14. sahabat kecil

1.1K 80 1
                                    

Dibawah derasnya hujan turun, sepasang manusia menari nari bahagia di tengah gelapnya malam. Gadis itu terlihat begitu bahagia, dia menari nari sambil meloncat-loncat senang, menikmati setiap rintikan hujan yang turun menyentuh kulit putih nya.

Sedangkan laki laki itu, dia tidak pernah sebahagia ini, dia tidak pernah merasakan kesenangan hidup se senang ini. Jika dia berpura pura tidak bahagia, itu sebuah kebohongan yang paling naif yang pernah ia lakukan. Karna saat ini,detik ini, kebahagiaan itu tercipta bersama seorang gadis yang terlihat begitu cantik dibawah derasnya hujan turun.

"Ada apa Lo sama deven?"

Tringssssss!

Suara handphone menggema memecahkan keheningan yang sedang melanda rumah bertingkat ini, lebih tepatnya ke enam manusia itu.

Itu adalah handphone milik joa, joa langsung mengangkatnya tanpa melihat terlebih dahulu siapa yang menelpon nya.

"Halo?"

"Apa!" Ucap joa terkejut membuat mereka semua mengerutkan keningnya tak mengerti.

"Gua kesana sekarang" ucap joa beranjak berdiri dan mematikan handphone nya.

"Ada apa Jo?" Tanya nazhwa tak mengerti mengapa teman nya sepanik itu.

"Anneth pingsan, dia ada dirumah sakit sekarang" ucap joa, membuat semua nya berdiri secara bersamaan karna terkejut mendengar berita yang baru saja joa sampaikan.

*

"Gimana dok?"

"Dia baik baik saja, dia hanya sedikit kacapean karna terlalu bersemangat bermain bersama malaikat nya"

Deven menautkan keningnya, dia benar benar tak mengerti dengan apa yang di sampai kan oleh dokter itu.

Apa maksudnya malaikat?

Tiba tiba saja dokter itu menepuk pundak deven, tersenyum dengan begitu tulus membuat deven tidak bisa berhenti memperhatikan nya.

"Jaga baik baik gadis itu, dia adalah berlian yang sangat berharga bagi siapapun yang menyayanginya"

Setelah itu dokter pun pergi meninggalkan deven sendirian di depan ruangan yang sedang di tempati anneth.

Malaikat? Berlian berharga? Apa maksud semua itu?

"Deven"

Suara itu membangun kan deven dari lamunan nya, membuat deven tersadar bahwa dia harus masuk untuk menemui anneth.

Knok pintu perlahan ia putar, membuat sebuah penghalang pintu terbuka, menampakan seorang gadis cantik yang sedang duduk menatapnya.

Deven pun perlahan masuk, dan berdiri di hadapan nya dengan ekspresi yang begitu cemas.

"Anneth gapapa kok deven, deven gak usah khawatir" ucap anneth sambil tersenyum.

Suara itu, senyuman itu,warna kulit itu, tidak lagi sama. Semuanya terlihat beda dan terdengar asing. Ada apa dengan nya? Namun senyuman itu, entah mengapa Terlihat menyakitkan, seperti ada sesuatu yang sedang ia tahan hingga ia harus merasakan kesakitan dan berpura pura baik baik saja di depan semua orang.

Tak lama teman teman nya pun datang menjenguk anneth.

"Anneth Lo gpp kan" ucap joa dengan hebohnya.

Anneth terkekeh melihat ekspresi joa, gadis itu sepertinya sangat khawatir kepadanya.

"Gpp kok Jo, anneth gak kenapa Napa" ucap anneth tersenyum manis.

Dia sangat pandai menyembunyikan sesuatu dari semua orang.

"Kok bisa gini net?"

Seketika sorot mata joa dan charisa langsung tertuju kepada deven. Deven sedikit tak mengerti mengapa charisa dan joa saat ini menatapnya seperti itu.

Deven Cristian VeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang