apartmennya kalo bukan karena ribut dengan Mike si laki-laki berstatus "Sahabat" sepupunya itu.
"Gatau, gue ngerasa hubungan persahabatan gue sama dia mulai toxic"
Inaya terkekeh heran "setelah bertahun-tahun baru sadar kalo hubungan kalian toxic?"
"Iya! Gue ngaku! Lagian gimana yaa, Nay? Gue ngerasa kalo gue udah bener-bener bergantung sama dia!" Jelas Mikha lalu menyeruput susu coklatnya.
"Namanya udah cinta, ya susah!" ucap Inaya dengan nada meremehkan.
Mikha melotot tajam kearah Inaya dan langsung menyela omongannya "ENGGAK! Sembarangan lo!"
Inaya memutar bola matanya malas "masih aja gak mau ngaku! Tinggi amat tuh gengsi kaya Monas!"
"Emang gak cinta! Dia kan sahabat gue!"
"Iyaa, sahabat! Sahabat bobok bareng"
"Oalah anjeng!"
Inaya terkekeh mendengar jawaban Mikha. "Emang kenapa lagi kali ini? Dia bikin apa lagi?"
Inaya sudah sangat tau yang dilakukan dua insan bernama Mikha dan Mike itu. Kalau mereka sudah bertengkar, pasti bukannya menyelesaikan masalah tapi malah kabur-kaburan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dive
Aléatoire⚠️21+⚠️ Backstreet? Apa enaknya sih dari hubungan sembunyi-sembunyi? Merasa tidak diakui oleh kekasih sendiri. Sedangkan Obsesi dan Posessive? Apa enaknya memiliki pasangan yang sangat terobsesi dengan kita? Dikekang sana-sini. Dikejar-kejar layakn...