5. nasehat jomblo

1.3K 89 2
                                    

Deven dan tiyo kini sedang berada di sebuah cafe di pinggir jalan, hujan yang mengguyur deras memaksa mereka untuk singgah ke sebuah cafe. Cafe itu bernama kopital, nama yang begitu unik bukan.

Tringss

Tiba tiba Suara dering sebuah handphone terdengar nyaring di dalam cafe, setelah di lihat ternyata itu handphone milik deven.

"Siapa Dev?" Tanya tiyo "kok gak di angkat?"

"Gak penting" ucap deven mengacuhkan.

Tiyo semakin dibuat penasaran setelah dering handphone milik deven kembali lagi berbunyi nyaring. Dengan terpaksa tiyo mengambil handphone deven secara tiba tiba dan melihat nama siapa yang tertera disana.

"Anneth?"

Deven merebut kembali handphone nya dan menolak panggilan tersebut hingga langsung mematikan handphone nya.

"Dia masih sering telpon lu?" Tanya tiyo

Deven diam, laki laki itu menjawab pertanyaan tiyo hanya dengan deheman saja, tiyo tak mengerti mengapa deven bisa sebenci itu kepada anneth.

Sudah hampir dua Minggu anneth terus menerus mengirim pesan dan menelpon deven hampir setiap harinya. Nampak nya gadis itu diam diam telah jatuh hati kepada deven, namun hanya saja tak ada satu pun yang mengetahui perasaan itu.

"Kenapa sih? Orang dia cuman telpon lu doang juga" ucap tiyo yang sudah mulai jengah dengan kelakuan deven yang tanpa dia sadari itu mampu melukai hati anneth.

"Ganggu, gua gak suka ketenangan gua di usik" jawab deven sambil mengaduk ngaduk latte miliknya.

"Apa sih yang membuat anneth ternilai seganggu itu di mata Lo?"

Deven terdiam, dia tak menjawab pertanyaan tiyo. Seperti nya tiyo sendiri sudah benar benar jengah dengan sikap deven yang sejak dulu tidak pernah berubah.

"Dia cuman mau chat dan telpon lu Dev, itu aja gak lebih"

Deven masih saja terdiam, laki laki itu diam diam mencerna baik baik ucapan tiyo, meskipun ia terlihat masa bodo, tapi setiap kata yang sedang tiyo ucapkan saat ini itu berhasil masuk ke dalam telinga nya dan sukses mengusik kerja otaknya.

"Oke, semisalnya dia suka sama lu, itu hak dia dev, lu gak bisa memperlakukan dia seperti ini. Kalau lu gak mau dia ganggu lu, kasih dia pengertian. Jangan lu diemin, pelan pelan nyakitin dia kaya gini"

Deven terdiam, aktifitas tangan nya yang sedari tadi mengaduk ngaduk latte miliknya seketika diam tak bergerak. Ucapan tiyo itu sukses membuat deven tertegum diam tak berkutik.

Tiyo benar, dengan adanya deven yang seperti ini, itu hanya akan menyakiti anneth secara halus.

"Yang lu lakukan itu gak selama nya gak berdampak kepada orang lain Dev. Apa lagi mencakup masalah hati, itu akan terasa semakin sulit ketika lu mulai mencoba mengabaikan nya"

Deven benar benar berfikir kali ini, ucapan tiyo benar benar mengusik kerja otak nya saat ini. Deven benar benar tak tau apa yang harus ia lakukan saat ini.

Masalah seperti ini, cinta, perasaan, deven benar benar tak mengerti tentang hal itu, deven sama sekali tak pernah mengalami nya sebelumnya, dan ini pertama kali nya deven di buat gila oleh cinta.

*

Hujan kini turun begitu deras tak ada hentinya, untung saja saat ini deven sudah sampai di rumahnya sedari tadi.

Kini laki laki itu sedang berada di balkon kamarnya, menikmati hembusan angin malam dan menikmati cipratan cipratan air hujan yang menyentuh kulit putih nya.

Deven Cristian VeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang