4. pertolongan

1.4K 100 0
                                    

"Weh ven baru Dateng lu" ucap Clinton yang sedang asik berbincang bincang bersama friden dan William.

Deven pun duduk di bangkunya, lebih tepat nya di sebelah friden, dan menaruh tas nya di atas meja.

"Dev" panggil William.

Deven tak pengubris ucapan William, dia tau betul apa yang akan William katakan saat ini.

"Deven" panggil William kesal.

"Apaan sih?" Ucap deven menatap William

"Liat pr kimia" cengir william dengan wajah polosnya.

"Kebiasaan Lo" ucap deven kesal sambil merogoh tas nya "nih salin cepet"

Dengan sigap William pun langsung mengambil buku milik deven dan bergegas menyalin nya dengan cepat karna bel masuk sebentar lagi akan berbunyi.

Tak lama bel pun berbunyi nyaring di seluruh penjuru sekolah menanda seluruh siswa akan memulai jam pelajaran.

"Friden" panggil tiyo

"Yah?" Jawab friden menoleh ke belakang.

"Gua duduk sama deven dulu yah, lu ke belakang" pinta tiyo kepada friden.

Friden pun mengangguk menyetujui, kedua laki laki itu langsung bertukar tempat sebelum guru datang ke dalam kelas.

"Dev" panggil tiyo

Deven yang merasa terpanggil pun langsung menoleh ke arah tiyo.

"Anak baru itu cantik yah" ucap tiyo sambil menggoyang goyangkan pulpen milik nya.

"Hah?" Jawab deven tak mengerti.

Tiyo pun terkekeh melihat ekspresi deven yang kebingungan.

"Sini sini" ucap tiyo merangkul deven agar lebih dekat dengan nya.

"Namanya anneth, pindahan dari Manado" ucap tiyo sambil menatap deven di lengkapi senyuman jahil nya.

"Apaan sih Lo" ucap deven menghempaskan lengan tiyo dari bahunya "gak jelas amet"

"Ayolah, sampai kapan mau jomblo terus"

"Heh ngaca? Lu sendiri juga jomblo gesrek" jawab deven sedikit kesal.

"Heh gua itu sing-"

"Singleyang bermartabat,jomblo terhormat" ucap deven memotong ucapan tiyo "iya gua tau kok gua tau!" ucap deven sedikit kesal.

Tito terkekeh melihat ekspresi deven yang benar benar berhasil dibuat kesal oleh nya.

Tiyo pun menggeleng gelengkan kepala nya melihat tingkah deven. laki laki itu terlalu gengsi untuk jatuh cinta, dia terlalu gengsi untuk mengakui bahwa dia menyukai.

Tak lama guru pun datang memasuki kelas untuk melaksanakan pembelajaran.

*

"Haduh akhirnya bisa makan juga gua" ucap William menyenderkan badan nya di tembok.

"Mumet banget gua pelajaran kimia tadi, pecah kepala gua" ucap Clinton menggaruk garuk kepalanya.

Saat ini mereka berlima sedang berada di kantin, terduduk di kursi favorit mereka di bagian pojok.

"Eh den gimana si joa?" Ucap Clinton membuka topik pembicaraan.

"Nah iya bener, lu jadi nembak joa kan?" Ucap tiyo menyilangkan lengan nya di atas meja sambil menatap friden.

"Euu gimana ya" ucap friden resah sambil menggaruk garuk lehernya yang tak gatal.

"Jangan bilang lu takut lagi"

Deven Cristian VeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang