“Kebahagiaan tidak akan menghampiri jika kita tak mencarinya, dunia memang terasa begitu kejam saat perasaan mulai melebur.”
🥀🥀🥀
Adira berjongkok di depan sebuah makam, makam dengan tanah yang masih basah, makam dengan nisan yang masih utuh dengan tulisan yang indah, Mika Janu Bintang bin Johan Janu Bintang.
Cukup lama bagi Adira menemukan makam itu, ia harus mencari di mana makam yang tanahnya masih basah, dan posisi makam Mika cukup jauh dengan makam ibunya.
"Kenapa sih lo lakuin ini semua? Balas dendam? Niat banget ya, sampe bertahun-tahun lo baik sama gue, buat gue sayang sama lo, buat gue gak mau kehilangan lo." Adira mulai terisak, lutut dan tangannya sudah bertumpu di tanah, dengan kepala yang terus menunduk.
"Harusnya lo gak usah sampe berbuat jauh banget kaya gini, lo udah rusak hidup gue, masa depan gue, dan impian gue. Lo terlalu berpikir jauh sampe-sampe buat hidup lo sesingkat ini." Ia masih terisak, bahkan isakannya semakin kencang hingga napasnya tercekat.
"Kalau ini yang lo mau, maka lo berhasil dengan nilai sempurna. Balas dendam lo selesai, hidup gue hancur, dan mungkin hidup ayah lo juga."
Adira mengelap air mata dan jejaknya menggunakan jaket yang ia kenakan, lalu berdiri dan membersihkan celananya dari tanah yang menempel.
"Gue akan nyoba supaya takdir gue gak semenyedihkan ini, lo harus liat. Gue gak akan kalah sama balas dendam lo," Adira berjalan beberapa langkah hingga sejajar dengan nisan Mika, ia mengusap benda mati itu dengan pelan, lalu melanjutkan perkataannya, "bahagia ya, Mika."
🥀🥀🥀
Di perjalanan, Adira mendapat pesan dari Arka.
Arka
|Saya berangkat ke kampus.Me
Iya, hati-hati.|Dengan cekatan, Adira membalas pesan itu. Saat ini ia bertekad, jika dirinya akan merubah hidup agar tak kalah oleh takdir, dengan cara memperbaiki semuanya hingga ke akar.
Adira mengotak-atik kembali smartphonenya, ia mencoba menghubungi Alika, namun tak kunjung di angkat.
"Ah, mungkin lagi ada kelas."
Dengan sangat tiba-tiba, Adira memikirkan sebuah tempat yang ia rasa bisa menenangkan dirinya untuk sejenak, pantai sepi yang kemarin ia kunjungi.
Lalu Adira mengirimkan pesan pada Alika agar Alika bisa menyusul ke pantai itu kapan pun ia bisa.
🥀🥀🥀
Adira sampai di pantai itu pukul setengah dua belas, cukup jauh juga perjalanan ke sini, sekitar empat puluh menit menggunakan taksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adira
RomanceKata rindu menguap hilang bersama lembayung senja yang mengerikan, detik masih menjadi kendala terbesarku, dan dirimu masih tetap menjadi penyesalan terbesarku. Aku tahu jika masa tak akan mungkin abadi, dan perpisahan sudah datang di ujung perbata...