29. kesalahan dan persahabatan.

884 71 4
                                    

120 jam 23 menit, sudah 5 hari tiyo terbaring di atas ranjang rumah sakit, tabung dan regulator oksigen sudah hampir 5 hari lebih menemani tiyo dari tidurnya.

Semenjak operasi hari itu tiyo belum sadarkan diri, dia terus saja tertidur di atas ranjang rumah sakit. Hal itu membuat keadaan di sekitarnya sedikit merenggang akibat operasinya hari kemarin.

Kini nazhwa sedang terduduk di kursi roda, menatap tiyo di balik ruang ICU. Keadaan nya yang kurang baik membuatnya tidak bisa menghampiri tiyo kedalam, bahkan nazhwa hanya bisa melihat tiyo dari balik kaca saja.

"Nazhwa" panggil seorang laki laki berjas putih yang tidak sengaja ia sedang berjalan melewati ruang ICU.

Nazhwa pun menoleh, ia tersenyum menatap laki laki itu. sudah lama laki laki itu tak menampakan diri di hadapan wajahnya.

Perlahan laki laki itupun berjalan mendekati nazhwa, dan hingga sampailah ia berdiri saat ini di samping gadis yang sedang terduduk di kursi roda itu.

"Hai Dev" sapa nazhwa tersenyum dengan diselimuti wajah pucat nya.

Rupanya laki-laki itu adalah deven, seorang dokter yang sudah hampir seminggu ini tidak menampakan wajahnya di depan sahabat sahabatnya semenjak operasi 5 hari yang lalu.

Deven pun tersenyum menatap gadis yang sedang terduduk di atas kursi roda itu. Ia terlihat sangat lemah saat ini, wajahnya yang pucat pasif membuat deven merasa bersalah karena selama ini diri nya tidak ada di sampingnya ketika ia sedang dalam ke adaan tidak baik baik saja.

bahkan deven pun malah menghilang begitu saja.

Nazhwa pun memalingkan tatapan nya dari deven, lalu kembali menatap ke arah laki laki yang sedang terbaring di atas ranjang ruang ICU.

Deven yang sedang memperhatikan nazhwa pun penasaran dengan apa yang sedang ia lihat sedari tadi.

"Lo lagi ngapain disini?" Tanya deven membuat nazhwa kembali menoleh menatap deven.

"Lagi jengukin tiyo" ucap gadis itu tersenyum kaku.

Mendengar jawaban dari nazhwa pun membuat ia teringat akan satu hal, ia baru menyadari bahwa selama 5 hari ini tiyo berada di dalam ruang ICU.

"Kok lu disini? Gak masuk?" Tanya deven yang tak mengerti mengapa gadis ini malah berdiam diri di luar ruang ICU.

Nazhwa pun menatap lekat deven sambil tersenyum, nazhwa rasa deven belum mengetahui keadaan nya dan keadaan tiyo saat ini.

Sedangkan deven sendiri yang sedari tadi sedang di tatap oleh nazhwa pun ia malah terlihat sibuk melihat ke arah tiyo yang sedang terbaring tertidur di atas ranjang.

"Gua mau jalan jalan, Lo mau temenin gua?"

Mendengar ucapan nazhwa barusan membuat deven langsung menoleh menatap gadis itu.

"Gua mau ke roftoop Dev" ucap nazhwa terus menatap deven.

Deven yang melihat keadaan nazhwa saat ini pun berfikir, mungkin nazhwa membutuhkan udara segar untuk membuat otaknya kembali fresh.

"Yuk, gua temenin" ucap deven tersenyum menatap nazhwa.

Mendengar jawaban dari deven nazhwa pun tersenyum senang, deven pun langsung mendorong kursi roda nazhwa menuju roftoop rumah sakit dengan menaiki lift.

Sedangkan di sebuah lorong terdapat dua orang dokter sedang berjalan menuju kantin, jam sudah menunjukan waktu istirahat untuk para dokter magang di rumah sakit nableman.

"Lo tau gak net, sumpah ya dokter William itu baik baik banget net, dia berhati mulia banget" ucap Zara sepanjang jalan terus menerus mengagung agungkan seorang William.

Deven Cristian VeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang