“Dalam hidup, hal tak terduga itu selalu diperlukan untuk menyelaraskan kebahagiaan agar hidup tak flat seperti sebuah cermin yang tak hidup.”
🥀🥀🥀
Esoknya, sebuah mobil sudah terparkir rapi di depan rumah besar Adira, milik Mika. Pemuda itu sudah berdiri sambil melipat tangan di samping mobilnya, menunggu Adira selesai bersiap-siap.
Semalam Mika langsung menelfon Adira saat ia masih di jalan, Mika berkata jika nanti pagi ia akan datang ke rumah Adira untuk pergi ke kampus bersama, Adira sempat menolak karena Mika masih terluka. Tapi karena Mika adalah pria yang keras kepala, ia nekad datang ke rumah Adira dan menelfonnya beberapa menit yang lalu agar Adira tak bisa menolak keputusannya.
Adira berlari ke arah Mika, diikuti Arka yang keluar dan diam di depan rumahnya. Arka memerhatikan interaksi keduanya dari jarak jauh, dan saat Adira naik ke mobil Mika dan mobil Van milik Mika berjalan menjauhi pekarangan rumahnya.
Arka berjalan cepat ke arah garasinya, mengeluarkan mobilnya dan ikut pergi berangkat menyusul Adira dan Mika. Ia sengaja melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi agar bisa menyusul Mika.
Mobil keduanya beriringan, mobil Mika ada di depan dan Arka ada tepat di belakangnya. Sebenarnya Arka masih kurang setuju Adira dan Mika berpacaran, meskipun ia sedikit respect dengan kegigihan Mika dalam mengejar Adira hingga bertahun-tahun.
Arka memang belum menemukan kejanggalan dari sikap Mika pada Adira, tapi ia memiliki feeling tak enak pada pemuda yang sedang menyandang sebagai kekasih Adira.
🥀🥀🥀
Setelah sampai di kampusnya, Adira dan Mika berjalan beriringan dengan Mika yang memapah pelan Adira. Arka hanya melihat mereka dari kejauhan, memerhatikan dengan seksama lalu ikut pergi ke arah gedung fakultasnya.
Adira dan Mika menjadi bahan tontonan bagi beberapa orang, karena Mika yang memapah Adira dengan jarak yang sangat-sangat dekat.
Adira yang merasa risih langsung mendorong Mika agar menjauh, "jalan sendiri-sendiri aja, males diliatin." Adira berjalan meninggalkan Mika yang masih diam di tempatnya.
Mika yang melihat punggung itu semakin menjauh, tersenyum manis. Ia berlari ke arah Adira dan berjongkok di hadapannya, "apa?!" tanya Adira dengan nada lumayan tinggi, ia mengedarkan pandangannya menatap garang pada orang-orang yang sedang melihat ke arahnya.
"Udah naik aja, aku nanti ambil jalan pintas." Adira tak memedulikan Mika yang masih berjongkok di depannya, ia malah berjalan melewati Mika tanpa pemberitahuan.
Mika yang geram langsung menarik tangan Adira, "kalau gak mau tambah malu ayo." Dengan terpaksa Adira naik ke punggung Mika, ia menenggelamkan wajahnya pada tengkuk Mika dan di bantu rambut panjangnya untuk menutupi wajah yang memerah menahan malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adira
RomanceKata rindu menguap hilang bersama lembayung senja yang mengerikan, detik masih menjadi kendala terbesarku, dan dirimu masih tetap menjadi penyesalan terbesarku. Aku tahu jika masa tak akan mungkin abadi, dan perpisahan sudah datang di ujung perbata...