20. Benih baru?

1K 80 0
                                    

Seorang laki laki bertubuh tinggi sedang berjalan menelusuri taman, ia terlihat sedang terburu buru. Namun tiba tiba saja seorang pria lanjut usia menahan lengan nya, membuat langkah laki laki itu terhenti.

"Kembalikan kaki saya"

Seketika laki laki itupun menoleh

"Apa?"

"Saya ingin kaki saya kembali. Kembali kan kaki saya!!" Ucap pria itu terlihat emosi.

Laki laki itupun tak mengerti dengan apa yang baru saja pria itu katakan, namun pria lanjut usia itu terus saja menarik narik kerah baju laki laki itu dengan terus saja mengatakan bahwa ia ingin kakinya di kembali kan.

Suasana taman cukup ramai, hingga tak sedikit orang yang kini sedang memperhatikan kedua laki laki itu seperti sebuah tontonan geratis.

Namun tiba tiba pria lanjut usia itu mengamuk, ia mencoba melempar kan sebuah tempat sampah kepada orang orang sekitar, dia sungguh terlihat seperti orang yang tidak waras.

Laki laki bertubuh tinggi itu pun terus saja memperhatikan pria yang sedang mengamuk di hadapan nya saat ini, seperti sedang mencari titik permasalah yang sedang terjadi terhadap pria usia lanjut itu.

Melihat keadaan yang sudah terlihat mulai cukup membahayakan, akhirnya laki laki bertubuh tinggi itu pun berjalan mendekati pria lanjut usia tersebut, dan menendang bagian lututnya hingga membuat pria lanjut usia tersebut terjatuh.

"Bapak tolong tenang, siapa nama bapak?" ucap laki laki bertubuh tinggi itu.

Pria lanjut usia itu terus saja berontak, membuat laki laki itu sedikit kewalahan menahan tubuh pria lanjut usia itu.

Dengan sigap laki laki itupun mengambil pergelangan pria itu, dan mengecek detak nadi nya.

"Sistem saraf yang terlalu aktif"

Lalu ia pun beralih membuka mata pria itu, dan mengecek nya secara intens.

"Gejala penyakit kuning akut"

Lalu ia pun beralih membuka baju pria itu dan mengecek bagian perut menggunakan telapak tangan nya dengan cara di tekan.

"Hati nya membengkak"

Namun tiba tiba pria itu hilang kendali, dan memukul hidung laki laki tersebut hingga mengeluarkan darah.

Dua orang satpam pun datang menghampiri, mereka mencoba menahan pria lanjut usia itu agar tidak lagi membahayakan orang orang.

"Hubungi ambulan cepat" ucap laki laki bertubuh tinggi itu sambil memegang hidungnya yang sedang mengeluarkan darah.

*

Di sebuah rumah sakit nableman tiyo kini sedang melepaskan sarung tangan karet dan meminum sebuah air mineral. Ia baru saja usai menjalankan oprasi paru paru yang di alami oleh salah satu pasien nya hari ini.

Namun tiba tiba saja ia mendengar keributan di ruang UGD.

Terlihat seorang pria yang cukup tua sedang berbaring di atas kasur pasien, ia terlihat sedang di ikat akibat pria itu selalu saja mencoba memberontak seperti orang yang sedang mengamuk.

Namun di sisi lain seorang dokter magang sedang berbicara dengan seorang laki laki yang sedang membersihkan luka di hidungnya. Mereka terlihat sedang berdebat.

"Maaf, tapi kamu tidak bisa membawanya kemari begitu aja, kalau kalian berantem harusnya kalian ke kantor polisi aja" ucap dokter magang itu

"maaf, tapi tidak banyak yang bisa kami lakukan untuk mengahadapi orang yang lagi mabuk. Kami hanya bisa memberikan suntikan infus sampai dia sadar. Tapi keadaan nya seperti yang kamu liat sekarang, kasurnya sangat penuh dengan pasien darurat lain nya" ucap nya sedikit terdengar seperti orang yang sedang prustasi.

Laki laki itu pun menatap dokter magang tersebut, sambil terkekeh kecil melihat tingkah dokter magang yang sedang ada di hadapan nya saat ini.

"Dia menunjukan tanda tanda kegelisahan,halusinasi dan sistem saraf yang terlalu aktif. Sepertinya dia mengalami delirium trements." Ucap laki laki itu sambil mengobati luka di hidung nya.

Tanpa di sangka dokter magang itu pun terkekeh mendengar penjelasan dari laki laki itu. Terlalu jenius untuk orang yang bahkan bukan seorang dokter.

"Emangnya kamu dokter?" Ucap dokter magang itu sambil terkekeh.

"Ya, saya bekerja di bedah umum" ucap laki laki itu sambil melepaskan kapas dari hidung nya.

Seketika dokter magang itupun terkekeh kembali mendengar jawaban laki laki itu.

"Bedah umum?" Ucapnya tak percaya.

Namun tiba tiba saja laki laki itupun memperlihatkan kartu tanda pengenal nya yang bertuliskan dokter bedah umum, Deven Cristian Vero, RS nableman

Seketika dokter magang itupun terkejut dan memalingkan wajahnya ke arah lain. dia merasa bahwa dirinya saat ini sedang berada dalam masalah.

"Lupakan saya, dia juga mengidap penyakit kuning, jadi sepertinya dia mengalami epilepsi karna alkohol." Ucap laki laki itu lalu menatap dokter magang tersebut. "Bawa dia untuk tes pungsi hati dan senografi"

"Baik dokter" ucap dokter magang tersebut mengangguk.

"Udah berapa lama kamu di sini?"

"Dua hari yang lalu dokter"

Laki laki itupun terlihat mengangguk angguk angguk kan kepala nya menandakan ia mengerti.

"Kalau gitu segera kerjakan"

Dokter magang tersebut langsung bergegas menangani pasien pria lanjut usia tersebut. Sedangkan laki laki itu menggeleng gelengkan kepala nya sambil terkekeh melihat tingkah dokter magang itu.

Tiyo yang sedang berdiri menguping pembicaraan deven dan dokter magang itu pun ikut terkekeh, sepertinya deven sudah tak terkejut lagi melihat kedatangan anneth di rumah sakit nableman.

Tiyo pun berjalan mendekati deven, deven kini masih terlihat sedang memperhatikan dokter magang tersebut sambil menggeleng gelengkan kepalanya dan terkekeh.

"Oh, jadi sekarang jatuh cinta sama dokter magang" ucap tiyo yang sedang berdiri di samping deven menatap dokter magang tersebut sambil mengangguk angguk.

Deven yang tersadarpun memalingkan pandangan nya, lalu menoleh ke arah tiyo yang sedang bediri di samping nya.

"Apaan sih lo" ucap deven kembali mengobati luka di bagian hidung nya.

Tiyopun terkekeh melihat tingkah deven. terlalu mudah di tebak, deven jatuh hati hanya sekali seumur hidupnya, jadi tidak terlalu sulit mengetahui jika dirinya sedang jatuh cinta.

"Btw dia mirip banget sama anneth Dev, nama nya pun sama anneth" ucap tiyo sambil kembali meneguk air mineral miliknya.

Deven pun mengangguk, laki laki itu kini sedang menatap kembali dokter magang tersebut. Dia memang sangat mirip dengan annethia.

"Udah lah biarin, mening kita ke ruangan staf yuk, yang lain ada di sana" ajak tiyo merangkul deven.

Deven pun mengangguk menyetujui ajakan tiyo. Lalu kedua laki laki itupun beranjak meninggalkan UGD menuju ruangan staf.

Sedangkan disisi lain dokter magang itu kini sedang menatap dokter deven yang kini beranjak pergi meninggalkan UGD. Anneth masih sangat malu karena sudah berbicara tak sopan terhadap dokter deven, mau bagaimanapun dokter deven adalah suniornya yang harus ia hormati.

Bagaimana anneth bisa berpikir seperti itu? Bahkan dokter Marsya yang notebook nya adalah suniornya pun tak pernah ia hormati, malah dokter anneth dan dokter Marsya sering sekali bertengkar karna masalah hal sepele.
.
.
.
.
.
.
Bersambung.

Jangan lupa tinggalkan jejak di setiap episodenya:)






Deven Cristian VeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang