46. menanti sebuah jawaban

1.2K 103 10
                                    

Hari terus berlalu, tanggal dan bulan sudah mereka lalui bersama sama dengan penuh suka dan duka, bahkan kini deven, tiyo dan friden pun sudah kembali bekerja di rumah sakit nableman, sudah tidak ada lagi hukuman yang mengikat mereka bertiga untuk membatasi apapun yang akan mereka lakukan, sejak beberapa Minggu yang lalu, mereka bertiga sudah bebas dari hukuman.

Di sebuah aula rumah sakit kini telah ramai di kunjungi oleh seluruh pengusaha besar serta dokter dokter penting yang bekerja di rumah sakit nableman maupun di luar rumah sakit nableman. Semenjak operasi kanker jantung itu berhasil, deven, friden, dan tiyo telah mendapatkan promosi besar dari pihak pimpinan rumah sakit nableman, karna kesuksesan operasi dua bulan yang lalu, kini deven, friden dan tiyo telah resmi di angkat sebagai Professor termuda di rumah sakit nableman.

"Selamat atas gelar baru nya" ucap para pimpinan tertinggi rumah sakit nableman dan para dokter dokter penting di rumah sakit nableman memberikan selamat kepada deven, tiyo dan friden.

Dengan senang hati ketiga pria itu pun tersenyum menanggapi ucapan ucapan selamat yang telah orang - orang ucapkan kepadanya, dengan perasaan yang bahagia dan senang deven pun menatap ke arah anneth sambil tersenyum simpul ke arah kursi tamu di bagian belakang.

"Akhirnya mereka bertiga sampai di titik impian nya" ucap joa yang sudah berlinang air mata sejak tadi melihat kekasihnya sukses menggapai mimpinya.

Sejak masuk universitas kedokteran bersama sama, hanya mereka bertiga lah yang antusias dalam menggapai keinginan nya untuk mendapatkan gelar tersebut. Berusaha sekeras mungkin, melewati segala rintangan yang terus menghadang mereka bertiga adalah salah sebuah bukti akan kerja keras nya hingga mereka akhirnya sukses di titik mimpinya.

"Gue bahagia banget" ucap nashwa memeluk joa sambil menangis karna ia telah sukses menemani kekasihnya tiyo sampai pada titik impian nya.

Sedangkan anneth kini sedang menatap deven dengan mata berkaca kaca, gadis itu sedari tadi belum sama sekali mengeluarkan air matanya, matanya yang indah dan menawan sedari tadi tak ada henti henti menatap ke arah deven sambil mengembangkan senyuman manis nya.

Semenjak 4 tahun yang lalu ia tak mengingat apapun dari masa lalu nya, ia tidak sama sekali mengingat siapa sahabat sahabatnya, bahkan ia pun tak ingat siapa cinta sejatinya. Namun hari ini, semenjak keajaiban datang menghampirinya, ia pun kembali mengingat semuanya, kembali mengingat siapa dirinya, siapa sahabat sejatinya hingga dapat mengingat kembali siapa cinta sejatinya.

"Akhirnya semua harapan dia terpenuhi" ucap charisa tiba tiba hingga membuat anneth menoleh menatap nya.

Anneth pun tersenyum menatap charisa, sejauh ini yang anneth tau pasti charisa lah yang menemani hari hari nya ketika anneth mulai menghilang dari kehidupan deven.

"Makasih ya Cha sudah selalu membantu deven untuk selalu bangkit meskipun gue tau, selama 4 tahun ini pasti hatinya penuh dengan kekecewaan" ucap anneth dengan tatapan setia ke arah deven.

Seketika charisa pun tersenyum mendengar tutur kata anneth barusan.

"Lo salah net" ucap charisa hingga membuat anneth menoleh menatapnya bingung.

"Maksudnya?"

"Selama 4 tahun ini deven selalu berusaha bangkit dengan kemauan nya, ia memang tak mempunyai kekuatan yang kuat untuk berdiri setegar saat ini, tetapi ia memiliki harapan yang angkuh hingga membuat dirinya selalu berhasil berdiri melawan kegelisahan nya serta rasa kecewa dirinya" ucap charisa  menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong.

Anneth pun terus menatap charisa dengan penuh tanda tanya, anneth benar benar tak mengerti kemana arah charisa berbicara sebenarnya.

Selang beberapa saat charisa pun menoleh menatap anneth, sehingga membuat kedua bola mata mereka bertemu saling memandang satu sama lain.

Deven Cristian VeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang