14. Behind Attitude

231 27 9
                                    

“Manusia mempunyai kebiasaan yang aneh, yaitu menyakiti diri sendiri atau orang di sekitarnya saat ada sakit yang dirasakan dari dalam dan hal itu hanya bisa dipendam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Manusia mempunyai kebiasaan yang aneh, yaitu menyakiti diri sendiri atau orang di sekitarnya saat ada sakit yang dirasakan dari dalam dan hal itu hanya bisa dipendam.”

🥀🥀🥀

Mika malu, ia tak ingin kembali masuk ke rolling doornya, ia tak ingin melihat tatapan-tatapan yang membuatnya merasa rendah. Lagi pula memar di pipinya harus ia obati, untung pukulan pria yang tak dikenalnya itu tak sampai membuat sudut bibirnya robek.

Mika berdiri dari posisinya yang semula terbaring, dengan nyeri yang dirasakan pada tulang pipinya.

"Argh, sialan! Gara-gara tiga cewek gak tahu diri tadi, gue jadi harus nanggung malu kaya ini. Gue gak akan buat ketiganya tenang belajar di sini, bahkan teman-temannya termasuk cowok yang ikut campur tadi." Mika bermonolog, menjambak rambutnya kesal. Ia berjalan dengan wajah menunduk ke arah UKS.

Di dalam UKS tak ada seorangpun yang berjaga, jadi ia cukup lega. Ia tak ingin menerima pandangan iba, merendahkan, atau apapun yang membuatnya jijik.

Ponselnya berdering, namun ia abaikan karena terlalu malas dan masih terlarut dalam emosi yang terus menguasai pikiran dan hatinya.

"Kampus sialan! Orang-orang sialan! Semuanya sialan!" umpat Mika dengan suara agak nyaring.

"Jangan mengumpat di sini, ini tempat umum," ujar seseorang di balik tirai samping tempatnya.

"Kau juga sialan!" Jujur Mika tak kenal pada orang yang menegurnya, dan ia tak berniat ingin tahu juga.

Ia tak bisa menahan emosinya lagi, ia sangat kesal pada semua yang ada pada universitas milik ayahnya ini.

"Lo anak dekan, bener?" tanya pemuda itu, lagi.

"Bukan."

"Oh, berarti gue salah denger atau salah orang."

"Gue anak rektor."

"Berarti gue salah informasi."

"Lo tau darimana?"

"Banyak yang ngomongin lo, dan kayanya gue pernah baca di mana gitu tentang universitas ini. Dan ada foto lo di sana."

Mika segera pergi dari UKS, membawa dirinya ke parkiran dengan sakit yang masih terasa di pipinya.

Ia segera mendekati motor miliknya, lalu naik dan menyalakan motor itu dengan gelisah.

Motornya dibawa melaju begitu kencang, ia kesal pada semua orang. Ia kesal pada hidupnya saat ini.

Sesampainya di tempat yang ia tuju, Mika segera turun lalu berjalan sebentar dan duduk di tempat yang menurutnya nyaman. Ia mendatangi ibunya, ibu yang selama 9 tahun mengurusnya dengan penuh kasih sayang.

"Bunda, maaf, Mika selalu datang ke sini saat ada masalah. Bunda pasti sedih, tapi Mika gak punya tempat buat berkeluh kesah selain di sini." Mika mengeratkan genggamannya pada tanah tempat ibunya dikebumikan.

AdiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang